07 - Monster ✔️

7.2K 535 73
                                        

Lalisa tampak sibuk membantu pelayan menyiapkan sarapan di piring suami nya. Sementara Jungkook masih seperti biasa. Ia selalu saja sibuk di pagi hari hingga petang nanti. Kini Jungkook sedang memeriksa email yang masuk dan membalas pesan-pesan dari kolega bisnis nya.

"Ah sial! kenapa banyak sekali yang harus di approve"

Lalisa memperhatikan wajah Jungkook yang sibuk tak menentu. Sesaat setelah Soya meninggalkan meja makan pun Lalisa tidak bergeming untuk langsung menyantap sarapan pagi yang telah disiapkan pelayan mereka.

 Sesaat setelah Soya meninggalkan meja makan pun Lalisa tidak bergeming untuk langsung menyantap sarapan pagi yang telah disiapkan pelayan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jungkook, apa kau tidak mau makan dulu?"

"Tidak sempat. Aku harus menyetujui beberapa surat"

Lalisa bangkit dari kursinya. Bahkan makan pagi yang sudah disiapkan Soya di piring nya pun belum tersentuh juga. Lalisa mengambil alih piring yang ada di depan Jungkook. Ia memotong sebagian kecil dari roti panggang buatan Soya dan menyodorkan pada bibir Jungkook.

"Bukalah mulut mu, aku yang akan membantu mu"

"Bukan nya kau belum makan? Urus lah dirimu, aku bisa makan nanti"

Lalisa menggelengkan kepalanya. Ia menatap kearah piringnya yang masih utuh tanpa menurunkan tangan dari hadapan Jungkook "It's okey, aku bisa melanjutkan nya nanti, sementara kau harus pergi bekerja kan?"

Jungkook mengangguk ia membuka mulut tanpa melihat Lalisa. Mata pria itu fokus pada iPad tapi tidak dengan pikiran nya. Perhatian kecil dan kelembutan Lalisa justru membuat Jungkook terus memikirkan putri dari pria yang dibenci nya. Belum pernah ada yang memperhatikan Jungkook sampai seperti ini. Belum pernah ada yang mengalah dan menepikan segala urusan nya demi mendahulukan kepentingan Jungkook seperti Lalisa pagi ini.

"Kenapa dia masih bersikap baik sementara aku sudah menghinanya tadi malam" Batin Jungkook bertanya.

Sesekali Jungkook memandangi wajah cantik istrinya, diam-diam mengagumi ketulusan seorang putri pembunuh seperti Manoban. Sungguh ia belum pernah merasakan hal semanis ini. Karena Jungkook tidak merasakan kasih sayang sejak ia masih kecil. Dan tinggal sendirian di mansion sebesar ini.

"Tuan, maaf mengganggu. Tuan J-Hope ada disini" Ucap Soya.

"Benarkah? Suruh dia masuk kalau begitu"

Jungkook menjauhi wajah nya ketika Lalisa menyodorkan satu suapan lagi. Jungkook menggeleng dan meneguk habis air putih yang ada di atas meja.

"Sudah, sudah kenyang. Aku mau menemui Hyung"

"Sekali lagi, satu suapan lagi"

"Kenyang sekali Lisa"

"Sekali lagi, ayolah" Lalisa masih memaksa Jungkook melahap satu suapan roti nya. Dengan wajah yang ditekuk Jungkook membuka mulut dan melahap habis suapan terakhir nya.

"Terimakasih" Ucap Lalisa tersenyum. Jungkook terdiam dan mengunyah pelan. Untuk apa ucapan terimakasih itu, saat dialah yang banyak membantu?

"Hai Jungkook"

𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 (𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 & 𝐋𝐨𝐯𝐞) / 𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢 𝐃𝐨𝐧𝐞 ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang