Part 23 : Ling-Ling TG atau Phi Kang Shuang?

9 3 0
                                    

— g r a n d i s —

Saat ini Ona sedang duduk didepan tulisan 'Balai Budaya' yang terpampang besar nan gagahnya.

Tangannya memegang Pin garuda membolak-balik sebelum dikembalikan. "Punya kamu?," Tanya Ona sambil menyerahkan Pin segi lima kuning itu.

Cowok yang duduk tak jauh disampingnya itu menolehkan kepalanya. Wajah tampannya sekarang terpampang jelas di penglihatan Ona.

Gadis itu menelan ludah sendiri. Kalau di sinema-sinema elektronik mungkin ini adalah adegan 'eye contact' dan biasanya memakai soundtrack romantis.

Tiba-tiba cinta datang kepadaku...
Kuharap dia rasakan yang ----

Ona menggelengkan kepalanya cepat untuk menyadarkan dirinya. 'Bukan aku, ini bukan aku!' pekiknya dalam batin.

"Ketemu dimana?." Suara tenangnya menyapu lembut indra pendengaran Ona.

"Didepan teras. Cuma nebak aja si, soalnya 'kan kamu abis dari sana."

Arsyid --- cowok itu menganggukan kepalanya paham. Ona jadi teringat malam kemarin.

"Kamu?!." Ona memekik tertahan saat mengingat manusia didepannya ini.

Cowok itu hanya terkekeh geli melihat kedua bola mata coklat milik Ona mendelik. Hem, tidak cocok dinamain mendelik sih, terlalu kecil.

"Kamu yang bikin aku jatuh!." Lanjut Ona saat mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Ia jatuh karena berpapasan dengan cowok didepannya ini.

"Jatuh apa nih? Jatuh sakit apa jatuh hati?." Ledek cowok itu sambil tersenyum geli.

Ona mendengus sebal. "Dua-duanya! --- eh?."

Ucapannya sukses membuat cowok itu tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi lawan bicaranya.

"Berarti kamu jatuh dari motor karena jatuh cinta gitu?," Ledek cowok dengan rambut tak lurus-lurus amat itu. Rambutnya di biarkan berantakan akibat angin.

Ona mendelik lucu, "Pede banget sih!." Dengus Ona mengalihkan pandangannya.

"Harus dong, Tectona Grandis."

Mendengar namanya disebut Ona langsung kembali menatap wajah bersih itu. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis. "Tau nama aku dari mana?."

Dia menghela nafas pelan, "Dari mana aja, aku punya banyak koneksi."

Ona menaikkan alisnya tertarik, "Oh ya? Berarti kamu nyetalking aku gitu?. Oh aku tau kamu pasti tau dari Ditya 'kan?." Cerocosnya dengan menaik-turunkan alisnya.

"Ditya itu 'kan anak buahku, terserah aku dong mau nanya soal kamu. Lagian kebetulan banget Ditya kenal sama kamu."

Ona tergelak, "Nah 'kan keliatan banget mau cari tau tentang aku."

"Pede amat kak."

"Harus dong, ... Namanya siapa sih? 'kan aku jadi kurang sempurna ngikutin gaya bicara kamu."

"Yah ketauan pengin banget kenalan."  Cowok itu terkekeh pelan saat melihat wajah putih Ona terdapat kemerah-merahan. "Kamu nggak salting 'kan?."  Ona hanya dapat melototkan matanya dan memalingkan wajahnya.

"Ish!"

"Oke oke, aku Arsyid."  Ucapnya sambil menunjukan name tag nya.

"Ekhem, ekhem." Sebuah deheman membuat Ona sedikit kelabakan mendengarnya. Gadis itu kembali duduk dengan tenang.

LOVING AMBULANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang