Happy Reading
****
Hidup Aleeya yang akhir-akhir ini sedikit tenang mulai terganggu karena Celline yang sudah mulai masuk sekolah setelah masa pemulihannya. Celline yang masih tidak kapok dengan perbuatannya pun masih saja mengganggu Aleeya bahkan dengan kondisinya yang belum stabil, dia masih bisa saja mengusik hidup Aleeya.
Seperti biasanya Aleeya diantar oleh kakaknya Bara, baru saja sampai digerbang dia sudah bertemu dengan Celline, Aleeya yang malang.
"Oyyy nggak kangen lo sama gue cupuu?"
"Kakak udah sembuh? Syukurlah."
"Iya kenapa? Lo mau gue mati gitu? Alah jangan berharap gue mati dulu sebelum lihat lo sejatuh-jatuhnya."
"Bukan gitu kak maksud aku, justru aku seneng banget kakak udah sembuh."
Disela-sela pembicaraan Celline dan Aleeya, banyak siswa dan siswi yang mencibir Celline.
"Cihh dasar wakil ketua OSIS gaada gunanya beban aja, mana udah fitnah orang, padahal dia yang berulah. Kalo nggak karena sekolahan ini milik kakeknya dan papanya bukan donatur sekolah ini, udah tuh dia ditendang dari sekolahan ini."
Cibiran hinaan pun tertuju kepada Celline.
"Sialann lo, karena ulah lo lihat anak-anak di sini benci sama gue. Mati aja lo sana anak haram!!!!!"
"Aku bukan anak haram, kak," sahut Aleeya dan ia pun meninggalkan Celline sendiri dan dia pergi ke kelasnya.
Arkha yang melihat kedatangan Aleeya pun bingung karena tidak seperti biasanya Aleeya hanya diam, " Al, lu kenapa lagi?"
"Gapapa kok Ar, emangnya kenapa?"
"Gausa boong deh, dari mata lo kelihatan kayak orang habis nangis."
"Tadi kak Celline nyamperin gue dan nyalahin gue karena dia sakit karena gue, padahal disitu gue niatnya baik mau ngucapin sembuh buat kak Celline, eh dia ngatain gue anak haram karena tadi anak-anak ngatain dia playing victim."
"Sialan ya mak lampir itu, gaada kapok-kapoknya ganggu lo. Tapi yang dibilang anak-anak bener sih, tuh setan emang suka playing victim."
"Udahlah Ar, biarin aja. Lo gausa kesulut emosi, gue gapapa."
"Lo ye nyet dari dulu bilang gapapa gapapa mulu, padahal hati lo sering sakit, mana lo selalu sok-sok an kuat depan gue."
"Iyaa, gue tau lo sahabat terbaik gue. Tapi gue gamau ngebebanin lo, cukup gue yang nerima ini, lo gausa khawatir."
"Dahh ngebacotnya? gue peduli sama lo, gue sayang sama lo, dari SMP gue udah usaha ngelindungin lo dari siapa aja yang nyakitin lo, dan ketika SMA ini gue baru tau kalo luka lo berasal dari keluarga lo sendiri."
"Maaf Ar, kalo gue masih belum bisa terbuka sama lo."
"Gue tau lo orangnya emang selalu suka mendem sendiri, tapi gue gamau lo memderita, Al. Gue sayang sama lo, lo udah gue anggep kek saudara gue sendiri."
Aleeya yang mendengar penuturan Arkha pun merasa terharu karena sahabatnya begitu menyayanginya dan selalu mengerti keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleeya
General FictionAleeya Devania Azira Ar-Regar adalah gadis yang sangat ceria. Namun penderitaannya dimulai setelah kepergian orang tua nya. Omongan jahat dan perlakuan yang jahat kerap dia terima dari orang lain bahkan kakak nya sendiri. Apakah Aleeya akan kuat men...