Kecewa

135 14 3
                                    

Agatha masih diam enggan untuk memakan makanan yang sudah berada di meja dekat brankarnya. Agatha sudah sadar dari satu jam yang lalu ia terkejut mendengar pernyataan Vivi jika Abel hamil.

Kini setetes air mata telah jatuh dari pelupuk mata Agatha, dengan kasar Agatha menghapus air mata tersebut padahal ia juga sedang hamil. Cuman ia rahasiakan karna tadinya ia ingin membuat kejutan untuk Gavin, bukanya memberi kejutan ia justru malah mendapat kejuta yang luar biasa.

Ceklek

"Baby ayo kita makan, kau belum makan baby, apakah perutmu tidak lapa?" Tanya Keano dengan tatapan teduh, Keano yang tidak mendapatkan respon apapun lantas duduk di bangku yang berada di samping brankar Agatha.

Keano lalu menghela napas kasar "Ayo makan baby" Ucap Keano hendak menyuapi Agatha.

Agatha masih diam, pandangnya terus saja melihat ke arah jendela. Agatha kecewa, ia kecewa pada sosok Gavin, Gavin yang selalu membuat ia bahagian kini malah menolehkan luka yang besar.

"Pernikahan kamu bakal kake batalin"

Agatha lalu menoleh ke arah Keano dengan tatapan sedih "abang"

Keano lalu mengusap puncuk kepala Agatha "gapapa baby, gak usah di pikirin okey"

"Hiksss abang hikssss Gavin jahat hiksss" Agatha lalu menangis hinteris "Ga-vin dia jahat Ab-abng hiksss"

Keano lalu meletakan bubur tersebut di meja dekat brankar Agatha, Keano lalu berdiri lalu memeluk Agatha dan mengusap rambut Agatha.

"Sttttt.. princesnya abang gak boleh nangis okey" Keano lalu memejamkan matanya dan merasakan kecewa yang amat begitu besar kepada Gavin. Gavin sialan, Gavin sepertinya sudah bermain-main dengan keluarga Smith.

...

Sedangkan di suatu tempat yang gelap, mungkin hanya ada cahaya ilahi ehhhh canda maksudnya cahaya matahari itupun hanya segaris saja.

Gavin saat ini tengah berdiam diri di bangunan yang kuno dan tua itu, ini semua salah paham, ia menyesal karna telah membuat Agatha kecilakaan dan berakhir koma.

Gavin lalu mengambil silet yang bergeletak di dekat kakinya, ia lalu menggores punggung tangan kirinya dengan silet, kini cairan kental berwarna merah tersebut mengalir deras di punggung tangan kiri Gavin.

"Maaf" lirih Gavin menundukan kepalanya "aku minta maaf baby"

Gavin lalu menggoreskan pergelangan tangan kirinya dengan silet lagi.

"Aku pasti bakal jelasin semuanya By, tunggu aku"

....

"Agatha lo gapapa kan?" Tanya Vivi saat sudah masuk keruangan Agatha, Keano sudah keluar karna ada meeting mendadak. Tadinya Agatha akan di jaga oleh Zero, namun Aditya melarangnya.

"Tadi kake lo suruh gue buat jagain lo"

"Hmm"

"Agatha lo gak boleh gini, lo harus kuat, lo masih punya gue, gue selalu ada ko buat lo Agatha" Vivi lalu duduk di bangku bekas Keano.

"Jangan gara-gara satu cowok hidup lo kayak gini, lo kuat lo hebat Agatha hapus semua kenangan lo sama Gavin"

"Gu-gue gak bisa"

Vivi lalu mengenggam tangan kanan Agatha "lo pasti bisa kalau lo berjuang"

Agatha lalu menatap Vivi "makasih Vi makasih bangett"

"Gak usah makasih Agatha, gue juga ikhlas ko jadi sahabat lo"

Inilah yang Agatha inginkan, ia menginginkan sahabat yang seperti ini. Sahabat yang selalu ada untuk dirinya dan sahabat yang selalu menawarkan tenpat untuk ia bersandar.

"Gue hamil Vi"

Vivi seketika terpaku mendengar penuturan Agatha "lo hamil anak si-siapa"

"Gavin"

"Anjing Gavin sialan"

"Vi tapi gue minta lo jaga rahasia ini ya cuman lo doang yang tau"

Vivi lalu menganguk "gue bakal jaga rahasia lo ko" Vivi lalu bangkit berdiri "gue pulang dulu yahh, mau jemput bokap gue di bandara"

Agatha lalu menganguk "hati-hati, Oh ya! Lo gak mau ngejalis lo bisa kenal keluarga gue?"

Vivi lalu mengetuk dagunya dengan jari telunjuk "hmm kayaknyah nanti deh pas lo  udah sembuh"

"Yaudah"

"Babay Agatha"

"Babayy Vivi"

Setelah Vivi pergi kini ruangan itu kembalu sunyi, rasa sedih serta kecewa kini kembali datang dalam diri Agatha.

"Heyy ayo bangun kamu kuat Agatha"

Agatha yang sempat termenung pun lantas menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak orang lalu siapa yang berbicara denganya. Oh apakah makhluk astral? Tidak mungkin.

"Tidak usah mencariku, dan aku bukan makhluk astral aku adalah belahan jiwa kamu yang akan menuntun kamu sesuai dengan garis takdir"

"Apa? Bagaimana bisa?" Heran Agatha tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Tidak ada yang tidak mungkin Agatha, ingat kun fayakun"

Agatha lalu teringat akan hadis Allah dalan surah yasin ayat 82 kun fayakun apa pun yang ingin di kehendaki Allah pasti akan terwujud.

"Tidak usah merasa kecewa Agatha, karna bayi yang di kandung Abel bukanlah darah daging Gavin, melainkan darah daging abangnyah sendiri"

Agatha sontak membulatkan kedua matanya jadi? Jadi Abel hamil anak abangnyah! Bukan anak Gavin?.

"Kau tidak perlu memikirkanya Agatha, aku akan selalu membantumu"

"Kalau begitu aku harus apa?"

"Kau cukup mengikuti alur yang di buat oleh Abel manusia yang berkedok ular piton"

"Dari nada bicaramu sepertinya kau membenci Abel?"

"Aku membencinya karna aku adalah belajan jiwamu yang juga merasakan sakit"

"Hmm baiklah"

"Aku akan pergi, untuk mengumpulkan sebuah kejutan"

"Kejutan apa?"

"Kau akan tahu setelah aku kembali see you Agatha"

Agatha yang tadinya duduk pun merebahkan dirinya di brankar, pikiranya kalut akan masalah yang ia hadapi. Jadi ia salah paham kah kepada Gavin? Tapi ia juga sangat kecewa kepada Gavin, seharusnya Gavin memberitahu yang sebenarnya kepada Agatha.

AGATHA TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang