Part 12 : Rangkulan

8 3 0
                                    

h u g

.

"Tapi 'kan belum nemu kak."

Viqri menggeleng pelan, "Resiko, kita sudah memberi kamu waktu sepuluh menit." Flo langsung berlari menuju lapangan utama dengan hati gelisah.

Mereka yang sedang rebahan di lapangan utama pun serempak menoleh ke arah suara yang datang.

"Eh gimana-gimana? Udah dapet Flo?." Tanya Ona sambil duduk dan melihat Flo yang sedang menarik nafasnya.

"Aku belum nemu, gimana dong." Balasnya dengan raut muka tertekuk.

Mereka serempak melongo. "Hah, serius?," Tanya Juni yang ekspresinya tak berbeda dari ke-empat temannya.

"Masa sih? Lo udah bener-bener nyarinya?" Tanya Rain dengan muka terheran-heran.

Flo menghela nafas, "Ya udah lah, orang gak nemu gimana lagi."

"Em, sabar ya nanti pasti ada solusi dari panitia." Ucap Ona menenangkan.

Mereka mengangguk setuju.

"Seluruhnya, siap grak!." Dari arah yang tak disangka-sangka Eric datang dengan baju setelan PDL yang lengannya digulung sebatas siku. Serta scraft berwarna kuning lemon bercampur putih, serta abu-abu melingkar di kening bersihnya.

Mereka langsung siap sedia, berbaris.

"Ada yang belum dapat?" Tanya Eric dengan air muka serius. Bersamaan dengan munculnya Viqri dan Faqih dari belakang. Renata dan Aina ntah kemana.

Mendengar pertanyaan tersebut Flo lantas mengacungkan tangannya, "Siap, saya kak."

"Kenapa?"

Flo yang ditanya seperti itu pun gelagapan sendiri. "Tidak menemukannya kak, entah balok tersebut terletak dimana."

"Mana mungkin?" Kening Eric mengernyit bingung sambil menoleh kearah dua temannya itu.

"Kita udah letakkan disana pas untuk lima anak, nggak mungkin nggak ada." Ucap Viqri sambil mengutak-atik tongkat kayu yang sempat ia ambil tadi.

"Hampir subuh, masa ilang kak?" Ucap Eric sambil menatap awan.

Viqri mengusap dagunya berpikir. "Nggak mungkin hilang, siapa yang ambil?," Jawabnya dengan menyilangkan tangan didepan dada. "Oh, atau jangan-jangan ada yang ambil dua?." Tudingnya dengan mata menukik tajam.

"Siapa yang ambil dua?" Tanya Eric kembali menatap peserta. Peserta sudah panas dingin dengan keringat yang mengalir. Hati mereka pun dirundung rasa gelisah.

"Kalo ada yang tanya itu dijawab." Faqih mulai mengeluarkan suaranya yang tersumbat itu.

"Iya, kalian itu nggak punya mulut apa gimana?!" Ucap Viqri dengan nada naik satu tingkat.

"Siap kak, tidak ada." Jawab Ona yang kebetulan baris didepan.

"Apanya yang nggak ada?"

Ona hampir menggaruk kepalanya yang tak gatal, namun ia tahan. "Siap, tidak ada yang mendapat balok dobel."

"Coba mana buktinya."

Mereka berlima merogoh saku training lalu mengeluarkan balok tersebut, diangkat tinggi-tinggi kecuali Flo tentunya.

"Lalu? Bagaimana dengan keadaan teman kalian. Emang kalian gak sedih? Kalian ini datang kesini buat apa sih? Seneng-seneng? Enggak! Disini kita diajari tentang apa arti persahabatan, persaudaraan. Gimana coba, kalian nggak mikirin perasaan teman kalian?" Ucap Viqri mulai mengeluarkan pidatonya dengan air muka serius.

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang