Part 40 : One Day With Alia

7 2 0
                                    

- o n a -

Menginjak Minggu kedua liburan kenaikan kelas. Hari-hari di lewati dengan penuh canda tawa, karena seorang Tectona Grandis adalah definisi perempuan dengan segala cekikikannya, Ya walau ada galau-galaunya sedikit. Karena di galau-galaukan.

Gadis tersebut duduk di kursi belajarnya yang baru saja ia pindah menjadi menghadap jendela, dulu tempat belajarnya di pojok ruangan. Karena Ona ingin mencari suasana baru jadi ia pindah menghadap jendela yang menampilkan halaman rumah, jalanan, beserta pepohonan, tanaman yang menjadikan suasana sejuk, damai, tentram, sejahtera.

Tangan kanannya memegang pensil 2B yang ia temukan di kolong kasur, menghadap handphone yang menampilkan wajah seseorang. Ah, untung saja dia masih punya pensil. Ya walau sudah sangat pendek tapi tidak membuatnya kehilangan niat dan semangat untuk menggambar.

Ona baru sadar, ia sudah hampir tidak pernah menggambar, terakhir hanya tugas kelas 10. Kali ini beda, sekali gambar malah menggambar yang, ekhem membuat mood naik untuk selalu menatap hasil coretannya dibuku gambar.

Jangan mulai deh! Batinnya.

Ona kembali tersadar, ia kembali mencoret-coret sketsa wajah yang menjadi objek nomor satu di netra gadis itu. Semenjak perkemahan Saka Bakti Husada beberapa bulan yang lalu membuat Ona sering senyum-senyum sendiri kehabisan obat.

Tapi Ona senang, ada sesuatu yang membuat hidupnya tidak monoton, ada kalanya galau karena melihat story Instagram dia bersama kekasih?. Dan ada juga yang membuat gadis itu terpekik kegirangan saat dia meng-upload fotonya sendiri, seolah tidak pernah sadar bahwa dia sudah bersama orang lain.

Aish, kenapa jadi membahas tentang ini?

Tidak apa, yang penting 'kan belum punya istri, he-he. Kata tersebut yang selalu menerbitkan kembali bulan sabit diwajah gadis itu.

Terkadang Ona berpikir, semisal aku nggak pernah ketemu dia gimana ya? Hidup ini gimana? Ona penasaran deh.

Oke, Ona mau di anggap budak cinta atau apapun yang berhubungan dengan cinta-cintaan tidak apa. Lagian asyik tau, ada kesan tersendiri.

Ting!

Suara notifikasi handphone didepan yang jangan lupa masih menampilkan seseorang remaja laki-laki dengan seragam pramuka lengkapnya. Gadis itu tersenyum lagi. Ona segera melihat notif tersebut.

Alia Ayangnya Aflan : WOIIII, ONA AKU PUNYA REKOMENDASI TEMPAY WISATA. KITA BERDUA

Satu hal yang memang bisa membuat awet muda saat chatingan bersama Alia. Senyum terus sih sama typingannya. Tempay? Apa itu.

Ona segera mengetikan balasan.

Ona : dimana?

Mereka berdua memang punya sejuta wacana untuk berlibur bersama. Namun sampai saat ini tidak ada yang mereka lakoni.

Alia Ayangnya Aflan : kebun teh
Alia Ayangnya Aflan : AYOOOOOKKK!!!
Ona : wih keknya asyik, jauh nggak?
Alia Ayangnya Aflan : no no no, nggak besok ya Na?
Ona : eh? Dadakan banget kek tahu bulat aje
Alia Ayangnya Aflan : ya nggak papa lah, beneran nih
Ona : ayook lah, mumpung masih libur
Alia Ayangnya Aflan : OJE SIAAOOOO!!!
Ona : duh, plis belajar duou ngetiknya
Alia Ayangnya Aflan : HAHAGAGAGGA, ONA TYPOOO!!!!

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang