• Last Moment •

4.9K 795 98
                                    

Happy Reading

Sorry for typo!

Angin malam di Skybar itu menyapu permukaan kulit Lisa, memberikan rasa sejuk padanya di musim panas. Dia sedang menunggu seseorang di sana. Seseorang yang hanya ingin dia temui dengan singkat di tempat yang sepi.

"Maaf aku terlambat." Lisa mendongak saat mendengar suara seorang pemuda menyapanya.

Adalah Bryan Veerin, teman Lisa yang berasal dari Thailand. Pemuda yang saat ini debut pada grup yang sama dengan Jeka. Yeah, sebelum Bryan tiba di sana sebenarnya Lisa sudah bisa menebak mengapa pemuda itu terlambat. Dia pasti bertengkar dengan Jeka. Lisa bisa pastikan itu benar adanya.

Lisa dan Jeka kenal melalui Bryan, jadi anggaplah Bryan adalah jembatan pertemuan mereka, dan bisa kalian bayangkan seberapa kecewanya Bryan saat tau perihal kelakuan Jeka dan agensi pada Lisa yang notabenenya adalah sahabat satu-satunya di negeri tersebut.

"Kau bertengkar dengan Jeka lagi," lirih Lisa saat Bryan duduk di hadapannya,

"Aku bisa menghabisinya, karena melakukan ini padamu. Nam John juga sama brengseknya. Semua ini idenya kan? Jeka menangis dan menjelaskan semua, Lisa, tapi aku tetap kecewa padanya. Apa kau baik-baik saja, aku sangat khawatir karena mendengar kau dipaksa untuk menggugurkannya."

Lisa menampilkan senyum kecil di bibrinya. Yang dia tebak benar bukan, Bryan juga pasti kecewa. Tapi, apa Bryan kecewa padanya? Tapi, Lisa percaya diri bahwa pemuda ini berada di pihaknya, berdasar bahwa Bryan adalah satu-satunya orang yang mengatakan dia khawatir dengan kondisi Lisa. "Bryan, apa aku bisa percaya padamu? Seperti yang kau pernah bilang, aku bisa menganggapmu seperti seorang kakak."

Dahi Bryan mengernyit mendengar ucapan Lisa. "Tentu saja. Aku selalu bersamamu, Lisa. Ada apa? Katakan padaku."

Lisa menarik napas berat, lalu menatap bola mata Bryan dalam-dalam. "Aku tidak menggugurkan anakku."

Ucapan Lisa sontak membuat Bryan refleks menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia terkejut, dan menatap Lisa tak percaya. "Aku membayar dengan harga dua kali lipat agar wanita itu tidak melakukannya."

Hampir semenit napasnya tercekal, tapi kemudian melepas dengan lega. "Astaga, Lisa, syukurlah. Jeka tidak tau hal ini?"

Lisa menggelengkan kepalanya. Sungguh walaupun masih berusia muda, tapi Lisa tampak cerdas dan terlihat dewasa dalam menghadapi masalah ini dan dia tetap terlihat tenang. "Tolong rahasiakan ini darinya, bahkan dari siapa pun. Dan tolong, tetap rahasiakan siapa aku dan keluargaku. Anggap saja kau tidak pernah tau latar belakangku, dan kau hanya tau kita berasal dari Thailand."

"Apa yang kau bicarakan?" Bryan tau tentang Lisa. Dia tau nama lengkap perempuan muda ini. Tentu Bryan tau latar belakang Lisa, karena keduanya saling percaya dan saling mendukung satu sama lain, bahkan saling melindungi. Mereka berada di negeri asing, jauh dari keluarga di usia yang sangat belia, keduanya tau pasti bagaimana rasanya berjuang itu mengapa keduanya saling menggenggam tangan satu sama lain.

"Aku akan kembali ke US. Aku akan kembali sebagai Alisa Fernandez. Aku ingin melahirkan dan membesarkan anakku."

Bryan lagi-lagi terkejut. Lisa memikirkan tentang ini? "Lalu bagaimana dengan cita-citamu?"

"Kehidupan anak ini jauh lebih penting. Aku lebih baik melepaskan impian dan cita-citaku daripada membunuh darah dagingku sendiri."

"Lisa ... kau ..." Bryan terbata-taba. Dia sebenarnya sedang terkesima dengan Lisa. Maksudnya, guys 15 tahun, apa yang kau pikirkan? Anak 15 tahun sangat jarang memiliki pemikiran seperti Lisa.

ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ꜱᴏɴ • ʟɪꜱᴋᴏᴏᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang