Kemarahan Zero

135 13 16
                                    

Mereka semua menangis melihat Agatha yang di nyatakan koma, rasa bersalah dan rasa sedih kini menyatu menjadi satu. Apalagi Zero yang merasa tidak becus menjaga adiknya, padahal Zero sudah berjanji untuk menjaga adiknya dengan nyawanya sendiri.

Mereka semua diam membisu tanpa mengeluarkan sepatah kata suara, ntah apa yang mereka pikirkan.

"Bagaimana ke adaan cucuku" Ucap Aditya tegas.

"Kake sejak kapan pulang?" Tanya Andre ketika melihat sang kake masih mengkenakan baju kantoran.

"Sekali lagi kutanya bagaimana ke adaan cucuku"

"Agatha koma" Jawab Keano.

Aditya lalu mengepalkan tanganya bahkan kukunya yang panjang kini menancap di kulitnya.

"Apakah kalian tidak becus untuk menjaga satu perempuan saja? Apakah aku harus memanggil bodyguard? Jika kalian tidak bisa becus menajaga cucuku maka aku akan menjauhkan dia dari kalian"

"Jangan" lirih Andre memohon "maaf ini semua salah kami, kami salah Ke maaf"

"Maaf kalian tidak berguna" Aditya lalu duduk dengan napas yang tidak teratur.

"Ini semua bukan salah mereka" Ntah dari mana Vivi sudah dateng denga sekantung buah yang ia beli "ini semua salah Gavin"

"Apa Gavin?" Tanya Kenzi "Gavin dia si-siapa?"

"Calon suami" jawab Aditya.

"APA!" Kaget Kenzi, Anggara Serta Agam.

"Kenapa kake tidak bilang kepada kami?" Tanya Anggara dengab serius.

"Kake tidak mau nanti kalian kepikiran"

"Hufttt baiklah"

"Bisa kau jelaskan?" Tanya Andre kepada Vivi.

Vivi lalu menanguk dan mengatur napasnya "pertama-tama kenalin nama aku Vivi temen kelasnya Agatha, aku juga gak tau apa yang terjadi dengan Agatha, bahkan tadi saat di kantin dia tidak memakan makananya, saat aku melihat Agatha seperti itu aku pun ber inisiatif untuk menemui Gavin. Pas sudah sampai di roftof  aku malah melihat Gavin dengan Abel serta Jordi"

"Jadi?"

"Jadi gara-gara itu Agatha keluar sekolah dengan berlari ia menyebrang tanpa memperhatikan arah kanan dan kiri"

"Gavin anjing" Umpat Zero yang sudah mengepalkan tanganya.

....

Gavin saat ini tengah mengendarai motor dengan ugal-ugalan presetan dengan kendaraan lain ia tidak peduli. Banyak klakson yang berbunyi ketika ia menyalip mobil serta truk.

"Maaf" lirih Gavin dengan air mata yang sudah turun dari balik helem. Gavin terus saja berminta maaf di balik helem.

Saat sudah sampai di rumah sakit Gavin lalu turun dari motor dan melepas helen full face nya menyugar rambutnya ke belakang lalu masuk ke dalam dan menanyakan dimana ruangan atas nama pasien Agatha.

Ternyata Agatha berada di lantai atas, Gavin buru-buru naik lift untuk sampai ke atas. Saat sudah sampi ke atas ia lalu keluar dari lift dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit.

Gavin diam membeku ketika ia melihat semua keluarga Agatha tengah memejamkan matanya atau bahkan ada yang menangis.

Dengan perlahan Gavin mendekati mereka.

"Ke" Panggil Gavin kepada Aditya.

Zero yang mendengar suara Gavin pun lantas membuka matanya dan berdiri, manarik kerah baju Gavin dengan erat memperlihatkan tatapan tajan Zero kepada Gavin.

"Lu kalau gak bisa jaga adek gue gak usah jadi colon suaminya, lo tu bajingan, lo tu sampah Gavin LO TUH PENGECUT"

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Zero terus saja memukul Gavin tanpa henti bahkan dudut bibir Gavin sudah mengeluarkan cairan darah kental.

"Zero cukup ini rumah sakit" Ucap Aditya dengan tegas "jika kau terus memukul dia maka akan ada skuriti yang akan datang"

Zero lalu menghempaskan tubuh Gavin ke bawah "sekali lagi gue liat lo giniin adek gue, nyawa lo yang bakal gue ilangin"  Zero lalu kembali duduk.

"You bastard who deserves to die, you almost cost my little brother his life" Ucap Kenzi dengan tatapan tajamnya "you can't call yourself a future husband for my sister"

"You misunderstood"  balas Gavin yang sama juga menatap tajam Kenzi. Ia tidak peduli dengan darah yang terus menetes di sudut bibirnya.

"Benarkah? Bukankah ini memang Fakta Tuan Gavin Jonatha Alexander?" Ujar Anggara tersenyum kecut ke araha Gavin.

Gavin lagi-lagi di buat diam dan membisu, memang apa yang di katakan Anggara ini semu Fakta bukan kesalah pahaman.

"Mana cewek lo yang murahan?" Sindir Vivi bersekap dada "cewek lo gak di ajak?"

"Dia bukan cewek gue" jawab Gavin kesal dengan pertanyaan yang Vivi ajukan.

"Kalau buka apa dong? Bukanya lo sering nganter pulang pergi Abel ya? Ko sekarang gak di akuin"

"VIVI" Teriak Gavin kesal, jika Vivi laki-laki mungkin ia sudah mengahajarnya dengan sekuat tenaga.

"Sudah cukup, silahkan tuan Gavin untuk pulang kami tidak menerima kedatanganmu" Ucap Aditya yang sudah berdiri.

"Ke?" Panggil Gavin lirih kepada Aditya.

"Jangan memangil ku dengan sebutan itu Gavin, mulai sekarang aku akan membatalkan pernikahamu dengan Agatha"

Gavin lalu menggeng "Enggak! Kake gak boleh batalin pernikahan Gavin"

"Kau sudah melukai cucuku"

"Aku akan menebus semuanya tolong jangan membatalkan pernikahan ku"

"GAVIN" Panggil seorang perempuan yang baru saja keluar dari lift.

"Aku hamil" Ucap Abel memberikan dua garis biru tersebut ke pada Gavin.

*Mari kita hujat Abel🤗

AGATHA TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang