Part 14 : Cowok Ganteng spek 'Ona'

6 3 0
                                    

- t e c t o n a -

Sore ini, mereka para peserta PTKU sudah menuruni bukit Promasan, mereka sudah sampai didepan gerbang SMA Negeri Bhayangkara.

"Alhamdulillah..." Mereka duduk-duduk di pagar pendek depan pos satpam. Ada yang tiduran didalam pos, ada yang mampir ke warung depan sekolah, ada yang sedang sibuk mencari angkot, sangat beragam jenis manusia-manusia ini.

"Duluan ya!" Ucap Eric dan Faqih yang kebetulan membawa motor dan dititipkan di sekolahan.

"Asiyap! Hati-hati Ric, Qih!" Balas mereka dan diacungi jempol oleh keduanya.

Ona sendiri sedang memesan pentol sembari menunggu abangnya menjemput.

"Pedes nggak neng?" Tanya bapak tukang pentol keliling.

Ona mengangguk, " Iya pak, komplit pokoknya."

"Siaaap!" Ona berdiri sambil menatap tangan trampil bakul pentol yang sedang membuat pesanannya. Sesekali gadis itu menatap jalan takut bang Raka sudah sampai.

Tin tin

Klakson motor abangnya sudah menunggu dipinggir jalan sana.

"Na! Abang beliin!" Ucap seseorang yang baru saja menstandar motor maticnya dengan setengah berteriak.

Ona mendengus sebal, "Berapa bang?" Teriak Ona mengundang tatapan dari berbagai macam pihak, tapi gadis itu tidak peduli.

"Terserah."

"Dih, kenapa Abang jadi pake bahasa cewek?" Gumam Ona sambil memesankan pentol abangnya.

"Nih neng."

Ona yang sedang bercermin di kaca warung didepannya pun tersadar. Dia merogoh saku celana PDL yang ia kenakan, menyerahkan satu lembar uang berwarna ungu.

"Makasih pak!" Ucapnya sebelum berlari menyebrang jalan menuju laki-laki yang sedang menunggunya.

Tin tin!

"Eh!" Ona langsung berlari kepinggir jalan saat melihat motor sejenis milik abangnya yakni Honda CB1505R melintas dengan cepat dengan roda belakang memutar terseok-seok.

Ciiit

Seperti itulah kiranya suara rem yang berusaha ditarik oleh empu yang mengendarainya.

Cowok yang mengendarai motor tersebut langsung turun berlari kearah Ona.

"Sorry! Nggak pa-pa 'kan?" Tanya cowok dengan seragam pramuka lengkap berbalut jaket melekat dibadan tegapnya.

Ona masih setia menatap manik mata hitam legam sambil menghalu milik orang didepannya ini disadarkan oleh Raka dengan menyenggol lengannya.

"Oy! Ditanyain!"

Ona langsung menormalkan tatapannya. "Eh iya, nggak pa-pa."

"Maksudnya yang kayak gini Ya Allah" batin Ona sambil bersorak gembira dalam hati.

Cowok itu mengangguk-angguk sambil berbalik menatap motonya diujung sana. Dia mengusap kepalanya, yang ternyata masih tertutup helm full face -nya.

"Eh? Aku goblok banget!" batin cowok itu merutuki dirinya.

Ona dan Raka yang kebetulan berdiri berdampingan pun tampak menahan tawanya. Apalagi Raka yang terlihat mencubit keras lengan Ona.

"Kenapa si bang?!" Gerutu Ona sambil merengut menatap Raka.

Laki-laki yang diketahui hampir saja kecelakaan pun hanya melihat interaksi mereka sekilas.

"Ban-nya bocor apa gimana mas?" Tanya Raka mengesampingkan tawanya.

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang