AHC 54: GOLDEN TIME

7.1K 648 213
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kau ini membuat malu saja. Pingsan di depan cucumu sendiri. Apa kau mau Pete jera datang ke sini?"

Baru saja Nenek Jui terbangun, dia sudah mendapat omelan dari si kakek tua itu. Membuat Nenek Jui memutar matanya sebal, sebelum menatap sayang pada pria manis yang duduk di depannya.

"Ya ampun. Kemari, Nong. Nenek belum puas memelukmu," ujar Nenek Jui yang segera dibalas pelukan erat dari Pete.

"Ku kira umurku tak akan sampai untuk melihat cucuku pulang. Andai nenek kaya Pete, mungkin nenek akan menjemputmu di negara asing itu," bisik Nenek Jui yang selalu menyesali ketidakberdayaannya.

Pete memeluk erat neneknya dan berusaha menahan air matanya sendiri. Ia tak boleh banyak menangis, karena itu bisa berpengaruh untuk kesehatannya. "Tapi Pete sudah pulang, Nek. Pete datang tidak sendirian."

Huh?

Nenek Jui melepaskan pelukannya dan pandangannya terarah ke perut Pete yang membuncit. Sebelumnya si nenek merasa jika ada ganjalan di antara mereka, tetapi karena rindunya pada sang cucu, neneknya sampai lupa. Tangan keriput Nenek Jui mengusap perut Pete lembut. Ia tahu jika cucu laki-lakinya adalah omega, sehingga ia berdoa semoga di mana pun Pete berada dia akan bersama orang yang tepat. Bersama Alphanya yang mencintainya, dan memiliki keluarga yang baik.

Tapi ...

"Nong, kau mengandung? Ya ampun ... Kau tidak pulang sendirian seperti ibumu kan?"

Dulu ibu Pete juga begitu. Wanita cantik itu pulang ke pulau sendirian dengan keadaan hamil. Walau Nenek Jui sempat syok, tetapi ia hanya bisa menerimanya. Apalagi itu cucunya sendiri. Apa Pete juga seperti itu? Cucunya yang malang.

Pete menggeleng sebelum menunjuk ke arah luar. Lebih tepatnya pada Vegas yang sedang bersama Macau. Kakak beradik itu tengah mengumpulkan ikan kering yang sebelumnya dijemur oleh Jui. Sepertinya hampir hujan, karena sekarang langit agak mendung.

Beruntung mereka sampai lebih cepat.

"Kau punya dua alpha? Pete, nenek tahu kau cantik, tapi tidak boleh seperti itu!" Nenek Jui, dengan kebiasaannya berbicara tanpa berpikir lebih lanjut, langsung mencubit lengan Pete. Tapi tidak begitu kuat.

"Nenek, Suamiku hanya Vegas! Itu adiknya, Macau."

Tepat saat Pete menjelaskan, Vegas dan Macau masuk ke dalam rumah. Vegas meletakkan bakul jerami berisi ikan asin di lantai. Lalu, pria itu memberikan 'wai' untuk Nenek Pete yang baru bangun. Begitu juga dengan Macau yang masih canggung.

"Oh iya, yang ini Suamimu namanya siapa tadi? Unggas? Dan adiknya Sakau, ehh ... Macau. Susah sekali menyebut namanya," omel Nenek Pete dengan bahasa Thailand pada umumnya.

Macau tertawa pelan. "Perkenalkan Nenek, saya Macau. Adik hia Vegas. Senang bertemu dengan nenek."

"Manis sekali pria muda ini. Seandainya Pete lima tahun lebih muda mungkin dia akan lebih memilihmu," ujar Nenek Jui langsung tanpa bicara di belakang-belakang lagi.

AFTER HE CAME | VEGASPETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang