Setelah mengobrol dengan Firman, Yeon Jun berjalan murung, tengah memikirkan sesuatu. Sampai dia baru melihat Hawa yang sudah berdiri memerhatikannya di depan.
"Lama menunggu ya?" tanya Yeon Jun sembari melempar senyum.
"Ga juga sih. Emang tadi ngobrol apa aja?"
"Ngobrol biasa sih."
"Soal apa?"
"Ya soal kamu." Pernyataannya itu membuat Hawa menatapnya semakinn serius, tapi disitulah letak lucunya menurut Yeon Jun sampai dia menahan senyum.
Saat senyum, Yeon Jun juga menatap lekat Hawa yang membuat wanita itu memalingkan muka di akhir.
"Ga usah bercanda deh, gue serius tau," gerutu Hawa cemberut.
"Intinya... Ayah kamu berpesan bahwa kamu harus selalu bahagia dimanapun kamu berada bersama dengan laki-laki yang tepat."
Hawa hanya mengangguk paham meski tak menatap Yeon Jun.
Dan mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, menyusuri jalanan protokol yang ramai.
"Hawa."
"Hem?" Hawa masih tak menatap Yeon Jun. Entah rasanya pandangannya berbeda ketika perkataan Yeon Jun padanya setelah ngobrol dengan Firman.
"Saya tau, Ayah kamu sudah pisah dengan Ibu kamu. Apa itu yang buat pandangan kamu berbeda ke dia?" Yeon Jun menoleh dan menatap Hawa nanar.
"Semua anak perempuan itu perlu sosok laki-laki untuk menjadi pelindung karena itu fitrahnya. Apalagi cinta pertama seorang anak perempuan ada di Ayah mereka. Pandangan mereka soal pria itu tergantung bagaimana mereka diperlakukan oleh Ayah mereka."
"Kamu sedih karena cinta Ayah kamu sudah ga ke kamu lagi?"
"Bukan. Ini bukan soal perpisahannya atau cintanya yang udah ga kaya dulu lagi." Hawa mulai menghela nafas. "Tapi..."
"Awas!" Yeon Jun membawa Hawa menepi untuk menghindar dari seseorang yang tengah mengendarai sepeda di bahu jalan.
Badan Yeon Jun yang tinggi, bak perisai untuk Hawa yang lebih pendek darinya. Posisi Yeon Jun terlihat ingin memeluk Hawa tanpa menyentuh.
Tatapan itu kembali bertemu dalam beberapa detik penuh nanar.
"Oh!" Yeon Jun mundur menjauh. "M-maaf ya, saya ga bermaksud."
Hawa mengangguk, "iya udah jangan minta maaf mulu, berasa lebaran setiap hari," guyonnya mencairkan suasana.
Yeon Jun tersenyum dan mereka melanjutkan perjalanan lagi.
"Ayah kamu itu baik ya," ungkap Yeon Jun.
"Lo baru ketemu dia beberapa jam. Jadi jangan langsung klaim."
"Tapi walau dalam kondisi apa, pun kita tetap jadi anak kandungnya dan dia adalah Ayah kita. Karena ga ada yang namanya mantan Ayah dan anak, kan?"
"Lo bisa ngomong gitu karena lo mungkin berasal dari keluarga cemara."
"Apa itu keluarga cemara?" tanyanya menyipitkan mata menatap Hawa.
"Intinya sih kaya keluarga yang harmonis gitu lah pokoknya."
"Tapi setidaknya kamu beruntung masih punya Ayah kandung walau sudah pisah. Ga seperti saya."
"Maksudnya?"
"Ayah saya sudah lama meninggal saat saya berusia enam tahun."
Mereka berhenti berjalan.
"Oh m-maaf ya, g-gue ga tau. Soalnya kita kan juga baru kenal," ungkapnya tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIGN
Подростковая литератураChoi Yeon Jun, seorang trainee yang mendadak berubah sikap dan emosionalnya ketika bermimpi bertemu dengan seorang gadis misterius. Pertemuan itu nyata dia rasakan dan seperti game petualangan cinta. Dia tidak tau kelanjutan kisahnya dalam mimpi. Na...