21.Problem masa lalu?

39 4 0
                                    

Happy Reading.....
























Sinta panik karena bingung....

Apalagi mereka tampak saling dorong-dorongan.

Sinta berjalan kearah sebuah gudang...

"Aku harus ngapain yaAllah..."

"Nah,ini...maafin aku buat siapa aja yang kena kayu ini..."

Yap, Sinta mengambil sebuah kayu yang ukurannya lumayan besar, ia pun keluar dari gudang.

Terlihat olehnya Sein yang sudah hampir terbaring didekat pagar,masih dengan bacotan yang keluar dari mulut keduanya.

Sinta berjalan mendekat....

"Bissmillahir rohmanirrohim....",lirihnya.

Dan ia pun melempar kayu tersebut.








BRUUUUUGGGHHH!!









Kayu tersebut mengenai Hersa yang posisinya berada didepan Sein.

Hersa memegang punggungnya yang sakit, otomatis ia pun berhenti mendorong Sein.

Terlihat disana Sein yang melihat kesempatan ia pun langsung mendorong Hersa dan menjauh dari sana.

Terlihat olehnya Sinta yang matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Mereka berdua terdiam ditempat melihat Sinta yang kini tengah melihat kearah mereka berdua dengan mata yang sepertinya menyimpan sesuatu ,dalam diamnya seolah-olah kecewa pada mereka berdua.

Sein yang tadinya memegang lehernya yang tadi sempat dicekik oleh Hersa, sontak berjalan kearah Sinta dengan jalan yang agak terhuyung....

"Sinta...", Lirih Sein.

Sinta hanya diam tak menatap kearah mereka berdua, ia kini mengalihkan pandangannya kearah pemandangan yang ada di rooftoop.

"Kak Hersa...", Ucap Sinta dengann nada bicara yang agak tertekan.

"Sin...s-semua yang kamu liat-",kata Hersa yang sepertinya akan membantah.

"aku lihat pakai mataku sendiri, aku denger semuanya...", ucap Sinta sambil menutup matanya pelan, kini air matanya jatuh perlahan, ia tetap berusaha agar tidak menangis disana, dan dengan cepat wajahnya ia lap dengan baju bagian lengannya.

"Maaf ganggu....aku kayaknya harus balik lagi...silahkan bicarakan masalah kalian berdua baik-baik ya..."

Sinta menghela nafas panjang, isakan tangis memang tak terdengar, tapi air matanya terus mengalir tanpa henti.
Sinta pun membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan.

Kedua pemuda tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Tunggu Sin....", Lirih Sein.

Sinta diam ditempatnya tanpa melirik kearah keduanya yang kini berada dibelakangnya.

Namun....

Greeeepppp!!!











"Lepasin aku kak!!kenapa kakak malah meluk aku hahh?!!"

Sinta berusaha untuk lepas dari orang yang kini memeluk nya dari belakang...yang ternyata adalah...





















Hersa......



















"Gak sin, kamu jangan pergi...please maafin aku sin"

SEINTA •Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang