• You're Nothing •

5.9K 1K 387
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen

"Rosaline sudah tiba." Bryan berbisik pada Jeffrey saat mereka tengah bersiap di belakang panggung, menunggu waktu tampil mereka.

"Benarkah?" Sorot tatap penuh binar terpancar sudah dari mata Jeffrey. "Darimana kau tau? Apa staff memeberitahumu?"

Bryan hanya memberikan senyum kecil pada rekan satu grupnya itu. Sebenarnya bukan dari siapa pun di balik panggung yang memberitahunya, dia tau karena Lisa mengirimkan pesan padanya beberapa menit lalu.

"Kau gugup?" Exel bertanya pada Jeffrey yang langsung dibalas kekehan pelan pemuda itu.

"Entahlah, tapi aku akan tampil di depannya," ucap Jeffrey.

"Kau benar-benar menyukainya, huh." Wycliffe berkata.

Jeka yang mendengar perbincangan rekan-rekannya itu hanya menyumbang sedikit tawa dan memandang anggota yang paling dekat dengannya itu. Jeffrey memang bisa dikatakan adalah yang paling dekat dengannya dibanding yang lain. Dan Jeka mengaku sungguh, Jeffrey ini salah satu pemuda yang nekat, dia bahkan berani terang-terangan mengatakan Rosaline adalah tipe idealnya, tanpa memikirkan bahwa model asal amerika serikat itu akan mendapatkan gunjingan dari beberapa warga net di luar sana.

"Aku menjadi penggemarnya, tapi ya, tidak aku pungkiri aku memang menyukainya. Dia tipeku," jelas Jeffrey.

Tapi, sejauh ini Jeka tidak menemukan adanya komentar buruk yang berlebihan. Dan Rosaline benar-benar hadir malam ini. Sungguh itu keren bagi Jeka, terlebih keren ketika nanti keduanya bisa bertemu, dan Jeka tidak ingin membayangkan apa yang terjadi pada Jeffrey ketika berhadapan dengan model cantik itu. Rekannya yang jarang berinteraksi dengan perempuan pasti akan sangat canggung nantinya.

Ketika mendapatkan isyarat untuk segera bersiap karena grup yang sebelumnya tampil telah selesai langsung saja enam pemuda itu bergegas pada posisi mereka. Debum musik pembuka terdengar. Gelegar suara penggemar di luar sana kian keras dan membuat Jeka menarik sudut bibirnya. Ini mimpinya, ini yang dia inginkan. Bukan hanya tampil di negeranya melainkan dikenal hingga kancah internasional. Walau pedih dan lelah yang harus dia lewati, tapi sungguh ketika mendengar teriakan dan dukungan para penggemar membuat beban yang dipikul Jeka menghilang sesaat.

Menikmati panggung dan berusaha menampilkan yang terbaik, menaruh seluruh jiwa di atas sana. Menjadi seorang idola yang sesungguhnya, memancarkan aura yang membuat siapa saja tergila-gila dengan visual serta suara dan gerakan tari sempurna yang dia miliki. Tak heran, jika Jeka adalah member yang paling banyak memiliki penggemar. Aura bintangnya begitu natural dan memabukkan. Dia memang dilahirkan untuk menjadi seorang bintang di atas panggung.

Terlepas dari koreografi yang mereka miliki, masing-masing member menyapa penggemarnya. Bahkan lirikan mata Jeka memandang setiap penggemar yang ada di sana. Sungguh senyum yang tercipta di wajahnya benar-benar senyuman lepas. Tatapannya mengitari seluruh sudut pandang hingga dia berhenti pada sisi kiri panggung di mana dia menatap pada tempat Rosaline berpijak yang tengah menikmati penampilan mereka. Jeka hendak menarik Jeffrey, karena dia menemukan Rosaline, tapi keinginan itu tertahan ketika dia menyadari adanya sosok seorang perempuan di sebelah Rosaline.

Gadis berambut gelap yang dia lihat dengan bucket hat  dan masker yang menutupi area mulutnya, hanya manyisakan bagian mata yang terlihat. Tapi, sungguh dari tempat Jeka berdiri, dari jarak mereka yang cukup jauh, entah mengapa Jeka mematung seketika kala melihat perempuan itu. Perawakan perempuan itu melekat jelas dalam ingatannya bak seseorang yang dia kenal, bahkan ketika perempuan itu tidak bergerak sama sekali. Tatapan perempuan itu, matanya, rambutnya, postur tubuhnya jelas Jeka tau siapa itu.

ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ꜱᴏɴ • ʟɪꜱᴋᴏᴏᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang