Lagi dan lagi Agatha kembali di rawat di rumah sakit, tentang kehamilan Agatha mereka sudah tau dari dokter Anda. Mereka awalnya sangat terkejut mendengar Agatha hamil, tapi dengan perlahan mereka menjadi biasa saja, karena mereka harus menerima takdir.
"Dasar brengsek" umpat Zero di dalam hati, Zero terus saja mengeluarkan kata-kata yang toxic terhadap Gavin.
"Apakah Agatha baik-baik saja?" Tanya Agam ketika sudah sampai di rumah sakit, Agam tidak sempat ikut karna tadi ada kendala.
"Sedikit" Jawab Damar pelan.
Mereka lalu menundukan kepalanya berharap Agatha serta bayinya baik-baik saja.
...
"Maaf Tha" ucap Gavin mencoba menahan sesak yang mengejolak di dalam lubuk hatinya.
Ntah apa yang Gavin lakukan sehingga nyaris membuat Agatha bunuh diri, Gavin sudah di hasut oleh teman masa kecilnya.
Abel yang Gavin kenal dulu bukan lagi Abel yang sekarang, semua manusia pasti akan berubah pada waktunya. Abel juga sama ia telah berubah.
"Akhhhhh maaf, maaf, maaf"
"Maaf lo gak guna"
Gavin sontak melihat ke belakang, dan ternyata di belakangnya ada jordi.
"Why?"
"Lo brengsek bos, seharusnya lo gak giniin dia bos, seharusnya lo sadar"
"Lo nasehatin gue?"
"Gue gak nasihatin lo! Gue cuman ngomong fakta"
"Gak usah sok bener lo di depan gue"
Jordi lalu menghembuskan napas kasar "terserah lo bos gue capek"
Gavin lalu menunduk "apa gue salah yahhh?"
"Lo harus SD bos"
"SD?"
"Sadar diri" lanjut jordi Menepuk-nepuk pundak Gavin "gak semua hal bisa di beli dengan uang bos, lo semenjak ada si Abel sikap lo jadi berubah"
Gavin lalu mendongak dan menatap jordi "gue berubah? Perasaan gue gini-gini aja dahhh"
"Lo berubah bos, lo jadi sering sakitin hati buketu, bahkan lo lebih mentingin bayi haram yang di kandung Abel bos"
Bugh
"Jaga omongan lo bangsat" geram Gavin mengepalkan kedua tanganya. Ia tidak suka ketika mendengar seseorang menyebut teman masa kecilnya itu dengan sebutan hina.
Jordi lalu menegang pipinya yang kena bogeman mentah dari sang ketua "terserah lo bos, gue cuman ngingetin lo kalau pilih jalan harus yang bener jangan yang salah"
Llu hening... Tidak ada yang berbicara, Gavin yang sedang memikirkan antara memilih Agatha atau Abel. Ia bimbang karena dua wanita itu adalah sayapnya.
"Lo pikirin sampe mateng dulu bos, lo liat kan bos? Bahkan ular yang diam saja dapat mematikan seseorang"
"Lo kalau mau banyak bacot jangan sama gue" Ujar Gavin menatap mata Jordi dengan tajam.
Jordi lalu mendekat ke arah Gavin "Agatha hamil" bisik Jordi di telinga Gavin.
Gavin lalu diam seribu bahasa badanya menjadi kaku apa? Bagaimana bisa? Tapi kenapa Agatha tidak memberitahunya? Banyak pertanyaan muncul dari otak Gavin.
"Lo tau darimana? "
"Dari Vivi"
Gavin buru-buru naik motor dan melakukan motornya tanpa memakai helem pikiranya saat ini ia harus menemui Agatha. Ia senang karena akan menjadi seorang Ayah.
...
Sedangkan di sisi lain, terlihat Zero yang berada di depi pantai, ia butuh sendiri ia butuh ketenangan.
Gagal lagi? Kenapa harus gagal? Kenapa Zero selalu gagal jadi seorang abang, sudah cukup waktu dulu ia kehilangan adik perempuan. Dan sekarang ia tidak ingin Agatha pergi, ia ingin menjadi perisai untuk Agatha, tapi kenapa ia selalu gagal, KENAPA?
"Akhhh gue gagal lagi, kenapa harus gagal sihhh" ucap Zero memandang air pantai yang tengah terumbang ambing oleh ombak.
"Maaf Mah, Zero gagal lagi" lirih Zero menundukkan kepalanya "Maaf Mah, maaf bangett" Zero lalu terduduk di atas pasir putih itu.
"Zero gagal Mah, Zero gagal jaga Agatha" Zero yang sudah tidak kuat lantas mengeluarkan air mata.
Dulu saat adik perempuanya yang pertama di culik ia sempat depresi, pasalnya para penculik itu menculik ibu serta adik perempuanya, dan mereka menyisakan Agatha Nathalia Smith saja.
"Zero pengen kayak dulu lagi Mah, Zero kangen pelukan Mamah, Zero kangen suara Mamah, Zero rindu mamah" ntah apa yang di pikirkan Zero sampai-sampai ia menyebut nama sang mamah.
Zero lalu menatap ke arah langit yang tampak indah dengan hiasan bintang serta bilang yang berada di tengah-tengah bintang.
"Zero selalu gagal Mah, Zero gak becus jadi abang, kenapa waktu itu Mamah sama adek harus pergi? Kenapa waktu itu mamah di culik?" tanya Zero yang sudah mulai meracau "kalau Zero tau mamah bakal di culik mungkin Zero bakal jagain mamah sama adek"
Zero yang tadinya duduk kini bangkit berdiri "tolong jangan ambil Agatha Tuhan" setelah itu Zero pergi meninggalkan tepi pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA TRANSMIGRASI
Teen Fiction"jangan melihat buku dari sampulnya ~Agatha Jeniver Syaquela. Agatha Jeniver Syaquela memiliki paras yang sangat cantik dan mempesona. Bahkan musuhnya saja terpana melihat kecantikan Agatha. Nasib sial yang menimpa dirinya adalah ketika ia berusaha...