Haii All.... Happy reading ya!
sebelum baca jangan lupa pencet bintang di bawah ><
•••
"Ternyata bahagia itu sesederhana ini ya?"
-Achaza Shazana Device-
••••
05 ✧ Satu hal baru
••••
"Ayo bangun atau mau gue gendong aja?"
"Ga usah gue bisa sendiri," ucap Acha ketus. Gadis itu berdiri dengan memasang ekspresi kesal kepada lelaki di sebelahnya.
Astaga! sebenernya dosa apa yang akhir-akhir ini ia perbuat sampai harus terus-menerus bertemu dengannya?
"Lo bawa baju lagi?" tanya areo di sambut tatapan tajam dari Acha.
"Baju lo basah, kalau ga cepet-cepet ganti nanti masuk angin."
Acha tak menjawab dan berjalan ke arah parkiran taman, membuka jok motor, mengambil jaket hitamnya seraya mengenakannya.
"Lu pikir gue bakalan sakit cuman gara-gara hal kecil kaya gini? ga tong, gue udah kebal sejak kecil," ucap Acha sedikit menjelaskan dengan nada ketusnya itu.
"Yakin lo? ya udah kalau gitu sini ikut gue." Tanpa persetujuan Acha, Areo menggandeng tangan mungil itu
entah ada apa dengan Acha, biasanya gadis itu sangat tidak suka sekali di sentuh, sekali sentuh bisa di pastikan esoknya cowo itu akan langsung masuk ke rumah sakit. Tapi entah mengapa dengan Areo ia bisa tak marah sedikitpun.
Areo menggandeng Acha dan menyebrangi jalan raya yang kebetulan sedang ramai.
Mereka berhenti di sebuah warung lesehan yang kebetulan sedang sepi pengunjung, Areo melepaskan genggaman tangannya dan menatap Acha.
"Kita ke sini mau ngapain?" tanya Acha lebih dahulu. sejujurnya baru kali ini gadis tinggi berparas cantik ini menginjakan kaki ke tempat seperti ini.
"Mau makan, gue laper. Tapi kalau lo gamau gapapa lo bisa pulang"
"Lo ngusir gue, tong?" Acha tak terima dia bukan ga mau dia hanya bertanya. Memangnya itu salah?
"Lah lo merasa? ga ada loh ya dari kata-kata gue yang ada kata ngusir."
Acha tak menjawab ia lebih memilih masuk ke dalam warung lesehan tersebut.
"Mau makan apa mba?" tanya ibu-ibu penjual kepada Acha.
"Mie kuah spesial dua sama teh hangat dua ya Bu," jawab Areo yang berdiri di belakang Acha.
"Wokeee di tunggu ya akang sama teteh geulis." ibu-ibu penjual itu pergi untuk membuatkan pesanan Areo.
Areo melepas sepatunya dan duduk di salah satu karpet yang di depannya sudah ada meja dan beberapa alat makan.
Ia menatap Acha yang terlihat bingung dan aneh, sejujurnya mengajak Acha kesini tidak ada di dalam daftar rencananya hari ini, tapi ia paham jikalau dunia gadis cantik itu mungkin sedang tidak baik-baik saja.
"Sini cil, di sini bersih" seakan tau apa yang tengah gadis itu pikiran Areo menjawab tanpa di tanya.
Acha melepaskan sepatunya dan duduk di depan Areo sambil menatap ke jalan raya yang berjarak beberapa meter dari sini.
"Lo pasti aneh ya makan di tempat kaya gini?" tanya Areo memulai pembicaraan.
Acha menatap mata hitam legam milik Areo "Lu pikir aja sendiri sana, mana mungkin cewe kaya gue sering makan di tempat kaya gini?"
Areo menjawabnya dengan kekehan kecil sedangkan Acha sudah memasang wajah sebal ingin memukul wajah tampan Areo.
Selang beberapa menit ibu-ibu penjual tadi datang membawa nampan berisi dua mie kuah dengan satu telur mata sapi dan dua teh hangat.
"Selamat menikmati ya mas, mba, kalau ada apa apa lagi bisa panggil ibu ya," pamit sang ibu itu dan berjalan ke belakang.
Areo yang sudah lapar langsung mengambil garpu dan sendok memulai memakannya dengan lahap.
Memang, di udara sejuk seperti sekarang ini ditambah hujan yang sedikit gerimis memang sangat nyaman jika memakan mie kuah sambil melihat air hujan dan lalu lalang kendaraan bermotor.
Acha bergidik ngeri melihat Areo makan dengan lahap sedangkan dirinya dari tadi hanya menatap mie miliknya.
Areo tertawa kecil melihat tingkah Acha yang seperti anak kecil baru saja melihat hal aneh.
Areo terus memperhatikan Acha yang mulai meneliti isi makanannya dan memakannya dengan ekspresi tidak yakin.
Sungguh, baru kali ini ia melihat hal seperti ini dan rasanya ingin tertawa saja melihat ekspresi Acha yang terlihat lucu di matanya.
Sebenarnya baru kali ini sejak 17 tahun Acha lahir di dunia dirinya memakan mie instan di tambah telur berbentuk mata sapi.
Enak. satu kata yang mendeskripsikan pendapat Acha setelah mencoba makanannya.
Satu sendok, dua sendok hingga Sendok ke empat sudah mampu membuat Acha menjadi suka dengan makanan ini, sensasi dari pedas dan rasa hangat bercampur sejuknya udara malam ini membuatnya sedikit senang.
"Gimana nona kota? apa makanannya tidak enak dan tidak cocok dengan selera anda?" tanya Areo dengan nada mengejek sedangkan Acha tidak mempedulikannya dan lebih memilih memakan mienya di temani secangkir teh hangat.
"Bu! saya mau pesan mie gini lagi ya."
Areo cengo, ha? benar-benar di luar dugaannya! dia kira gadis ini akan memarahinya karena mengajaknya kesini dan mungkin akan muntah-muntah karena tidak pernah memakannya.
Tapi, apa ini? ia malah habis 2 mangkuk? benar-benar diluar dugaan!
•••
To be continue
04 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia [ Hiatus ]
Spiritual⚠️ Must follow and vote before reading! ⚠️ ✿✿✿ Sederhana saja, tentang Sepercik cahaya yang hampir pudar -Achaza Shazana Device- Sepudar apapun cahaya itu jika diberi cahaya yang lain pasti akan semakin terang. Tak peduli apapun caranya karena itu s...