22.Tobat

42 3 0
                                    

Apa?!gada yg sepecial kok, udah scroll aja kebawah.












Happy Reading.



















Sein membawa mobilnya dengan mengebut,ia tak bisa berpikir jernih sekarang, ia bahkan belum menyatakan perasaannya pada sang pujaan hati, tapi takdir sudah begini, sein berpikir 'pasti sulit untuk menemui Sinta lagi kalau sudah begini jadinya'.

Entahlah,tapi cuaca saat ini sepertinya sangat tahu perasaan Sein, Hujan pun turun mengeluarkan isinya.
Sein lagi-lagi memberhentikan mobilnya dengan mendadak, air mata yg sejak tadi ia tahan hingga matanya memerah itupun...akhirnya mengalir dengan derasnya.

"YaAllah!!apa hamba memang ditakdirkan untuk selalu gagal?!Kenapa selalu begini yaAllah?!"

Sein menangis sejadi-jadinya didalam mobil, dan suara hujan yang membuat suaranya menjadi samar, seolah-olah agar tidak ada yang tau kalau ia sedang bersedih saat ini.

"Hamba mengaku salah YaAllah...."

Suara Sein bergetar kala ia mengucapkan sayidul istighfar.

"Astaghfirullah.... astaghfirullah... astaghfirullah... astaghfirullah aladzim..."

Entah sebuah kebetulan atau memang takdir,ternyata mobil Sein berhenti disebuah masjid.
Sein pun berinisiatif untuk pergi berteduh kesana.

Saat sampai dimasjid, dengan keadaan agak basah karena air hujan, Sein langsung saja wudhu...
Saat selesai wudhu, Sein sudah melihat Jam, ternyata sudah saatnya Sholat Ashar.
Karena ia lihat tidak ada orang disana, Lagi-lagi Sein berinisiatif untuk mengumandangkan adzan.

"Bissmillahir rohmanirrohim...", Gumamnya.

"ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR"

saat Sein sedang adzan, ternyata Marbot masjid baru saja datang.

"MasyaAllah..."

Sang marbot bergegas untuk wudhu.
Dan duduk di shaf depan, sambil mendengarkan adzan dan menjawab adzan.

"ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR LAAILAHAILLALLAH"

"laillahaillallah muhamadarrosulullah"

"Alhamdulillah hirrobal'alamin", gumam Sein sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Sein baru saja selesai mengumandangkan adzan,dan berbalik untuk pergi ke shaf depan, tapi ia berhenti, kala melihat ada banyak jemaah yang sudah siap untuk sholat.

"Loh?", Lirihnya.

"MasyaAllah nak, suaramu indah sekali", ucap seorang bapak-bapak.

"Aamiin",gumam Sein.

Sein baru saja akan pergi ke shaf belakang, tapi langsung dicegah oleh para jemaah.

"Mau kemana nak?",tanya salah satu jemaah.

"Mau sholat pak,saya mau pindah ke shaf belakang, soalnya disini sudah penuh"

"Tidak usah nak,kamu saja yang jadi imam nya"

"Tapi pak, pasti ada pak ustadz disini, atau gak ada yang mengurus masjid ini untuk dijadikan imam"

"Rumah ustadz disini agak jauh nak,apalagi sekarang sedang hujan, jadi ustadz disini pasti akan sholat rumahnya"

"Lohk kok bisa?tapi kan masih ada orang yang mengurus masjid ini pak"

"Saya yang mengurus masjid ini nak,tidak apa-apa jika nak.....", Ujar sang marbot terjeda.

"Sein pak", Jawab Sein untuk melengkapi.

"Nak Sein, tidak apa-apa jika nak Sein menjadi imamnya, suara nak Sein juga bagus, jadi para jemaah bisa sholat dengan khusyuk"

SEINTA •Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang