06 ✧ Hal paling sederhana

710 59 6
                                    

Anyeong all....hehe how's your day?

Semoga selalu baik ya! happy reading, semoga sukaa

•••

"Se-sederhana ini tapi kenapa dari dulu susah sekali aku dapatkan?"

-Achaza Shazana Device-

•••

06✧ Hal paling sederhana

•••

Areo menatap Acha yang sedang asik memakan makanannya yang kedua sedangkan dirinya sudah kenyang dan menghabiskan teh hangat miliknya.

Entah karena gadis ini lapar atau memang suka yang pasti dia terlihat sangatlah senang.

"Mau?" tawar Acha sambil menyodorkan garbu dan mie miliknya.

Areo menggeleng dan tertawa kecil
"makan aja, laper banget ya?"

Acha mengangguk dan tertawa kecil saat memasukkan mie ke dalam mulutnya lagi.

Sungguh! Areo gemas melihat tingkah Acha yang seperti anak 5 tahun saja.

"Pelan-pelan aja makannya, kalau kurang pesen lagi aja," ucap Areo lembut tangan nya terangkat dan kepalanya sedikit condong ke depan.

Jari jemari tangan Areo memegang pipi kanan Acha dan mengusap sudut bibirnya yang terkena noda kuah mie.

Mata Acha melotot, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, menatap manik mata milik Areo sedekat ini entah kenapa membuat pipinya terasa sedikit panas.

"Belepotan banget sih kalau makan, dasar bocil."

"Apaan sih lo!" sentak Acha dan menepis tangan Areo kasar.

Ia sama sekali tidak marah hanya sedikit terkejut.


Areo yang melihat itu tertawa kecil dan menyuruh Acha menghabiskan mie nya.

"Lu suka banget ya main hujan?" tanya Areo tiba-tiba.

Acha terdiam sebentar "Dulu waktu masih kecil."

Kening Areo mengernyit "sekarang? udah engga?"

"Bukan udah engga tapi ga boleh sama papa, terakhir waktu main hujan umur 8 tahun."

"Waktu itu papa masih kerja gue lari kebelakang rumah dan main hujan eh tiba-tiba papa datang dan marah-marah."

"Gue di hukum di suruh nyelam di kolam renang selama 30 menit dan ga boleh keluar."

Areo terkejut, 30 menit berada di bawah air? benar-benar sudah gila! bagaimana mungkin bisa orang itu menyuruh anak berumur 8 tahun seperti itu? benar-benar tidak punya perasaan!

"Lo....ga mati za?" tanya Areo asal ceplos.

Ctak!

lagi-lagi Acha menjitak kening Areo.
pertanyaan bodoh seperti apa itu?
sudah jelas-jelas dia masih bisa hidup di dunia sampai sekarang!

"Pertanyaan lo ngerusak suasana banget dah." Kesal Acha, ia menyalakan hp dan melihat jam berapa sekarang.

Pukul 22 : 00, tak terasa sudah dua jam ia dengan cowo gila ini.

"Pulang dulu sana lo tong, udah kenyang gue," ucap Acha mengusir.

Areo memutar bola matanya malas. tanpa di suruh Acha pun ia pasti akan pulang! lagian, dia sudah di tunggu oleh seseorang.

Mereka bangun dan membayar makanannya setelah itu Acha meninggalkan Areo seorang diri.

Benar-benar tidak tau diri! udah diajak makan, di bayarin lagi tanpa ada kata Terimakasih langsung pergi gitu aja?

Areo berdo'a semoga ia tidak bertemu lagi dengan gadis itu!

⊹⊹⊹

Sebuah bangunan Megah dan gerbang besar itu menjadi tujuan Acha malam ini.

Bangunan yang kebanyakan orang menyebutnya 'rumah' itu menjadi tempat yang sangat malas Acha kunjungi.

Memasuki pintu bercat Putih dengan tatapan tajam dan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celananya, ia berjalan dengan harapan tidak bertemu dengan sang Papa.


Tapi lampu sudah sedikit redup, sepertinya papanya sudah pulang atau mungkin tengah tertidur?

ia tidak peduli, yang penting ia bisa tidur dengan aman, tenang dan damai malam ini.

Tepat saat dirinya menginjakkan satu kakinya di anak tangga sebuah panggilan menghentikan langkahnya.

Pupus sudah harapan nya untuk bisa tidur dengan damai...

"Bagus ya? cewe jam 12 malam baru sampai rumah" Ucap Astana Batara Device selaku papa Acha.

Pemang setelah tadi makan dengan Areo, Acha pergi ke sirkuit untuk balapan, dan seperti biasa kemenangan selalu ada di tangannya.

"Apa pedulinya Papa sama Caca?, mau Caca pulang pagi pun papa juga ga peduli," balas Acha seraya membalikkan badannya menghadap Asta.

"Papa dapat kabar katanya tadi pagi kamu telat?"

tuh kan, dasar guru-gurunya itu benar-benar! apapun yang Acha lakukan di sekolah pasti akan di laporkan ke papanya, mau itu hal kecil dan sepele sekalipun.

"Sekali doang," balas Acha enteng, ayolah, gadis itu sudah sangat lelah, setelah tadi menghadapi kelakuan para anggota inti gengnya yang benar-benar sangat minim akhlak dan menguras emosi dan butuh kesabaran ekstra, sekarang harus berhadapan dengan papanya juga.

Berat banget dah jadi gue- batin Acha sejak tadi.

"Apa-apaan itu ca! Jangan membuat papa malu dengan tingkah kamu yang seperti itu!" bentak sang papa tersulut emosi.

Acha memutar bola matanya malas "Lagian salah papa juga, udah tau bibi lagi pulang kampung main pergi gitu aja tadi pagi, ga bangunin Caca dulu," ucap Acha yang malah menyalahkan sang papa.

Asta membuang nafas panjang, oke dirinya akui dirinya sedikit salah dengan putri semata wayangnya tapi itu tidak lebih demi membuatnya menjadi gadis yang mandiri.

"Jangan di ulangi lagi," ucap Asta akhirnya dan berlalu pergi ke kamar meninggalkan Acha dengan tatapan herannya.

"Lah gitu doang, tumben ga ngasih hukuman?" tanya Acha pada dirinya sendiri.

••

04 Januari 2023

•••

To be continue

Metanoia [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang