Part 30 : Camping With Abang's Friend

9 2 0
                                    

- o o o n a -

Ona sudah sampai dihalaman rumahnya. Motornya sudah ia standar tapi gadis itu belum beranjak dari motor maticnya.

Ia sibuk memandangi wajah di spion motor. Wajahnya merah padam sebelah.

"Nggak nyangka, cuma berdiri beberapa menit gosong sebelah." Monolognya memperhatikan sekali lagi.

"Sampe gosong sebelah loh, ih!" Gadis itu mengambil plastik putih yang berisi es, lalu ia beranjak memasuki rumah.

"ONA PULAAANG!" Teriaknya. "Assalamu'alaikum!" Salamnya langsung membuka pintu yang tidak terkunci.

"Waalaikumussalam." Jawab seseorang dari dalam. Rupanya Abang.

"Lho udah balik Bang?."

Raka menoleh, mengalihkan pandangannya dari televisi ke arah Ona yang berdiri dibelakang sofa. "Belum. Ya udahlaaah." Ketusnya.

"Biasa aja kali." Balas Ona sambil meletakan kantong plastik diatas meja. Raka langsung bangkit dari senderan sofa menyambar plastik yang baru saja di letakkannya.

"Minta ya satu." Tiba-tiba senyum laki-laki dua puluh tahun itu merekah melihat es campur dibalik kantong plastik tersebut. Sedangkan Ona memandang Abang sinis.

"Satu kantong lima juta. Transfer sekarang." Balas Ona.

Raka berhenti menyedot es campurnya. "Oke."

"Beneran lima ju-"

"Lima ribu lah, es campur begini kok." Katanya dengan santai.

Ona memutar bola matanya dengan malas, "Bunda mana?."

"Ngalas kali, dari tadi Abang pulang udah kosong ni rumah." Balas Raka tanpa menoleh sedikitpun dari televisi.

Ona bangkit dari duduknya melangkahkan kakinya menuju lantai dua untuk mengganti pakaian. Ia kembali turun dengan celana pendek selutut dan kaos oblong panjang berwarna merah jambu, tak lupa dengan rambut yang di cepol asal-asalan.

Kebiasaan buruk Ona.

Raka terlihat sedang bertelepon dengan seseorang melihat Adiknya sekilas sambil geleng-geleng kepala.

"Iya siap, start dari rumah jam dua-an biar nggak kemalaman sampainya."

"Waalaikumussalam."

Beberapa kata yang Ona dengar dari Abangnya.

"Siapa tuh?." Ona memang mempunyai jiwa kepo tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.

"Temen," Jawabannya kembali duduk. "Nanti ada tamu kelabakan." Lanjutnya. Maksud dari Raka adalah pakaian yang di kenakan Ona terlampau santai seperti dipantai. Auroranya terlihat begitu saja. Raka sih tidak masalah, tapi nanti kalau ada tamu tiba-tiba nyelonong bagaimana?.

Raka pun tidak bosan untuk mengingatkan. "Ya semoga aja enggak Bang." Balas Ona.

"Biasain pake training panjang aja," Ucap Raka sambil menggerak-gerakkan jarinya diatas handphone. "Kasian banget kalo ada tamu berasa lari dari saiton yang terkutuk." Kekeh Raka sambil geleng-geleng mengingat tingkah Adiknya.

"Itu salah tamunya si Bang main masuk aja, dasar!." Gerutu Ona sambil menyedot es campurnya.

"Eh, Abang mau camping besok." Ucap Raka tiba-tiba.

Ona refleks memandang wajah tampan Abangnya itu, tapi ketampanan itu tertutup oleh kejahilannya. "IKUUUT!"

"Lho Abang nggak ngajak kamu," Ledek Raka sambil tersenyum jahil.

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang