Ketika masih dalam sekapan, Hawa teringat salah satu adegan anime.
Oh iya di anime Bleach ada adegan Miyako disekap kaya gini juga
Hawa menendang bagian sensitif pria tersebut dan berhasil lepas dari sekapan dan langsung melarikan diri sembari berteriak serak ketakutan.
Berandal itu menahan perih sembari memegang bagian sensitif. Tapi dia tetap berusaha mengejar Hawa.
Hawa berlari menyusuri jalanan sempit.
"Mampus gue!" Gumamnya pelan ketika mendapati berandalan itu masih mengejarnya.
Hawa berusaha kuat untuk berlari meskipun nafasnya sedang di ujung tanduk karena dia belum pernah merasakan lari sejauh dan sekencang ini.
Sampailah Hawa di jalan yang lumayan besar. Namun di luar dugaan ada rekan seprofesi yang tiba-tiba muncul dan mencegat Hawa.
"Argh lepasiiiinnn!" Pekik Hawa serak.
Berandal yang satu ini gayanya paling beda dibanding sebelumnya. Dia parasnya putih, tampan, tapi tetap memiliki tato di kiri kanan lengannya yang berotot.
"Bang please saya ga punya apa-apa sumpah. Uang kosan saya aja udah nunggak tiga bulan. Ibu saya di kampung juga belum transfer, terus belum gajian juga," ucap Hawa panas dingin ketika leher dan lengannya di kunci dari belakang.
Please, ya Allah tolong hamba. Hamba ga mau mati konyol, soalnya hamba masih ada utang nasi uduk ke Inong, pikir Hawa.
"Ha, ha gercep juga Lo... Argh!" Berandal berkumis tebal itu tersungkur saat ada yang menendangnya dari belakang.
Bugh!
Tangan nya langsung membogem mentah pipi kiri berandal tampan hingga tangannya terlepas dari Hawa.
Mata pandang tajam dengan ujung mata yang sayu, pemilik mata itu adalah Yeon Jun.
Bugh! Bugh!
Yeon Jun tak kasih sedetik pun berandal itu membalas, ia terus memukulinya dari wajah hingga perut.
Sedangkan Hawa terpaku melihat perkelahian itu sampai dia lengah dan tas nya di jambret oleh berandal berkumis tadi.
"HEH KEMBALIIN TAS GUEEEE!" Pekiknya serak menunjuk berandal berkumis yang berlari menuju jalan sempit tadi.
Di satu sisi Yeon Jun terkena bogem mentah di pipi sebelah kirinya hingga dia kali sampai dia akhirnya mendapat serangan balik bertubi tubi hingga tersungkur.
"Gue baru tau kalau jalanan sempit gini ada juga rumah," ucap Jino ketika tengah berjalan di gang sempit karena motornya ga muat, jadi terpaksa dia jalan menuju rumah teman 1 band nya.
"WOOOYYY KEMBALIIN TAS GUE BERANDAL!!!" teriak Hawa melengking.
Jino mendengar suara itu dan menoleh ke belakang. Dia lihat ada berandal yang berlari membawa tas kecil.
Tiba-tiba Jino meluruskan kakinya ke samping dengan wajah santai dan seperti dugaannya, berandal itu tersandung dan terjatuh dibawahnya.
Kaki kanan Jino langsung menginjak bahu si berandal ini.
"Lo copet ya?" Tanya Jino santai.
"Dia copet, preman dan predator juga tuh!" Tunjuk Hawa dengan nafas tersengal dan langsung menarik tas nya.
"A-ampun g-gue khilaf."
"Yeee khilaf-khilaf," cletuk kesal Hawa. "Nanti di ulangin lagi. Udah-udah bawa aja ke kantor polisi."
"Jangaaaaann ampun, ampun, ampun. G-gini deh, g-gue janji ga akan kaya gini. Kalau perlu gue jaga keamanan kampung ini aja deh."
"Lo mabok yak? Yang ada juga kampung ini malah kagak aman, ngerti ga?!" Gertak Hawa yang membuat berandal berkumis itu meringkuk ketakutan karena percis suara lengkingan Hawa menusuk gendang telinganya, bahkan Jino pun ikut terganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIGN
Teen FictionChoi Yeon Jun, seorang trainee yang mendadak berubah sikap dan emosionalnya ketika bermimpi bertemu dengan seorang gadis misterius. Pertemuan itu nyata dia rasakan dan seperti game petualangan cinta. Dia tidak tau kelanjutan kisahnya dalam mimpi. Na...