5-Radar itu mulai muncul

22 4 0
                                    

Ini sih tidak ada bedanya dibanding di Korea, pikir Yeon Jun selama safari kampus dengan memandang para staff yang menyapa dirinya dan Ji Hoon dengan ramah.

"Em, permisi." Tiba-tiba Rein menghampiri Yeon Jun bersama dengan kedua temannya, Siska dan Rose.

"Selamat datang di Athena, perkenalkan saya Reina biasa di panggil Rein," salamnya dengan mengulurkan tangan sembari tersenyum manis.

Yeon Jun membalas uluran tangan Reina. "Yeon Jun."

Reina juga bersikap demikian pada Ji Hoon. Sementara kedua temannya di belakang menatap sendu penuh kagum pada kedua visual Ji Hoon dan Yeon Jun.

"Sen, lo di panggil tuh sama Bu Najwa ke ruangannya," ucap Reina.

"Lah gimana sih? Kan safari nya belum selesai."

"Mana gue tau. Atau biar gue aja yang gantiin posisi lo. Gue kan udah cukup lama di sini, jadi aman lah lo tenang aja."

"Oh ya udah kalau gitu. Em, punten yak saya teh pamit dulu. Semoga kalian berdua teh betah sama lingkungan sini," ucapnya tersenyum palsu.

"Udah sana buruan," suruh Reina dingin, kemudian raut wajahnya berubah tersenyum ketika menatap Yeon Jun. "Em, mari Yeon Jun dan Ji Hoon kita lanjutkan lagi safari perusahaannya," jawabnya ramah.

Yeon Jun mengangguk dengan membulatkan matanya beberapa detik kemudian berjalan beriringan bersama Reina, sementara Ji Hoon ikut di belakang.

"Oh iya kamu kok bisa fasih banget bahasa Indonesia sih?"

"Oh iya kamu kerja di bidang jurnalis udah lama? Wah pasti prestasi kamu udah banyak makanya bisa di pindah ke sini. Tapi itu adalah keputusan yang bagus banget, soalnya kita kekurangan karyawan, apalagi karyawan yang semultitalenta kaya kamu."

Ocehan Reina hanya angin lalu bagi Yeon Jun.

Aku pikir dengan pindah ke sini, aku bakalan bebas. Tapi ternyata sama saja. Mereka semua sama. pikir Yeon Jun dengan muka datar.

Sampailah mereka pada kantin dalam perusahaan yang menyajikan aneka masakan nusantara dari makanan berat sampai ringan.

"Oh iya apa ada makanan Indonesia yang kalian suka?" tanya Reina.

"Nasi goreng," jawab Yeon Jun dengan binar matanya menatap tenan dengan tulisan "nasi goreng" di antara menu masakan lain.

"Kalau Ji Hoon?"

"Aku juga sama."

"Kalau begitu bagaimana kalau kita makan nasi goreng bersama? Kalian pasti lapar, kan?"

"Em..."

"Ga juga," potong Yeon Jun pada saat Ji Hoon ingin menjawab. "Kami sudah kenyang karena sebelumnya sudah makan di bandara," jelasnya berbohong.

"Oke kalau begitu setelah ini mau ke mana? Apa mau ke ruang VIP Bu Najwa atau..."

"Kami mau mencari udara segar di luar sebentar."

"Em ya sudah kalau gitu..."

"Em... saya dan Ji Hoon butuh ruang privasi jadi kamu sudah cukup mengantar kami sampai sini, terima kasih," balas Yeon Jun dan langsung berbalik meninggalkan Reina yang tengah tertegun shock.

"T-tapi Yeon Jun..." cegah Reina tapi hanya di mulut, dia sebenarnya tak berani terang-terangan pada Yeon Jun yang baru dia kenal. "Duh bodoh banget sih gue. Harusnya kan pelan-pelan dulu jangan buru-buru gini dong. Jadi kabur kan dia," gerutunya kesal menatap punggung Yeon Jun yang perlahan menjauh dari pandangannya.

Bersama dengan Ji Hoon, Yeon Jun berjalan cepat lebih dulu dengan muka yang sudah badmood.

"Sebenarnya kau pasti lapar, kan?" tanya Ji Hoon sembari mereka tetap berjalan entah ke arah mana.

THE SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang