Until I Collapse Part 30

4.1K 450 1
                                    

Setelah beradu argumen dengan Junior yang berhasil membuat Flora berada di puncak amarahnya, Flora menarik paksa gadisnya itu untuk pulang.

Keheningan selama di perjalanan membuat suasana menjadi canggung. Entah harus dengan cara apalagi Freya membujuk Flora agar tidak mendiaminya.

Jari telunjuk Freya menjawil lengan Flora. "Jangan marah, jelek tau. Maafin ya?"

Tidak ada respons. Membalasnya saja Flora enggan. Pandangan Flora tetap fokus mengendarai mobilnya dengan santai.

Di saat marah seperti ini, Flora tidak pernah mengebut saat mengendarai mobil, demi keselamatan dirinya dan juga Freya, kecuali jika ia mengendarai motor.

"Floraa! Jangan marah gitu dong. Maafin aku ya, ya, ya?" Freya merengek.

Rengekan Freya itu membuat wajah Freya menjadi makin cantik, imut, dan gemas berkali-kali lipat.

Freya berdecak kesal. "Ck! Beneran marah kayaknya. Maafin aku dong?" Freya mengubah posisi duduknya miring. "Maafin ya?"

Jurus manjurnya Freya adalah memasang wajah segemas dan seimut mungkin, agar pertahanan Flora itu runtuh. Tapi, ternyata tetap tidak mempan.

"Floraaa, maafin Freyaaa," Freya terus memainkan ujung jaket kebanggaan Flora, yang bertuliskan CRUCIO dan berlambangkan Naga.

"Iya aku tau aku salah, nggak seharusnya aku kasih tawaran kayak gitu, tapi aku nggak mau Muthe jadi incaran barunya Junior sama Jasson beneran, kasihan Muthe,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya aku tau aku salah, nggak seharusnya aku kasih tawaran kayak gitu, tapi aku nggak mau Muthe jadi incaran barunya Junior sama Jasson beneran, kasihan Muthe,"

Pandangan Flora masih fokus dengan jalanan. "Kamu tau kan Junior dan Jasson itu gila?"

"segila-gilanya mereka, mereka bakal ngelakuin cara apa aja supaya dia menang, makanya aku kasih tawaran yang murni,"

"Terserah."

Satu kata tapi melekit saat di dengar. Jika di pikir-pikir ulang, memang benar yang di lakukan oleh Freya tadi itu sangat salah.

Sekarang, manusia mana yang tidak marah saat kekasihnya itu berani memberikan tawaran hanya demi hal sepele seperti itu? Taruhan loh ini. Taruhan!

Balas dendam saja belum selesai, sekarang bertambah lagi masalah baru.

"Kok malah terserah sih? Di maafin nggak?" Freya merengek lagi. "Flora jangan diem aja dong. Jawab, iya atau enggak?!"

Masih tetap tidak ada jawaban. Hingga akhirnya, Freya menyerah, memilih diam memandang ke arah jalanan melalui kaca mobil.

"Yaudah kalo marah."

Flora sama sekali tidak minat untuk melirik apalagi menjawab semua ucapan gadisnya itu. Yang jelas sekarang adalah ia marah, kesal. Bercampur aduk.

Beberapa menit di perjalanan pulang, akhirnya tidak terasa, mobil berhenti tepat di depan rumah Freya dengan selamat. Masih dengan keheningan yang sama.

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang