Until I Collapse Part 14

4.6K 523 47
                                    

Flora tampak memberi kode agar pelayan menghampiri meja mereka berdua. Setelah pelayan datang, mereka memesan beberapa Main course dan juga dessert.

"Spaghetti Carbonara satu, Lemon tea satu. Lo apa?" tanya Flora.

"Samain aja tapi minumnya air putih ya, Mas."

"Air putih dua, Mas." lanjut Flora.

"Baik, di tunggu ya, Kak."

Freya mengedarkan pandangan ke arah kanan dan kirinya, restoran ini lumayan luas. Dekorasi nya pun elegan, di tambah lagi terdapat live musik classic dan juga piano di sana.

"Ngeliatin apa?" tanya Flora yang sedari tadi menatap Freya.

Freya menoleh. "Cuma ngeliatin restoran nya aja. Bagus klasik-klasik gitu temanya, cocok buat couple dinner."

"Gue mau nanya boleh?" tanya Flora. Raut wajahnya berubah menjadi serius.

Freya mengangguk. "Boleh. Tanya apa?"

Sejujurnya Freya sedikit gugup karena raut wajah Flora berubah menjadi serius. Ia meneguk ludahnya itu susah payah. Rasanya ada yang mencekat di tenggorokannya.

"Lo bisa kenal ka Vivi dari mana?" tanya Flora.

Di dalam hati, Freya bernafas lega. "Kak Zara."

Freya membasahi bibirnya yang kering. "Mereka sempet satu organisasi walaupun beda semester, sempet beberapa kali juga kak Vivi main ke rumah. dan dia cerita kalo punya adek yang seumuran gue juga." jawab Freya.

"Nggak cuma temen si, mantan tepatnya." batin Freya.

Tak lama kemudian, pelayan datang sambil membawakan nampan pesanan mereka berdua.

"Permisi. Pesanannya Kak." ucap pelayan seraya meletakkan hidangan mereka berdua di atas meja.

"Makasih." ucap Flora datar.

"Selamat menikmati!"

Sebelum menikmati hidangan, Flora menopang dagu nya, memandang gadis di depannya yang tengah fokus menikmati hidangan yang ada di meja.

"Enak?" tanya Flora. Freya mengangguk. Tangan Flora terulur membersihkan noda makanan yang ada di sudut bibir gadis itu. "Sorry."

Freya tertegun. Ia tidak bisa berkutik apa-apa. Entah kenapa ia merasa malu.

Bersikap manis aja terus, nggak mikir apa jantung gue udah loncat-loncat gini, batin Freya kesal.

Setelah menikmati hidangan itu sampai habis dan membayarnya, mereka berdua keluar dari restoran menuju ke mobil milik Flora.

Saat Flora hendak membukakan pintu untuk Freya, tiba-tiba lengannya itu di cegah oleh Freya. "Flo." panggil Freya. Flora menoleh dan menutup kembali pintu mobilnya. Freya tersenyum. "Makasih ya."

"Buat?"

"Makasih lo udah repot-repot nyuruh anak Crucio yang lain buat ngejagain gue dari Jasson, makasih juga lo udah sabar ngehadapin gue yang bawel, dan makasih juga buat hari ini lo udah bikin gue seneng."

Flora tersenyum tipis. "Udah tugas gue buat ngejagain lo." Freya mengangguk. "Gue jagain lo karena gue nggak mau kehilangan orang yang gue sayang."

Deg

Flora meraih lalu menggenggam kedua tangan Freya dan mencium punggung tangan gadis itu cukup lama.

"Gue sayang sama lo, Fre."

Flora menatap sayu wajah gadis yang berdiri di depannya. Freya diam tak berkutik apapun. Manik mata Flora tidak berbohong, Freya yakin akan hal itu.

"Sejak lo dateng, awalnya buat gue lo itu ganggu, tapi nyatanya sekarang enggak. Dan seiring berjalannya waktu, lo udah berhasil ngerubah hidup gue, gue hampir gila setiap hari mikirin lo sampai khawatir nggak jelas."

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang