Happy Reading
Riuh terjadi pagi-pagi sekali di kamar Lisa. Perempuan muda itu tampak sibuk dengan aktivitasnya. Sementara putranya masih anteng terlelap.
Yeah, hari ini merupakan hari di mana Lisa mengikuti ujian setaranya dari akademi yang dia ikuti selama ini. Walau sejak kembali ke USA, bahkan setelah melahirkan Ryder, Lisa memang mengikuti sekolah online. Program yang diberikan pemerintah di samping home schooling.
"Kau bisa membantuku?" Dia bertanya pada seorang pramuwisma yang baru saja memasuki kamarnya.
"Tentu saja, Nona," jawab si pramuwisma santun. "Apa yang bisa saya bantu?"
"Menjaga putraku. Aku harus pergi sekarang," ucapnya. "Aku bingung mengapa mereka memberi ujian secara langsung, jika selama ini pembelajaran selalu online."
Si pramuwisma hanya tersenyum, lalu sejenak membalas, "Bukan kah selalu seperti itu. Ujian online dengan jarak jauh memberi kesempatan untuk berbuat curang."
"Tidak semua seperti itu, tapi kesempatan besar juga untuk berlaku tidak jujur. Dunia ini masih membutuhkan kejujuran," papar Lisa. "Tolong jaga Ryder," imbuhnya dan mendaratkan kecupan lembut di pipi putra semata wayangnya. "Mommy hanya pergi sebentar, sayang."
"Saya akan menjaganya," si Pramuwisma kembali berucap.
"Aku percaya kau bisa melakukannya. Katakan pada ibuku, tolong doakan aku, jika ia sudah kembali."
Wanita pelayan yang telah mengabdikan dirinya bertahun-tahun itu pada keluarga besar Fernandez mengangguk lugas dan paham. "Semoga berhasil, Nona. Saya yakin Anda bisa melakukannya. Semua percaya padamu."
Senyum kecil ditampilkan Lisa lagi-lagi. "Tapi, aku masih meragukan diriku sendiri. Tidakkah ini sulit?"
"Saya paham apa yang kau katakan, Nona. Saya mengerti tidak mudah mewujudkan semua harapan yang Anda pikul. Tapi, percayalah dengan ucapan ini, kemampuanmu melebihi apa yang kau tau selama ini," tutur si pelayan dengan lembut dan mengusap pundak Lisa. "Kau berani hidup di negeri orang beberapa tahun. Kau mengandung Ryder. Seberat itu kehidupanmu, dan kau berhasil melaluinya. Maka, yang kali ini, aku percaya kau bisa melakukannya. Kali ini dengan dukungan seluruh anggota keluargamu."
Lisa tersenyum manis. Wanita pelayan ini memang sudah sangat mengenalnya bahkan keluarganya. Ya, bagaimana tidak, jika sejak kecil wanita ini sudah melayani keluarganya, bahkan bisa dikatakan setiap orang yang bekerja pada keluarga Fernandez sudah seperti bagian dari keluarga mereka sendiri. Berpikirlah, mereka bahkan bungkam dari banyak pihak tentang kehidupan personal keluarga Fernandez, dan sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ada yang berkhianat dengan keluarga tersebut.
"Kau mendukungku atau tidak?" tanya Lisa dengan sengaja.
"Tanpa Anda bertanya, dan bahkan tanpa perlu saya menjawab, Nona sudah tau jawabannya."
"Thank you."
"Semoga berhasil, Nona."
Lisa mengangguk dan memeluk singkat wanita itu. Kemudian dia berderap meninggalkan kamarnya.
• • •
Masih gelap, dan Jeka belum bisa memejamkan matanya.
Dia sedang duduk di sofa ruangan yang biasa menjadi tempatnya berkumpul bersama anggota grupnya di waktu senggang sembari menggulir layar ponselnya. Dia menerima banyak kiriman foto dari adik perempuannya diikuti dengan rangkaian kalimat yang menyuarakan perasaan kesal Cristhalia, karena Jeka hampir sangat jarang membalas pesannya bahkan ketika gadis muda itu meninggalkan Korea Selatan menuju Amerika untuk melanjutkan pendidikannya, sang kakak sama sekali tidak menemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ꜱᴏɴ • ʟɪꜱᴋᴏᴏᴋ
Fanfic15+ From Instagram Liskook's fanfiction by @storiesbybelleza • Tentang Alisa Fernandes yang harus berjuang mempertahankan anaknya dan meninggalkan mimpi besarnya sebagai seorang idola pop Korea. "Dia bukan putramu, jangan sekali-kali mengatakan itu...