Happy Reading
•
Sorry for typo
Rosaline melangkah memasuki kediaman orang tuanya dengan sedikit kesal setelah Jessica menyuruhnya untuk langsung pulang daripada memberi kesempatan untuknya ikut makan bersama. Tatapan Rosaline langsung saja tertuju pada ibu dan kakaknya yang sedang menanti kepulangan Alisa.
"Jessica menyebalkan kali ini. Aku senang diajak makan bersama, tapi dia malah menyuruhku langsung ke sini," keluh Rosaline yang akrab disapa Rose dan langsung menjatuhkan bokongnya; duduk di sebelah Jennifer.
Kening Jennifer berkerut. "Makan saja yang kau pikirkan."
"Kenapa? Kau iri kan? Aku banyak makan, tapi body-ku tetap seperti ini."
Jennifer mendengus dengan tatapan sedikit tersinggung dengan perkataan adiknya. "Kau memang menyebalkan soal ini"
Sang ibu, Christina Fernandez mulai resah dengan adu mulut kakak beradik ini. "Both of you ... apa kalian akan selalu bertengkar?"
Rose tertawa kecil mendengar teguran ibunya. "Mom, itu hanya sarkasme antar saudari. Santai saja," ucapnya. "Apa Alisa dan Jessica sudah tiba?"
"Belum. Kami sedang menunggu." Baru saja Jennifer berucap begitu, langkah kaki Jessica dan Alisa bergema lalu muncul di hadapan mereka. Rai juga ada di sana.
"Jess, please." Lisa menahan tangan kakaknya. "Kau tidak menyayangiku?"
Kedatangan si sulung dan bungsu sebenarnya sedikit mengejutkan Christina dan dua putrinya yang lain, pasalnya wajah Jessica tampak dipenuhi amarah yang meluap-luap.
"Justru karena aku mencintaimu, aku tidak ingin kau menderita karena ini!"
"Ada apa ini?" Christina bangkit dari duduknya, begitu juga Jennifer dan Rosaline. "Jessica, ada apa?" Kerinduan wanita itu pada putrinya seketika tersingkir, karena aura tak biasa dari putri sulungnya yang tak bersahabat.
"Sesuatu yang penting harus kita bicarakan, tapi aku ingin daddy di sini juga."
"Jessica, please ..." Tangisan Lisa bahkan tak mampu meluluhkan hati Jessica yang lebih dulu terbakar amarah.
"God ... Alisa ..." Rosaline mendekati adiknya dan memeluk Lisa. "Apa yang terjadi?" Rose benar-benar bingung dengan situasi saat ini. "Jess, kau tidak ingin menjelaskan?"
Jennifer beradu tatapan dengan sang kakak, seakan tengah bertelepati. Dari ekspresi Jessica yang tampak kecewa, mudah bagi Jennifer menebak apa yang terjadi saat ini. Dia tau kini apa yang terjadi pada adik bungsu mereka.
Jennifer menghembuskan napas berat. "Yang kupikirkan benar terjadi, bukan?"
Jessica tak berkutik. Dia mendengar ucapa Jennifer. Dia hanya bisa menarik napas dan menoleh pada Rai. "Apa yang daddy katakan, Rai?"
"Tuan akan segera kembali," jawab Rai dengan santun.
"Mari menunggu daddy datang. Aku tidak akan buka mulut sampai semuanya lengkap," ucap Jessica dan berderap menuju kamarnya. Dia bahkan tak menatap wajah Lisa, seakan hatinya hancur dan kecewa pada adiknya sendiri.
"Alisa, what's wrong?" Sang ibu mendekatinya dan memeluk putri bungsunya dengan erat. "Katakan padaku ada apa?!" Lisa tak bersuara, dia memeluk ibunya dan menangis.
Rosaline mengusap punggung adiknya, rautnya menunjukkan kekhawatiran pada Lisa. Sementara Jennifer langsung menyusul Jessica.
Jennifer membuka pintu kamar kakaknya dan langsung melihat Jessica tengah berdiri di balkon dengan mendekatp kedua tangannya di dada. Dia tau Jessica sedang kesulitan mengontrol emosinya. Perlahan Jennifer melangkah mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ꜱᴏɴ • ʟɪꜱᴋᴏᴏᴋ
Fanfiction15+ From Instagram Liskook's fanfiction by @storiesbybelleza • Tentang Alisa Fernandes yang harus berjuang mempertahankan anaknya dan meninggalkan mimpi besarnya sebagai seorang idola pop Korea. "Dia bukan putramu, jangan sekali-kali mengatakan itu...