yara & nara pt 13

14 12 0
                                    

yara & nara pt 13.

mereka pun mencari barang-barang kebutuhan untuk membuat tandu.
pada saat Bima dan teman-teman datang, sebenarnya Yara tidak pingsan.
ia hanya mengejap kan mata karena sudah tak kuat dengan racun yang terus berjalan di tubuh nya.

" ka Bara " seru lemas nya Yara.

" Yar? lo sadar? " tanya sigap bara.

" ni bang semua alat-alat buat bikin tandu udah siap " ujar Bima.

" gue jalan aja " ucap Yara.

" ga bisa gitu lah Yar, lo kan tadi pingsan, kondisi badan lo pasti ga stabil " ujar Bima.

" gue bisa jalan ko Bim " ucap Yara.

" yauda, biar gue bantu " balas bara dengan menyalurkan tangan nya untuk membangun kan Yara.

Yara berdiri di hadapan Bima dan juga Bara,  saat ia memulai perjalanan, penglihatan Yara semakin kunang - kunang.
buram dan tak jelas. Dan di tengah perjalanan, Yara terpingsan tepat di bahu Bara.

" Yar, yaampun " seru Bara.

" gendong aja bang kasian " ujar Bima.

Bara pun menggendong Yara ke arah tenda.
Yara yang berbadan kecil itu sangat ringan saat di gendong oleh Bara.

" KAK YARA ?!?! " seru Nara dari arah tenda.

" ka Yara pingsan kak ?? " tanya Nara.

" siapin tempat nar, kita taro Yara di tenda kalian " ucap Bima.

" oke oke " balas Nara yang lalu sibuk menyiapkan ruang di tenda nya.

" kok Yara bisa pingsan bar? " tanya bu Chintya.

" tadi Yara di gigit ular bu " jawab Bima.

" A-APA ?!? " ucap bu Chyntia

" sekarang kamu siapkan barang-barang kamu dan Yara ya, kita harus segera cari rumah sakit terdekat " ujar pak Ruri terhadap Nara.

" baik pak " ucap Nara.

mereka pun pergi menuju rumah sakit terdekat.
nama nya mendaki gunung, pasti berada di daerah pelosok.
jarang ada rumah sakit terdekat di daerah tersebut.
mau tak mau, Yara harus tahan dengan racun yang terus mengalir di tubuhnya.
walaupun bekas gigitan itu sudah di ikat, tetapi jika terlalu di diam kan, racun itu akan terus menyebar.

" lo cari apa? " tanya Bara.

" aku cari handphone nya kak Yara ka " jawab Nara.

" handphone Yara ada di gue, nih. " ujar Bara sambil memberikan handphone Yara kepada Nara.

" lo mau kabari papa dan mama Lo ya? " tanya Bara.

" iya ka " jawab Nara.

"• trenenet •" bunyi handphone pak Dewa.

" hallo Yara " ucap pak dewa.

" pah, ini Nara " ujar Nara.

" oh ya, kenapa Nar? " tanya pak dewa.

" kak Yara pingsan pah, sekarang kak Yara lagi di bawa ke rumah sakit terdekat " ujar Nara.

" apa? kok bisa? kamu share lokasi ya, papa berangkat sekarang " ucap pak dewa.

" iya pah " ucap Nara sambil mematikan telepon.

|• pak Dewa pun pergi dengan mengikuti share lokasi dari Nara •|

" apa aku harus kabari Dena? siapa tahu dia bisa bantu soal kondisi Yara " gumam pak dewa saat mobil berjalan.

"• trenenet •" bunyi handphone tante dena.

" hallo mas " ucap tante dena.

" Den, kamu bisa bantu mas ga? " balas pak dewa.

" bantu apa? " tanya tante dena.

" Yara pingsan di puncak, sekarang dia di bawa ke rumah sakit terdekat di sana, gak mungkin kalo Yara pingsan biasa di bawa ke rumah sakit, pasti ada apa-apa " ucap pak Dewa.

" berarti Yara masih ada di lokasi itu? " tanya tante Dena.

" iya " jawab pak Dewa.

" yauda, aku ke sana sekarang " ucap tante Dena.

Pak Dewa dan tante Dena pun pergi menggunakan mobil masing-masing untuk menghemat waktu. Sesampainya mereka di sana, Yara sudah di tangani oleh dokter.
Namun entah kenapa ia masih belum sadarkan diri hingga saat ini.
sampai-sampai tante Dena pun turut mengecek keadaan nya.

" kita bawa ke Jakarta aja mas, kondisi Yara semakin memburuk, racun di tubuh nya sudah banyak yang tersebar " ujar tante Dena.

" racun? racun apa? " tanya pak Dewa.

" hadeuh, Yara itu di gigit ular mas " jawab kesal tante Dena.

" di gigit ular? kenapa kamu ga kasih tau mas dari tadi, yauda sekarang kita masukan Yara ke mobil " ucap pak dewa.

" mobil siapa? mas fikir kita bawa Yara dengan keadaan duduk? ya ngga lah mas, kita bawa pakai ambulance " ujar tante Dena.

" ya sudah " ucap pak Dewa.

" Nara mau tungguin kak Yara pah " ucap Nara.

" oke " ujar pak dewa.

" kalau sampai hal buruk terjadi pada Yara, jangan harap saya bisa memaafkan ini semua " ucap pak dewa terhadap penunggu / panitia tour.

Yara pun di bawa menggunakan mobil ambulance rumah sakit tesebut.
ia di pindahkan ke rumah sakit yang di mana tante Dena bekerja di sana.
tante Dena sengaja ingin memindahkan Yara ke rumah sakit tersebut.
karena ia bisa lebih leluasa untuk mengecek keadaan Yara di sana.
sesampainya Yara di rumah sakit Jakarta.
ia langsung di bawa ke IGD tersebut.
keadaan nya langsung di cek secara pasti.
semua sudah di lakukan secara maksimal.
namun Yara masih tidak sadarkan diri.
tante Dena sudah tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.
sampai suatu ketika, Yara membuka kedua mata nya dan berkata " tante " dengan suara serak nya.

" alhamdulilah Yara kamu udah sadar sayang " ucap tante Dena yang langsung memeluk Yara dengan se erat mungkin.

" kamu jangan banyak gerak ya " ucap tante Dena.

" ini Yara dimana Tan? " ucap Yara.

" kamu di rumah sakit Jakarta, tadi papa dan tante yang udah bawa kamu ke sini, udah kamu jangan banyak pikiran, istirahat di sini, tante mau kasih kabar soal kondisi kamu ke papa mu dan Nara ya " balas tante Dena, dan hanya di balas anggukan oleh Yara.

|• tante Dena keluar dari ruangan UGD •|

" mas, Yara udah sadar " ucap tante Dena.

" alhamdulilah, aku boleh masuk? " tanya pak Dewa.

" boleh, tapi satu orang dulu ya " ucap tante dena.

" yah, Nara ga bisa liat kak Yara dong " gerutu Nara.

" sabar dong sayang, nanti kan gantian sama papa " ucap tante Dena.

" iya deh, Nara tunggu aja " balas Nara.

" gitu dong, ini baru nama nya anak yang baik " ucap tante Dena.

" hehe " tawa kecil Nara.

yara & nara (END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang