Until I Collapse Part 27

4.2K 448 6
                                    

Terhitung sudah tiga hari lamanya Freya tidak masuk sekolah. Hari ini ia memutuskan untuk masuk meskipun cara berjalannya itu masih harus extra berhati-hati. Dan untuk bekas lukanya pun sudah mengecil, tapi perban yang ada di kepalanya itu di ganti dengan perban yang lebih kecil.

Setiap saat selalu di ingatkan oleh Flora. 'Jangan makan yang pedas-pedas!' 'Perbannya setelah mandi di ganti' 'Istirahat Freya!'

Selalu begitu. Sampai-sampai kalau Freya ketahuan belum melakukan hal itu, Kak Kyla dan Zara yang bakalan kena omel sama Flora.

Pak Joko menyetir mobilnya itu sampai masuk ke dalam gerbang karena kondisi kaki Freya belum benar-benar pulih. Pada saat Freya membuka pintu, untung saja ada adik kelas berbadge kelas XI itu melewati mobil Freya.

"Eh Permisi, Dek,"

Adik kelas itu menoleh. "Oh Kak Freya, kenapa Kak?" "Boleh minta tolong nggak?"

Adik kelas itu tersenyum. "Boleh banget, Kak."

"Bantuin aku jalan sampai kelas ya? aku takut oleng kalo jalan sendirian, kaki aku baru enakan,"

Pandangan adik kelas itu tertuju pada kaki Freya yang di balut dengan perban dan beberapa goresan goresan luka, tanpa berpikir lagi ia mengangguk. "Ayo, Kak aku bantu."

Adik kelas itu dengan sabar dan ketelatenannya mampu menuntun Freya yang berjalannya itu sangat lambat menuju kelas XII IPA 1. Sesekali juga mereka mengobrol agar suasananya tidak terlalu canggung.

"Makasih ya, nama kamu siapa?" tanya Freya.

"Amanda, Kak." jawab adik kelas yang bernama Amanda.

"Kelas?"

"11 IPS 3."

Freya manggut-manggut. "Jadi anak IPS seru nggak?" tanyanya lagi.

Amanda menyengir. "Ya gitu deh, Kak, ada serunya ada enggaknya juga, 11 12 sama IPA, serunya sih waktu kita praktikum gitu kita bisa belajar banyak, kalo nggak serunya di bagian ngerjain tugas hehe susah,"

Freya tersenyum. "Nggak papa, tetep semangat belajarnya ya bentar lagi kan naik kelas 12, banyak-banyak literasi materi kalo bisa, dikit-dikit juga nggak papa asal ngerti, okay?"

Amanda mengangguk semangat. "Siap, Kak."

"Dan yang paling penting, jangan males belajar. Sejam atau dua jam aja cukup. Jangan forsir badan okey?"

"Siap, Kak. Makasih ya."

Tak terasa obrolan mereka usai, dan bertepatan itu juga mereka sampai di depan kelas Freya, XII IPA 1.

"Aku antar sampai bangku ya, Kak," ujar Amanda. Freya hanya mengangguk.

Amanda menuntun Freya sampai di bangku duduknya.

"Sekali lagi makasih ya,"

Amanda mengangguk. "Sama-sama, Kak. Kalo gitu aku ke kelas dulu ya Kak?"

Saat Amanda hendak berbalik badan, Freya dengan cepat memanggilnya lebih dulu.
"Eh Amanda tunggu dulu,"

Amanda menoleh. "Kenapa, Kak?"

Freya membuka resleting tasnya, mengambil sebatang coklat yang baru saja ia beli pagi tadi di MiniMarket.

"Buat kamu. Sekaligus ucapan terima kasih karena kamu udah bantuin aku," ucapnya seraya memberikan sebatang coklat itu kepada Amanda.

Amansa dengan senang hati menerimanya. "Makasih banyak ya, Kak."

Freya mengangguk. "Belajar yang rajin ya, semangat!"

Amanda tersenyum. "Kakak juga semangat, Kak! Semoga Kakak masuk PTN ya."

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang