Part 7 : Pemberangkatan

17 3 0
                                    

— l i e f d e v o l l e  a m b u l a n c e —

Pagi ini adalah keberangkatan Ona bersama sembilan --- ralat, dua belas orang yang tak lain para anggota SBH dadakan.

Mereka akan segera melaksanakan persami khusus untuk PTKU atau Pengambilan Tanda Kecakapan Umum tingkat Bantara.

Usai sudah selama satu minggu penuh mengerjakan syarat-syarat kecakapan umum yang lumayan, ah lebih ke menguras otak sih.

Ona baru saja sampai didepan gerbang SMA Bhayangkara. Terlihat ransel-ransel lumayan besar tergeletak sudah kumpul semua dihalaman depan, tanpa ada pemiliknya. Ya, dengan aneka ragam kehebohan dan keribetan, bahkan sampai kerumitan ia temukan disini.

"Ayoyo, kasian sekali Grandis ini gak ada yang bantuin bawa kayu, meh meh aku bantuin" sapa laki-laki dengan pawakan tinggi itu saat melihat Ona yang datang dengan barang-barangnya.

"Thanks Jun" ucapnya sambil tersenyum meletakan ransel yang lumayan besar di samping tas teman-teman.

"Sebagai cowok terganteng aku sampaikan you're welcome" balas Juni dengan muka tengilnya.

Ona memutar bola mata dengan malas, "serah deh, btw temen-temen pada dimana?"

"Ada di ruang ekskul pramuka, lagi ambil tenda paling" jawabnya sambil meletakan kayu bakar milik Ona digabung dengan yang lain.

"Lah terus nape kamu masih disini? Gak bantuin yang lain?" Tanya Ona heran, sedangkan Juni hanya mesem-mesem tidak jelas.

"Kampret! Hey malah senyam-senyum kayak orgil!" Lanjut Ona nge-Reff.

Juni tersentak sedikit melihat wajah Ona. "Sebenernya aku ini, abis ngambil tenda noh, aku liat kamu belum dateng gue tungguin deh" benar, dia tak bohong baru saja ia membawa beberapa ransel tenda.

"Ooh, yaudah yuk lah nyusul mereka" ajak Ona yang diangguki oleh Juni.

"Gas--- lah itu mereka"

Ona mengikuti arah pandang Juni dan melambaikan tangannya kearah para cewek-cewek yang ia lihat membawa beberapa perlengkapan.

"Hai Ona, baru dateng?" Sapa Aina sambil mengulurkan tangannya.

Ona membalas jabatan tangan dari Aina. "Ah enggak, tadinya mau nyusul kalian malah udah dateng duluan"

Aina mangguk-mangguk paham, Ona pun menyalimi satu persatu temannya.

"Gula lama bener dan kamu nyampenya? Nyebrang laut dulu?" Kekeh seorang gadis dengan rambut dikepang dua, terlihat manis diwajahnya.

"Eh mbak hujan, aku mah gak cuman nyebrang, naik gunung Everest juga aku." balas Ona dengan candaanya.

"Ngeri, pasti dingin ya? Kayak sikap dia?" Lagi-lagi Rain dengan sabdanya.

"Apaan dih? Cowok kamu dingin ya kayak lagunya Indila ya?"

"Apaan bawa-bawa lagu kesayanganku?" Cowok dengan kulit putih dan muka jutek itu membalas ucapan Ona.

"Ngaku-ngaku dih, dasar Ayip!" Ledek Ona yang mengundang tawa teman-temannya.

"HAHAHA, cowok aku lebih dingin dari gunung Everest Dis, apalagi lagunya Indila, gak ada apa-apanya" Rain mendudukan dirinya di pilar pinggiran halaman.

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang