08 ✧ incaran Device high school

696 57 20
                                    

ANYEONG AKU KEMBALI HEHE 🤗

SEBELUM BACA VOTE DULU YA BESTIE 😉

HAPPY READING, SEMOGA SUKA 🦋

••••

08 ✧ incaran Device high school

••••

"SELAMAT PAGI MURID-MURID KESAYANGAN IBU," sapa Bu Candani memasuki kelas dengan suara yang menggelegar itu.

Disambut dengan sapaan kembali oleh para penghuni kelas, ya walaupun sedikit terpaksa sih.

Lagian siapa sih yang bisa betah sama pelajaran matematika, dengan guru yang menyebalkan seperti Bu Candani ini?

hanya satu, diantara 47 siswa di kelas ini. ya dia si wakil ketua Xavien, Zero.
Entah apa yang lelaki tampan itu pikirkan hingga suka sekali mempelajari rumus-rumus matematika yang sangat amat memusingkan itu.

Acha yang notabenenya anak ambis saja sampai heran melihat wakilnya sangat jatuh hati dengan pelajaran matematika.

Sedangkan dirinya lebih memilih membolos daripada harus terjebak seperti sekarang ini.

"Wah wah sepertinya pagi hari ini kalian sudah tidak sabar ya belajar matematika dengan Ibu?" tanya Bu Candani senang.

Para murid disana membuang nafas panjang secara bersamaan.

"wah iya dong Bu, sangking ga sabarnya, kita sampai nungguin Ibu loh dari tadi" Ucap Arga sang ketua kelas Xl IPA 1.

"Ah, bisa aja kamu Ga, Ibu teh jadi caper" ucap Bu Candani malu-malu.

"Ha? caper teh apaan Bu?" tanya Arga mewakili teman-temannya.

"Itu loh yang salting Ga, masa kamu ga tau sih, anak zaman sekarang kok ga tau bahasa gitu-gitu."

"Baper Bu! baper!" jawab mereka ngegas dan Bu Candani tidak mempedulikannya lagi. Beliau lebih memilih membuka buku catatan absensi kelas.

"Ibu teh hari ini geulis pisan euy" celetuk Astra tiba-tiba di sambut tatapan maut dari teman-temannya.

Modus banget nih tutup panci batin mereka kesal.

"Maksud kamu apa Astra? kamu mau bilang kalau biasanya ibu ga cantik? iya gitu?" tanya Bu Candani menelisik.

Astra menggeleng dengan cepat, bisa gawat jika gurunya ini salah paham.

Bagi mereka, Bu Candani itu satu-satunya guru yang mengajar di kelas mereka dengan perasaan yang sangat sensitif, dikit-dikit pasti akan langsung mendapatkan hukuman dan di ceramahi tapi kadang juga bakalan baik banget katanya sih lagi caper.
Eh baper.

"Biasanya ibu teh cantik banget kaya ketua kesayangan saya tapi hari ini ibu Candani teh makin-makin geulis pisan euy."

Acha melotot tajam ke arah Astra, bisa-bisanya ia di samakan dengan Bu Candani! benar-benar anggota yang suka menumbalkan ketuanya Sendiri!

"Ah yang bener kamu stra? kalau gitu ibu udah cocok dong sama zero?"

•••

kring... kring..

Bel istirahat telah berbunyi, kini Acha dan Aira tengah berjalan menuju ke arah kantin.

"Tadi lu mau ngomong apa Ra?" tanya Acha mengingat sahabatnya ini tadi hendak mengatakan sesuatu tapi keburu Bu candani datang.

"Mmm itu Cha, katanya-"

"Cha!" panggilan dari arah lain lagi-lagi menghentikan ucapan Aira.

Mereka menoleh dan ternyata ada Imanuel. salah satu anggota Xavien yang diam-diam menyukai Acha.

Aira menatap Manu tidak suka. "Ngapain lo kesini?" tanya Aira sedikit ngegas.

"Kalian mau kemana?" tanya Imanuel basa-basi.

Aira berdecih pelan, sungguh dirinya sangat kesal dengan Manu mengingat kelakuan lelaki ini dulu sebelum bertemu dengan Acha yang sangat buruk terhadap dirinya.

"Mau kita loncat ke sumur pun apa urusannya sama lo?" Lagi, lagi Aira yang menjawab. Dirinya sama sekali tidak memberikan Acha kesempatan untuk menjawab setiap pertanyaan Manu.

"Cha ada yang mau gue omongin sama lo" Ucap Manu berusaha tidak peduli dengan ucapan Aira.

"Lima menit, gue udah laper," jawab Acha ketus.

Manu menatap Aira, bermaksud menyuruhnya pergi lewat tatapan mata itu. Tapi Aira tetap Aira. Tidak akan membiarkan Lelaki ini berduaan dengan Acha.

"Aira tetep di sini" ucap Acha membuat Aira tersenyum senang.

Manu membuang nafas panjang dan mulai mengatakan maksud ia bertemu dengan Acha "Cha sebenernya....Gue udah jatuh cinta sama lo dari lama, tapi gue baru berani bilang sekarang. Lo mau ga jadi pacar gue?"

pengakuan Manu membuat beberapa murid yang tak sengaja lewat berhenti dan menatap ke arah mereka.

Menunggu jawaban Acha membuat jantung Imanuel berdetak sangat kencang

Acha tersenyum remeh ke arah Manu "Hahaha cinta? yakin tuh cinta bukan obsesi semata?"

•••

Tinggalin jejak disini dulu yuk sebelum lanjut 😉

••••

06 Januari 2023

Metanoia [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang