Until I Collapse Part 39

3.4K 378 17
                                    

Freya terus memutar rekaman video dan mencari letak lokasi melalui google yang baru saja di kirim dari nomor tidak di kenal itu di sofa kamarnya. Ia meminta Marsha agar datang ke rumahnya untuk mendiskusikan hal ini.

"Ini cewek siapa ya? Mana videonya cuma 10 detik lagi,"

Sedari tadi, Freya terus bermonolog sendiri. Bahkan video itupun terus ia ulang berkali-kali. Pada saat Freya mencoba mengulang kembali videonya, terdengar suara tidak asing di video itu. Buru-buru ia full kan volume ponselnya kemudian ia dekatkan di telinganya, memastikan kembali.

"Lo yang udah ngebunuh Mira kan anjing?! Lo punya dendam apa sama dia hah?"

Dahi Freya mengkerut. "Hah? Kayak kenal suaranya," gumam Freya. "Bentar-bentar ulang lagi."

Freya terus mengulang video itu berkali-kali, mengamati suara siapa yang ada di video itu yang keadaannya marah besar.

"Kayak suaranya Flora. Bentar-bentar lagi-lagi."

Freya mengulang kembali video itu sebanyak 2 kali. Ia mengubah kecepatan videonya, sekaligus mengamati kembali gadis yang ada di video itu. Dilihat dari belakang yang ada di video itu tubuhnya cukup mirip dengan Flora.

"Lah iya, suaranya Flora," gumam Freya. "Tapi kenapa videonya di kirim ke gue? Seharusnya kan ke Flora?"

Tok Tok Tok

Marsha datang mengetuk pintu kamar Freya, memutar knop pintu dan menutupnya kembali.

"Kenapa, Fre?" tanya Marsha yang kemudian duduk di samping Freya. "Ada masalah? Atau lo sakit?"

Freya menggeleng. "Ada yang ngirim video ke gue."

Marsha mengerutkan dahi. "Video? Video apa?"

Freya menyodorkan ponselnya itu ke Marsha. "Nih, lo liat sendiri aja."

Setelah memberikan ponselnya itu pada Marsha, Freya hendak berdiri mengambil minuman kaleng di kulkas kecil yang ada di dalam kamarnya.

"Lo nyadar nggak, informasi yang kita dapat selalu nggak jauh dari Mira? Padahal yang kita butuhin itu Yori." ucap Freya seraya meletakkan minuman berkaleng itu di atas meja.

Marsha menggeleng. "Gue juga nggak tau. Setengah-setengah kali." jawab Marsha asal.

"Lo nggak mau minta tolong Kakek lo aja? Biar anak buahnya yang nyelidikin? Fre, jujur kalo kita sendiri yang gerak, makan waktu lagi. Udah hampir 2 tahun, Fre."

Freya meneguk minumannya seraya menggeleng. Ia tetap pada pendiriannya. "Ke lokasinya yuk. Gue penasaran." ajak Freya. "Siapa tau aja orang yang ngirim video ini ada niat mau ngebantu kita."

Marsha membuang nafasnya kasar. "Keras kepala lo ya? Kalo tiba-tiba kita di serang gimana?"

Freya berdecak. "Ck! Udah ayo. Kakek lagi sibuk, mending kita cari sendiri aja. Gue ajak 2 bodyguard nya Kakek deh."

"Nggak usah. Mending kita berdua aja."

"Oke. Lo bawa mobil?" tanya Freya. marsha mengangguk.

Freya bangkit mengambil hoodie nya di dalam lemari dengan asal, kemudian ia menarik tangan Marsha yang masih nyaman duduk di sofa.

"Yuk!" ajak Freya. "Ih Marsha! Ayo!"

Marsha pasrah. "Iya iya. Sabar."

****

Di tempat Gym, hanya ada anak Crucio yang melakukan kegiatan olahraga mereka dengan leluasa, karena sepi. Biasanya di hari Minggu seperti ini selalu ramai, tapi kali ini tidak atau mungkin belum.

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang