[chapter 25]-Keluarga.

94 5 0
                                    

Hari itu dipagi hari yang cerah menunjukkan jam sembilan Ryo baru saja pulang dari urusan pekerjaannya dengan beberapa dokumen yang ia bawa, walau ia berada dikeramaian dikereta bawah tanah tetap saja hati maupun pikirannya begitu kosong dan kesepian.

Walau sudah dibantu dengan berbagai musik diearphone Ryo, tetap saja pikirannya terus memikirkan soal pertengkarannya dengan Li sebelumnya. Ryo menghela nafasnya dan memijit dahinya sekalipun rasanya ia begitu frustasi.

Kenapa...kenapa aku harus meledakkan emosi ku padanya? Li...kau benar benar...seharusnya ia tidak pantas dibentak seperti itu olehku...

Bodohnya kau Ryo, pada akhirnya Li juga punya hak untuk melakukan apapun. Aku bukan apa apa, aku hanya teman dan rekan kerja. Tidak lebih! Kenapa kau harus mempelihatkan rasa cemburumu Kishimoto Ryo??

Hingga suara pengumuman menadakan sebentar lagi akan sampai distasiun Shibuya, Semua lamunan dan pikiran Ryo menghilang begitu saja dan segera bersiap-siap turun. Bahkan diperjalanan pulangnya wajahnya begitu murung terlihat jelas orang yang begitu depresi dengan pikirannya sendiri.

Bahkan dijalan Shibuya yang begitu ramai dan sibuk itu, beberapa wanita yang lewat dihadapan Ryo saja ragu untuk berkenalan dengan Ryo dan bertukar nomor ponselnya. Terlihat sangat jelas, Ryo memang seorang pria dewasa yang begitu tampan nan tinggi namun kini ekspresi wajahnya begitu depresi.

Menyadari semua hal itu, Ryo membelokkan langkahnya menuju gang sempit diantara gedung gedung tinggi itu. Tanpa banyak orang lewat Ryo merasa lebih tenang dengan kesunyian gang sempit, ia sudah tahu seluk beluk dan hafal mengenai gang sempit Shibuya menuju rumahnya.

Hingga Ryo memasuki salah satu distrik gang, ia berhenti melangkahkan kakinya berdiam ditempat. Ryo merasakan sesuatu yang tidak beres sama sekali tidak ada manusia disekitarnya begitu sepi dan sunyi. Namun anehnya, ia bisa merasakan energi kutukan terpancarkan begitu kuat.

Dengan mengontrol detak jantung Ryo, ia perlahan membalikkan tubuhnya. Tanpa rasa paniknya, dihadapan Ryo sudah ada sebuah mahluk kutukan tanpa pikiran apapun Ryo tahu mahluk ini adalah kutukan antara tingkat satu maupun spesial melihat dari energinya yang dipancarkan.

Ryo begitu berusaha untuk tenangkan diri dan tidak panik sama sekali, ia sama sekali tidak akan menyangka hal seperti ini akan datang dan tidak membawa senjata atau persiapan sama sekali hingga menyerang kutukan ini bukanlah opsi yang bagus.

Aneh sekali, kutukan ini sama sekali tidak menyerang. Rasanya ia datang dengan satu tujuan.

Kutukan itu masih berdiam, hingga Kutukan itu memberikan Ryo sebuah surat. Ya surat, yang dari depan Ryo bisa baca "hanya diperuntukkan untuk Nona Li, apa maksutnya..." gumam Ryo bingung dan gugup, hingga Ryo menerima suratnya dan kutukan itu menghilang secara sekejap.

"tsk, kutukan tingkat atas. Hanya untuk mengantar surat? Mungkinkah ini ulah...."

[Family]

"Ah...begitu..., jadi ingatanku kembali karna sesosok Kitsune??" Gojo berusaha mengerti walau ia sedikit tidak percaya dengan penjelasan Li mengapa tiba tiba saja ingatannya kembali.

"Tsk, Kau boleh saja tidak yakin dengan omonganku tapi lihatlah sendiri dengan hasilnya. Ingatanmu benar benar dikembalikan bukan?" Ujar Li sambil duduk dan berayun-ayun di ayunan taman itu, bahkan sorot matanya begitu sinis pada Gojo. Pada akhirnya Gojo menggeleng mengatakan bahwa ia percaya pada Li.

"Tapi...kalau boleh bilang.. Li hebat juga bisa melihat sesosok mahkluk Ayakashi bukan? Sangat jarang manusia diabad ini yang masih bisa melihatnya..." puji Gojo dan ikut duduk diayunan tepat disamping Li, bahkan Li menyadari Gojo tersenyum sambil menampakkan wajahnya memerahnya. Li hanya diam dan mengamati ia tidak merespon soal pujian Gojo.

Savior [Gojo Satoru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang