10-First Date?

11 1 0
                                    

Setelah bertemu Wenda dengan status yang sudah berbeda, Jino pergi ke ruang sekretariat band dengan langkah cepat dan tatapan tajam. Tak terduga, Jino langsung membalikan papan tenis meja yang tengah dimainkan oleh Fikri dan Reza.

"WOY APA-APAAN SIH LO JIN?!" bentak Reza emosi.

Jino semakin kesetanan karena dia menendang semua bola bahkan menginjak-injak papan tenis. Tak hanya itu, dia membanting gitarnya dihadapan anggota De Javu yang melongo melihat sikap Jino.

"Jin, jin, jin udah, udah woy, UDAH!" Fikri mencoba mencegah Jino dengan memegang kedua bahu sahabat yang sudah bersama dengannya sejak SMP.

Jino menggeram, tatapan menukik tajam dan nafas yang tersengal.

"AAARRGHHH!!!" pekiknya serak yang membuat anggota lain terperanjat kaget.

"Jin, tenangin diri lo dulu." Sean membantu Fikri di sisi satunya untuk menenangkan Jino dan membawanya duduk di bangku panjang.

Ketiganya menatap fokus dan prihatin pada Jino yang masih diambang emosional.

"Lo kenapa jin, hah?" tanya Sena merangkul Jino.

"Iya. Jangan dateng-dateng langsung kaya bom atom gitu dong. Coba tenangin diri lo dulu. Tarik nafas, terus buang perlahan," ucap Fikri memberi saran dan langsung di ikuti oleh Jino.

"Coba lo ceritain ke kita ada apa?" desak Reza to the point.

"Gue diputusin Wenda."

Ketiganya diam kemudian saling pandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiganya diam kemudian saling pandang. Hal itu mengundang tatapan Jino untuk menatap dengan heran.

"Kenapa pada diem?" tanya Jino serius.

"Ya udah ga kaget sih gue mah," cletuk Reza dan pernyataannya mendapat anggukan kompak dari Sean dan Fikri.

Jino terdiam.

"Lagian batu sih lo. Udah di bilangin di awal kalau si Wenda bukan cewek baik-baik," omel Fikri.

"Emang. Makanya pendapat sahabat itu efeknya pasti selalu manjur. Kena kan lo sekarang," tambah Sean yang memojokan Jino.

"Jin, emang dia mutusin lo kenapa?" tanya Reza.

"Ya katanya sih gue terlalu baik buat dia," jawabnya polos.

Ketiganya langsung menahan tawa.

"Itu sih lo nya juga yang goblok," balas Reza sembari tertawa tipis. "Alasan klise itu mah buat pelarian dia yang lagi selingkuh."

"Iya bener tuh. Lagian kan setahu gue kalau wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, ya gitu aja sebaliknya. Kalau dia ngomong bukan cewek yang baik buat lo, jelas kan kalau dia sendiri udah buka kedoknya sebagai cewe yang ga baik," ceramah Sean.

"Eh kalian bukannya nyemangatin gue malah mojokin gue gini sih," balas Jino jengkel. "Orang ya sahabatnya lagi galau tuh di kasih motivasi atau semangat kek, apa kek. Ini malah nambah beban pikiran gue aja."

THE SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang