Agatha saat ini tengah termenung di dalam ruaganya. Selang infus yang masih menempel di tanganya mampu mrmbuat ia tidak nyaman. Ditambah lagi ternyata Agatha mengalami Transmigrasi.
"Gue kangen Daniel. Gue kangen anggota Ravegar" Lirih Agatha menatap jendela yang menampilkan awan berwarna jingga "gue mau balik, tapi bukan kerumah"
Ceklek
"Baby kenapa kamu enggak tidur? Kamu mau apa? Mau ice cream apa mau martabak" Tanya Zero. Zero lalu duduk di kursi yang berada di samping brankar Agatha. Usai duduk Zero lalu mengelus rambut Agatha dengan lembut "kalau ada apa-apa bilang sama abang okey. Jangan di pendem"
Agatha yang merasakan sentuhan di pipinya seketika gugup. Pasalnya ia tidak pernah begini, ingin memberontak pun ia tidak bisa.
Agatha hanya menganguk dan masih diam enggan untuk berbicara.
"Kamu kenapa diam aja baby? Biasanya kamu tuh cerewet banget" Ujar Zero yang masih tetap mengelus rambut Agatha dengan lembut.
Agatha lalu menjauhkan kepalanya dari tangan kekar milik Zero. Bagaimanapun ia bukan keluarga ini.
"Why baby? Kenapa gitu?" Tanya Zero menatap dalam Agatha.
"Aku pengen pulang" Ucap Agatha yang masih menatap jendela.
"Tapi kondisi kamu belum sepenuhnya pulih baby"
"Pokoknya aku mau pulang titik gak pake koma"
Zero lalu menghela napas berat "Yaudah iyah nanti abang bilang sama bang Andre"
"Bang Andre? Dia siapa?"
Ah iya Zero lupa jika gadis kecilnya ini telah lupa ingatan.
"Nanti abang jelasin di rumah okey" Zero lalu mengusap kepala Agatha pelan dan beranjak berdiri "waktu abang udah abis baby sekarang kamu bakal di jagain sama Damar sepupu kita"
Agatha hanya menganguk tanpa membalas ucapan Zero.
Zero dengan berat hati meninggalkan ruangan Gadis kecilnya ini.
Setelah Zero keluar, Agatha lalu menatap tempat duduk yang baru saja Zero duduki. Dengan perlahan Agatha berdiri dari ranjangnya dan berjalan ke arah jendela. Melihat matahari yang tengah tenggelam di iringi dengan suara burung yang bertebangan.
"Suasana ini" Ucap Agatha menggantung kalimatnya "suasana ini yang aku impikan"
Agatha sangat suka dengan senja. Ntah apa alasanya tapi ia sangat menyukainya apalagi suasanya yang membuat ia dejavu.
Ceklek
"Sayang kamu lagi apa" Tanya Damar saat sudah masuk ke dalam ruangan Agatha.
Agatha lalu menoleh sejenak ke arah damar dan kembali melihat matahari yang akan tenggelam.
"Ayo tidur lagi sayang. Keadaan mu belum sepenuhnya pulih"
"Aku gak mau. Kamu siapa nyuruh-nyuruh aku seenaknya. Kamu bukan abang aku kamu hanya sepupu aku jadi gak usah ngatur" Ucapan pedas dari Agatha mampu membuat hati Damar berdesir.
"Maaf sayang. Damar tidak bermaksud begitu baby"
Agatha lalu kembali keranjanganya setelah matahari terbenam. Agatha tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa dulu bahkan ia mati-matian untuk tidak membantah ucapan Zero. Agatha harus menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekarang.
"Kamu mau apa sayang" Tanya Damar pelan "Panggil aku dengan sebutan Abang okey"
Agatha lalu menganguk "Agatha pengen Abang keluar"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA TRANSMIGRASI
Teen Fiction"jangan melihat buku dari sampulnya ~Agatha Jeniver Syaquela. Agatha Jeniver Syaquela memiliki paras yang sangat cantik dan mempesona. Bahkan musuhnya saja terpana melihat kecantikan Agatha. Nasib sial yang menimpa dirinya adalah ketika ia berusaha...