17-Dilema

9 2 0
                                    

Author is back!

Sorry kalau kelamaan ga upload karena lagi burnout. But, author masih lanjutin ceritanya kok.

Happy Reading guys.

***

Hawa baru saja selesai mandi malam, ketika dirinya baru duduk di tepi kasur, ada notif pengingat berdering. 

Happy Birthday my sister 27!

Seuntai senyum pun terhias di wajahnya yang benar-benar fresh dengan rambut setengah basah, eits... jangan lupakan setelan piyama berwarna kuning.

"Time so fast," gumamnya tersenyum tipis.

"Pasti lo bakal ngetawain gue deh karena baru kali ini ada cowok yang hobi banget ngajakin gue jalan keluar. Ya walaupun alibinya sih karena masalah kerjaan," ucapnya sembari menatap layar ponsel berisi foto dirinya bersama seorang perempuan memakai baju SMA.

"Secara kita ini kan beda walaupun satu rahim," sambungnya tersenyum ketir. 

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Hana Hawa... selamat ulang tahun." Begitulah nyanyian sinkron dari para tamu dan kedua orang tua Hawa saat flashback ke 12 tahun ke belakang.

Saat itu, Hawa bersama kakak kandungnya, Hana merayakan ulang tahun bersama dengan pesta yang sederhana di rumah mereka. Mereka bukan kembar, tapi tanggal lahir mereka sama. Mereka terpaut usia 2 tahun.

Kedua orang tua mereka yang saat itu belum berpisah, mencium pipi mereka dengan penuh kasih sayang, disaksikan oleh saudara, tetangga dan teman sekelas mereka. 

Setelah potong kue, pesta pun di mulai dengan para tamu yang dipersilahkan mencicipi hidangan prasmanan di halaman belakang atau memberi kado lebih dulu.

Entah mengapa saat itu, ekspresi mereka berbeda di hari yang bahagia. Raut wajah Hana begitu sumringah saat menerima banyak hadiah dari teman maupun saudara, sedangkan Hawa hanya berdiri agak belakang dan hanya mengamati sembari tersenyum ketir. 

"Selamat ya Hana, kamu cantik banget sih hari ini," puji Ibu tetangga sembari memberikan kado.

"Terima kasih Bu Romlah kadonya," jawab Hana ramah. Dari awal memang senyum Hana tak berubah, selalu mengumbar senyuman manis dan indah. Apalagi dia memiliki mata yang ketika tersenyum, berbentuk smile atau sering dijuluki eye smile.

Sedangkan Hawa?

Hawa berpaling muka dan membuang nafas berat setelah dia tak tahan karena berdiri seperti patung pajangan, padahal dia juga berhak menerima hadiah.

Mengingat kejadian itu membuat Hawa hanya menghela nafas. Dia terlihat mengambil sweater rajut perpaduan kuning dan hitam, memakai kerudung bergo hitam dan berjalan keluar kamar, tepatnya rumah. 

Entah langkahnya ingin ia bawa ke mana, tapi di depan sana ada tukang nasi goreng mangkal. 

"Bang pesen nasgornya satu yang pedes, pake telor dua ya."

"Oke neng tunggu dulu ya," jawab abang tukang nasgor yang sedang membuat 1 porsi nasi goreng.

"Mana orang yang mesen, Bang?" tanya Hawa.

"Katanya sih mau ngambil duit dulu di rumahnya."

"Eh bang gue bilangin nih ya, itu tuh jangan-jangan dia keburu kabur bang karena ga bawa duit."

"Ih masa sih neng?"

Hawa mengangguk.

"Ah tapi masa ganteng-ganteng gitu tukang tipu. Apalagi dia kan baru aja pindah ke RT ini, neng."

THE SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang