23

63 26 1
                                    

⚠️Typo bertebaran⚠️

Happy reading 💫







"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam,anak bujang bunda udah pulang nih,mana es krim yang bunda mintak" ucap sang bunda

"Hehe lupa bund" jawab Reyhan cengengesan

"Tapi tenang bund Reyhan bawa yang spesial buat bunda,dan di jamin bunda bakal seneng banget" lanjutnya antusias

"Apaan tuh,owh iya Abang kamu mana Rey" tanya Vano

"Abang masih di luar yah sama seseorang,dia gugup mau masuk makanya Abang bujuk dia dulu" ucapnya santai

"Seseorang?,sia Rey"tanya Vania

"Ntar bunda juga tau, tunggu aja bentar lagi pal-..."

"Assalamualaikum" belum sempat Reyhan menyelesaikan ucapannya satria masuk ke dalam rumah bersama Adira yang berjalan mengikutinya dari belakang

"Adira.." gumam vano yang masih bisa di dengar Reyhan

"Iya yah itu Adira,Adira latasha maurel" jawab Reyhan

Vania yang mendengar nama itu langsung menoleh ke arah Reyhan dan kembali menoleh ke arah Adira yang masih setia menunduk

"Aurel" ucap nya lirih

Mata nya sudah mulai berkaca kaca,dan tangan nya bergetar se akan ingin memeluk adira

"B-bunda" ucap Adira gugup saat melihat Vania

Vania yang mendengar pun langsung bergegas berjalan ke arah Adira dan memeluk nya dengan sangat erat

"Bunda kangen sama kamu Aurel,bunda kangen hiks" pecah sudah tangis Vania

"D-dira juga kangen sama bunda" balasnya gugup

Vano,satria,dan Reyhan di buat tercengang dengan pemandangan yang ada di depannya ini,bukankah Adira lupa ingatan?,tapi kenapa dia bisa ingat dengan bunda tapi tidak dengan mereka

"Ra,l-lo bukanya l-lupa ingatan ya?" Tanya Reyhan

"Apaan sih kamu rey,anak bunda di tuduh lupa ingatan,kamu tuh yang lupa ingatan" ucap Vania kesal

"Anak?" Heran Adira saat Vania menyebut ia sebagai anaknya

"Iya,kan Aurel anak bunda" jawab Vania sambil mengelus kepala Adira

"N-nama aku Adira bund,bukan a-aurel"

"Kan nama kamu Adira latasha maurel,Aurel tu panggilan dari bunda,masa Aurel lupa sih" tanya Vania

"Maksudnya gmn,Dira ga paham"

"Udah udah duduk dulu,ntar di jelasin" ucap Vano menengahnya

Vania pun mengajak Adira duduk sambil menggenggam tangan Adira dengan kuat se akan akan takut Adira pergi dari hidup nya lagi

"Jadi gini bund, sebenarnya Adira itu lupa ingatan atau bisa di sebut anemia"

"Amnesia goblok,anemia tu kekurangan darah asyu" Serka satria

"Typo mulut gue bang,mending Diem dulu deh,gue belum selesai ngomong"

"Lanjut Rey" ucap Vano

"Seperti yang Reyhan bilang tadi,Adira tu amnesia bund,dan Reyhan ga tau apa penyebabnya, intinya Adira ga inget kita siapa,dan Reyhan harap bunda ga boleh maksa buat Dira inget kita siapa,lebih baik kita kasih tau kalau kita itu siapanya Dira,gitu kata bang Rayan" jelas Reyhan panjang lebar

"Hiks j-jadi Aurel ga inget bunda nak, beneran ga ngenalin bunda,tapi kenapa Aurel tau kalau ini bunda tadi" tanya Vania pada Adira

"K-kan waktu itu kita kenalan bund di taman rumah sakit" jawab Dira gugup

"Jadi itu kamu,ya Allah kenapa bunda ngak nyadar kalau itu anak kesayangan bunda,bunda jadi ngerasa bersalah" ucap Vania sedih

"Udah ntar lagi bahas soal itu bund, sekarang ayah tanya sama Dira,Dira beneran ga tau kami siapa" tanya Vano di balas dengan gelengan oleh adira

"Kami adalah tetangga kamu dulu Ra,dulu dari kecil kamu selalu main di rumah bahkan sampai Abang kamu cemburu karna kamu lebih Deket sama satria dan Reyhan dari pada Abang kamu,kamu juga sering tidur di rumah kalau lagi berantem sama keluarga kamu,saking deketnya kamu sama keluarga ini,bunda sampai nganggep kamu anak nya sendiri Ra,Reyhan aja sampai iri karna kamu lebih di manja bunda, intinya kita sudah menjadi keluarga sejak dulu, tapi sayangnya saat kamu kelas 4 SD kami harus pindah ke sini tampa pamitan sama kamu,bunda milih ga mau pamitan sama kamu karna bunda takut kamu nangis dan ga ngebiarin kami pergi,berat Ra buat kami ninggalin kamu, dan saat beberapa bulan tinggal di sini kami nyesal Ra ga ngasih tau kamu waktu itu,kami memutuskan buat pulang sebentar ngelihat keadaan kamu tapi sayangnya keluarga kamu udah pindah juga entah kemana" ucap Vano

"Dan saat itu juga bunda jadi ngerasa bersalah dan mulai nyalahin dirinya sendiri" lanjut Vano menghembus nafas lelah

Adira terdiam mendengar cerita tentang dirinya dan keluarga ini di masa lalu, pandangannya kosong, pikiran nya tak bisa mencerna dengan baik tapi dia paham

Tiba-tiba kepala Adira berdenyut denyut se akan ingin meledak, berbagai bayangan hitam mulai memenuhi pikirannya

"Dira pulang dulu om,bunda" ucap Adira langsung berdiri dari duduknya

Tapi genggaman tangan Vania makin mengerat saat Adira berdiri dan akan melangkah

"J-jangan benci b-bunda rel" ucap Vania lirih dan menatap Adira sendu

Se akan terhipnotis oleh lirihan Vania Adira pun terduduk secara langsung dengan sekujur badan yang lemas, hatinya ingin menetap di sini tapi tidak dengan pikirannya yang entah ingin kemana

Dengan tiba-tiba Vania bersujud dan menangis kepada Adira

"M-maafin bunda Ra hiks"

"Maaf"

"Bunda salah Ra,bunda jahat sama kamu"

"J-jangan benci bunda hiks, jangan"

Melihat itu Adira se akan tersadar dari lamunannya dan mengangkat bahu Vania se akan menuntun agar duduk kembali ke sofa

"B-bunda jangan gitu,sini duduk di samping Dira, jangan sujud minta maaf ke Dira bunda,bunda ga salah" Mereka berpelukan sambil menangis satu sama lain

Ketiga lelaki yang ada di sana hanya menatap haru ke arah mereka berdua, rasanya mereka telah menemukan kembali belahan permata yang hilang, mereka bahagia saat melihat dua belahan permata tersebut kini menjadi utuh dan berharap akan slalu utuh seperti itu




Hai semuanya

Maaf ya aku telat up nya padahal kemarin udah bilang kalau tanggal 2 bakal up

Tapi aku bener" capek banget karna awal masuk sekolah dan baru kesampaian ngetik sekarang

Sekali lagi maaf ya dan makasih udah baca

Jangan lupa vote and komen 😉

ADIRAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang