Until I Collapse Part 7

5.6K 575 50
                                    

keheningan terjadi antara kedua gadis yang berada di dalam mobil mewah ini, Flora masih saja fokus menatap jalanan malam dibalik setir mobilnya, sedangkan Freya hanya menunduk sedikit takut.

"Lo kenapa bisa sama Jasson lagi? bukannya kata lo kalian udah selesai?" tanya Flora memecah keheningan di antara mereka.

"Jasson udah deket banget sama keluarga gue, dia selalu paling bisa ngambil hati bunda." ucap Freya.

Flora mendengus kesal. "Emang lo ga ngasih tau Bunda apa yang udah Jasson lakuin?"

"Engga. kalo Bunda tau gue pernah mau di lecehin yang ada gue disuruh home schooling." ujar Freya.

"Gue bingung deh, kenapa lo bisa bawa gue segampang itu di depan Jasson?"

"Sebelumnya gue minta maaf, balapan tadi itu taruhannya bukan uang tapi elo." tutur Flora.

"kalo lo mau benci gue juga gapapa, gue cuma mau ngebebasin lo aja dari Jasson." tambah nya.

Freya mendongakkan kepalanya tersenyum ke arah Flora dengan sumringah, lalu dengan cepat ia memeluk Flora. "Makasih flo!" ucap nya.

Flora terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba Freya berikan. "I-iya sama-sama."

Sejauh perjalanan, kondisi masih aman. Pada saat berhenti di lampu merah, ponsel yang ada di dalam saku celana Flora bergetar dan berdering tanda panggilan masuk. Saat ia lihat, ternyata panggilan itu dari Olla.

"Hallo Flo? Lo dimana?"

"Di jalan, kenapa?"

"Buru ke markas, Flo. Oniel bonyok nih!"

Flora membelalakkan mata terkejut. "Tunggu, gue kesana."

Tanpa berpikir panjang, Flora melupakan tujuannya untuk mengantar Freya pulang. Dengan kecepatan yang tinggi, Flora melajukan mobilnya dengan kencang.

Area markas di penuhi dengan kendaraan para anggota yang lain. Flora melangkah cepat dan mendorong pintu markas dengan kasar. Raut wajah Flora berubah dingin. Rahangnya mengeras hebat.

BRAK

"Siapa pelakunya?" tanya Flora. Tatapannya menatap wajah Oniel yang sedang babak belur.

Olla yang berdiri tidak jauh dari pintu itu bersentak kaget. "Buset. Ya Allah kaget gue Flora!" ucap Olla terkejut seraya memegangi dadanya, karena mendengar suara dorongan pintu yang keras.

"Siapa lagi kalo bukan anak buahnya si curut." jawab Adel.

"Sialan emang!" sahut Jessi.

"Gimana ceritanya, Niel, lo bisa di keroyok gitu?" ujar Olla kemudian ia menyedot kembali susu kotak strawberry nya.

Jessi mencubit hidung Olla. "Abisin dulu tuh susu." Sudah mulai Jessi berulah usil ke Olla.

"Jessi setan! Gue cubit tuh susu lo!" pekik Olla.

Jessi melotot. "Jorok lo. Mesum!"

"Lagian ngapain sih nyubit-nyubit hidung gue, demen lo?" tanya Olla kesal.

"Hidung lo minta di hujat. Yaudah gue hujat aja pake jari gue." balas Jessi ngasal.

"Gausah ngebahas hidung bisa ga?" sahut Adel.

Olla dan Jessi tertawa terbahak-bahak mendengar sahutan dari Adel.

Oniel menggaruk tengkuknya. "Gue juga ga ngerti kenapa gue di keroyok, awalnya gue mampir ke warung yang di pertigaan buat beli permen, soalnya mulut gue bau rokok." jawab Oniel.

Lulu mencubit lengan Oniel. "Ye alasan lo. Nggak usah di perjelas juga anjir. Pake alasan beli permen lagi lo. Najis!" ujar Lulu.

Oniel meringis kesakitan akibat cubitan dari Lulu. "Aw sakit, Lu! Gue serius, anjir. Dengerin dulu."

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang