1. Keluarga Dewantara

89 15 0
                                    

Ada sebuah cerita dua anak kembar yang lahir
pada tahun 2009.
Telah lahir kedunia dua anak kembar perempuan ke keluarga pak Dewa dan juga bu Qila.

Bu Aqilla meninggal dunia pada saat tangis dua bayi itu terdengar.
Anak pertama yang lahir diberi nama Yara Arsyella Dewantara dan 5 menit kemudian lahirlah anak keduanya yaitu Nara
Arsyeina Dewantara.

Pak Dewa harus membesarkan kedua anaknya sendiri tanpa hadirnya seorang ibu.
Pada 4 tahun kemudian mereka bersekolah di TK. Pak dewa melihat kepribadian mereka yang sangat berbeda.

Nara persis seperti ibunya, yang pendiam anggun dan selalu mengalah.
Sedangkan Yara adalah anak yang keras kepala, galak dan juga tidak mau mengalah kepada adiknya.

Itulah alasan kenapa pak Dewa lebih sayang kepada Nara.
Tahun terus berganti dan akhirnya mereka pun sudah mau menginjak usia 14 tahun.
Sekarang mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 8.

" Pah, abis sarapan papah mau ga anter Yara ke perpus umum buat beli buku Fisika " tanya Yara.

" Gabisa Yara papah sibuk! " jawab tegas pak Dewa.

" (Ya seperti biasa lah papa gabisa anter alasanya sibuk, coba kalo Nara yang minta, pasti papa langsung otw) " ucap Yara di dalam hatinya sambil menyantap roti bakar yang di buat oleh bibi.

Nara pun turun tangga dari kamarnya yang berada di lantai dua.

" Pah Nara mau minta tolong bisa ga pah ?? " tanya Nara.

" Mau minta tolong apa sayang " jawab pak dewa.

" (Tuhkan giliran sama Nara aja pake sayang) " ucap Yara di dalam hatinya.

" Nara lupa buat ngembaliin buku novel yang Nara pinjem kemarin ke perpus umum, papah mau anterin Nara ngga ?? " ucap Nara.

" Boleh " jawab pak Dewa.

" Oh iya kamu juga mau beli buku Fisika yang baru kan?? sekalian aja Yar " ucap pak Dewa ke Yara.

" Tadi aja waktu Yara minta ke papah buat anter Yara ke perpus umum papah bilang sibuk, giliran Nara aja minta di anter ke perpus umum papah bisa, papah emang dari dulu gapernah adil ya sama Yara, papah lebih sayang Nara di banding Yara, Yara muak pah " jawab Yara. Yara pun langsung pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum, ia pergi dengan perasaan marah dan kesal pada papanya.

" Kak, kakak mau kemana " tanya Nara.

" Gausa lo urusin hidup gue, sana lo minta urusin hidup lo aja ke papah " ucap Yara dengan ketus dan langsung lari pergi ke halte dengan keadaan nangis di jalan.

" YARA !! lancang ya kamu " pak Dewa teriak memanggil Yara.

" Pah udah pah, kasian kak Yara di marah-marahi terus " ucap Nara.

Nara pun di antar papanya ke sekolah, untuk hal mengembalikan buku novel Nara, Nara lupa dengan hal itu, karena Nara masih kepikiran sama Yara yang pergi entah kemana.
dan ternyata benar Yara tak ada di kelasnya.

Nara semakin panik, sebenarnya Yara itu dimana sih?
dan akhirnya bell masuk pun berbunyi.
"• teeettt •" bell berbunyi.

" Ayo semuanya masuk, buka buku ips ya, kumpulkan tugas kalian yang kemarin " ucap bu guru ips.

" Baik buu " jawab anak-anak.

Mereka pun mengumpulkan tugas ips masing masing, Yara terlambat datang karena Yara harus ke perpus umum yang lumayan jauh dari rumah nya, tapi ngga sampe 30 menit kok.

Yara pun datang tepat waktu di saat pak satpam ingin menutup dan mengunci gerbang sekolah.

" Pak maaf saya telat " ucap Yara.

" Ya silahkan masuk " jawab pak satpam.

Yara berlari untuk mengejar waktu, karena guru ips Yara terkenal tegas.
Mana tugas Yara belum di kumpulin, pasti Yara kena marah lagi.
Dan benar saja, Yara di marahi dan juga di hukum di bawah tiang bendera sampai pelajaran ips selesai.

" Bu maaf saya telat " ucap Yara.

" Maaf maaf keluar kamu sekarang berdiri di tiang bendera, kamu telat udah 20 menit ya Yara, kalau 10 menit saya masih bisa maklum " jawab bu guru ips.

" Iya bu saya minta maaf, ini tugas ips saya yang kemarin " ucap Yara.

Yara keluar dengan biasanya, karena Yara selalu terlambat dan tertinggal jam kelas jika ada masalah dengan papa dan juga adiknya.
Nara melihat Yara dengan perasaan yang sangat kasihan.
Nara merasa bersalah sekali kepada Yara, karena gara-gara nya Yara terlambat.
•" teeet •" bell istirahat pun bunyi.

satu jam setengah pun berlalu, Yara di jemur di bawah tiang bendera.
Yara merasa sedih akan nasibnya, tetapi ia juga harus terima ini semua karena ini semua adalah kesalahan yang ia perbuat.

" Kak Yara mau minum ngga? ini aku bawain minuman buat kaka " ucap Nara.

" Gausah dari pada lo kasih ke gue mendingan lo kasih tuh, papah kesayangan lo " jawab Yara.

" Kok kakak ngomong gitu sih kak, papah itu baik sama kaka " ucap Nara.

" Baik? baik lo bilang? papa itu cuma baik sama lo Nar, papa cuma sayang sama lo, bukan sama gue " jawab Yara dengan nada marah.

" Kak, papah itu tulus sayang sama kakak, papah ga pernah pilih kasih ke kakak sama ke aku, kasih sayang papah itu sama aja kak " ucap Nara.

" Papa itu sayang dan tulus cuma sama lo Nar, dari kecil sampe sekarang papa ga pernah perhatian tuh sama gue, bahkan yang suka beli baju buat gue itu bibi, dan gue sering pake baju bekas lo kan Nar?, jadi apa yang tulus dari papah? sedangkan lo dapet perhatian lebih dari papah, gue iri Nar, umur gue udah mau 14 tahun tapi tetep aja papah gapernah perhatiin gue sedikit pun. " tanya Yara.

" Di dalam hati papah pasti ada alasan kak, anak papah ada dua dan papah juga tau kok, mungkin papah lagi sibuk aja " jawab Nara.

" Sibuk apaan? orang tadi lo minta buat di anter ke perpus umum papah bisa tuh, giliran gue aja sibuk " ucap Yara.

" Aku cape ngomong sama kaka, kaka gaakan pernah ngerti " jawab Nara.

" Ckk! gajelas " ujar Yara.

yara & nara (END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang