HAPPY READING YAWW! 💗
•••
Kita adalah manusia penuh luka yang berharap akan kebaikan semesta.
•••
18 ✧ weekend bersama xavien
•••
Acha keluar dari pekarangan rumahnya dengan motor hitam miliknya.
Dengan kaos putih dipadukan dengan cardigan hitam sebagai luaran gadis itu melaju dengan kecepatan sedang.
Jalanan di kota ini tidak terlalu ramai seperti biasanya, mungkin karena hari ini minggu jadi lebih banyak manusia yang memanfaatkanya di rumah atau mungkin juga jalan-jalan dengan keluarganya.
Acha mengerem saat melihat lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah
Netra nya secara tidak sengaja melihat ke trotoar jalan dimana terdapat dua orang yang berbeda jenis tengah menggandeng anak perempuan dengan umur sekitar 5 tahun.
Mereka bercanda dan tertawa bersama dengan es krim strawberry di tangan mungil gadis kecil itu.
Hal sederhana seperti itu sudah mampu menunjukkan keluarga yang benar-benar harmonis.
Acha tersenyum kecut melihatnya ada sedikit rasa iri yang tiba-tiba bersarang di hatinya.
Tin...tin!
"Woy jalan anj! udah hijau noh!" teriak pengendara di belakang Acha membuyarkan lamunan Acha.
Gadis itu kemudian melajukan motornya hingga dirinya berhenti di depan minimarket yang biasa di sebut indoapril.
"Gapapa, lagian kata siapa gue ga bisa kayak mereka?" dengan senyum yang menyiratkan kesedihan gadis itu masuk ke dalam, hendak memborong semua es krim di sini.
≛≛≛
Di halaman belakang Ruvien terlihat sangat ramai dengan anggota Xavien yang berasal dari berbagai sekolah.
Di mana di sana mayoritasnya adalah laki-laki.
Mereka tengah asik piknik ria dengan memanggang Sosis dan Marshmellow dan memakan berbagai cemilan, makanan serta minuman yang di beli oleh Zero dan Keno.
"Woyy bro, nonton Upin Ipin yok," ajak Lister yang baru bangun dengan minuman kaleng di tangan.
Sudah pukul 11 : 00 dan lelaki ini baru saja bangun, memang kebanyakan dari mereka semalam memilih tidur di sini lantaran malas pulang, Lister dan Kizel lah contohnya.
"Upin Ipin Mulu lo! bosen gue dengernya." Terlihat Keno sedikit kesal mendengar Lister yang baru bangun sudah membahas Upin Ipin.
Bisa ga sih sehari aja ga bahas dua bocah botak itu?
"Biarin lah no jarang-jarang kali ada cowo yang suka Upin Ipin." Gadis cantik dengan rambut yang di kuncir dua itu tiba-tiba ikut menyahut.
"WOY KATA SIAPA QIS?! ucapan lu barusan adalah salah satu contoh kebohongan loh." Astra menyahuti ucapan gadis tadi yang bernama Aqis.
"Bohong gimana si manusia astral, liat noh si Neo, dia kagak pernah tuh lihat kartun," ucap aqis seraya memakan sosis bakar.
"Bener itu, Keno juga kagak pernah tuh cerita kalau suka kartun," ucap gadis di sebelahnya luna, adek tiri Keno yang diam-diam di sukai oleh keno.
Cih kejebak adek Kaka tiri zone..
Para lelaki yang ada di sana sontak menoleh ke arah Neo dan keno yang tengah memasang wajah sok cool membuat mereka ingin muntah detik itu juga.
Bisa-bisanya cewek-cewek ini berkata seperti itu padahal hampir semua cowok Xavien sangat bucin dengan berbagai film kartun.
Ah, tidak tau aja mereka yang tau hanya ibu ketua Acha yang memiliki kesabaran seluas samudera.
"WOY ANJ! LO TERBOHONGI QIS, SEBENARNYA SI NEO ITU--HMMPHH," ucapan lanjutan Astra menjadi tidak jelas lantaran mulutnya di bekap oleh Neo yang tengah memasang ekspresi seperti tidak terjadi apa-apa.
"Gak usah di dengerin, lanjutin aja kalian gosip nya." Saran Neo dan para gadis itupun tidak mempedulikan mereka lagi.
"GOOD MORNING ANAK-ANAKKU!" teriak Acha Sambil membawa beberapa bungkus kresek dengan label Indoapril.
"EMAAKK!" teriak ketiga tuyul Xavien yang Langsung membantu emak mereka membawa kresek-kresek tersebut.
Siapa lagi kalau bukan Astra, Kizel dan Lister.
"Morning-morning, udah siang kali neng," ucap salah satu anggota Xavien mengoreksi ucapan ibu ketuanya.
"Huustt diem ye tong, bagi Acha ini itu masih pagi, eh lu berempat udah disini aje," ucap Acha seraya duduk di sebelah Aqis dan kawan-kawan.
"Yaelah pasti lah neng, kan kita ini selalu disiplin emang iya elu." Luna menyaut dengan nada sedikit judes nya itu.
"Wiih Bu Ketu tumben beli es krim, mana banyak banget lagi," ucap Kizel saat mereka bertiga mengambil barang yang ada di kantung kresek itu.
"Terserah gue lah uang-uang gue, ngapain lu yang sewot," ucap Acha judes membuat Kizel manyun "Kalian semua ambil tuh es nya, habisin, sayang mubazir ntar." Suruh Acha dan mereka langsung melakukan perintah sang ketua.
Mereka membuka es krim itu dan memakannya dan lagi-lagi diiringi tawa membuat gadis yang membawakan es tersebut senang.
Hatinya menghangat melihat anggotanya, seolah dunia menciptakannya hanya untuk membuatnya menjadi alasan mereka tertawa.
Tanpa sadar salah satu diantara mereka memperhatikan Acha, hatinya cemas takut akan apa yang akan ia lakukan setelah ini. "Apa gue harus ngelakuin hal itu? tapi ga mungkin gue sakitin hati sebaik hati Acha." batin lelaki itu berdebat dengan ego dan hatinya.
•••
segini dulu deh untuk chapter ini
ada yang bisa tebak gimana alurnya nanti?
pesan Rara jangan percaya sama tokoh siapapun yang ada di cerita ini kalau ga mau kit heart 😝
spam emot terakhir yang ada di keyboard kalian dong 🥰👉🏻
ada pesan ga buat si cemilan oreo?
Kizel?
Astra?
Lister?
zero?
Acha?
atau om Asta papanya si Acha?
komen aja ya, kritik dan saran selalu terbuka untuk para reramoy ( readers Rara gemoy) 🥰
8 Vote and 20 komen auto up 🔥
OH IYA MAU SO SWEET DULU APA TEGANG DULU BUAT SELANJUTNYA?
KOMEN YA...BYEE SEE YOU NEXT CHAPTER 🦋
••••
RABU, 01 February 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia [ Hiatus ]
Espiritual⚠️ Must follow and vote before reading! ⚠️ ✿✿✿ Sederhana saja, tentang Sepercik cahaya yang hampir pudar -Achaza Shazana Device- Sepudar apapun cahaya itu jika diberi cahaya yang lain pasti akan semakin terang. Tak peduli apapun caranya karena itu s...