Pukul 06.30 Aleeya dan Xavier segera bergegas menuju sekolah, seperti biasanya kakak beradik tersebut berada di meja makan untuk sarapan. Tak seperti saudara seperti lainnya yang hangat, Xavier sebagai kakak sangatlah dingin kepada Aleeya. Mendengar namanya saja dia sudah malas apalagi untuk berangkat ke sekolah bersama.
"Kak Bara nggak ada matkul hari ini? Kok masih dirumah aja".
"Nggak ada, Er".
"Udah-udah bicaranya, cepetan kalian berdua makan. Terus nanti kakak yang anter kalian".
"Nggak salah kakak nganter kita?".
"Emangnya kenapa? Kalian kan adek kakak".
"Iya juga sih, kalo kakak nganterin aku sendiri aku mau-mau aja, tapi kalo sama anak pembawa sial ini ogah banget gue".
"Xavier dia adek kamu, nggak sepantasnya kamu kek gitu sama dia".
"Lah kenapa sekarang kak Bara bela dia, padahal dari dulu kak Bara deketnya sama aku daripada Aleeya, kenapa sekarang berubah lebih bela Aleeya yang jelas-jelas nyebabin kematian orang tua kita".
"Kematian mama papa bukan karena dia, kakak sadar nggak seharusnya kakak gini ke dia padahal dia nggak salah, dan kakak udah nggak mau nyakitin Aleeya".
*Kak Bara bener ini belain aku, apa aku mimpi? Tapi nggak ini emang nyata, Ya Allah terima kasih selama ini engkau menjawab do'aku*
"Al seneng lo udah bikin kak Bara marah-marah sama gue, anjing lo Al benci gue sama lo".
"Aku ga bermaksud bikin kak Bara marah-marah sama kakak".
"Vier dia nggak salah, ayo dong kamu berubah sayang sama dia jangan egoiss, dek".
"Diem lo kak, gue mau berangkat sendiri aja, sana lo anterin adek kesayangan lo itu".
Xavier pun segera meninggalkan meja makan dan segera bergegas menuju sekolahan menggunakan montornya dengan adanya rasa emosi dihatinya.
"Anak itu terlalu dimanja sama kak Devano sama kakak makanya gitu".
"Gapapa kak nanti juga kak Xavier bisa berubah ko kak, kakak sabar ya".
"Iya dek, btw kakak maaf banget selama ini perbuatan kakak ke kamu. Sejujurnya dari dulu kakak pengen deket sama kamu, apalagi pas masa kecil kamu lebih deket sama kak Vano daripada kakak, ya mungkin sifat kakak yang cuek jadinya kamu nggak nyaman sama kakak. Dan soal ngebenci kamu itu demi Xavier, tapi lama-lama kakak sadar kamu ga pantes dapat perlakuan ini".
"Kak, asal kakak tau ini lah yang aku harepin dari kakak dari dulu, aku pengen dapet rasa sayang dari kakak sebagaimana rasa sayang kak Bara ke kak Xavier".
"Kokk nangiss? Kak jahat ya? Iya kakak tau kakak jahat selama ini udah nyiksa kamu".
"Eng...ggak kok kak, ini tangisan bahagia".
"Usap ih udah mau sekolah, jangan nangis. Entar kelihatan jelek princess kesayangan kakak ini".
"Iyaa kak, kak boleh aku meluk kak Bara?".
"Boleh dong sayang".
*Oh gini rasanya dipeluk sama kak Bara, pantes kak Xavier nyaman banget sama kak Bara, walaupun orangnya cuek tapi hatinya sangat lembut*
"Udahh ayo, nanti kapan-kapan boleh peluk kakak sampai puas deh. Sekarang berangkat sekolah dulu".
Bara dan Aleeya pun segera keluar dari rumah mereka dan segera berangkat ke sekolah.
****
Sesampainya di sekolah, semua mata tertuju kepada Aleeya dan Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleeya
General FictionAleeya Devania Azira Ar-Regar adalah gadis yang sangat ceria. Namun penderitaannya dimulai setelah kepergian orang tua nya. Omongan jahat dan perlakuan yang jahat kerap dia terima dari orang lain bahkan kakak nya sendiri. Apakah Aleeya akan kuat men...