23 ✧ Like she?

319 33 17
                                    

⚠️Wajib Vote and komen untuk lanjut ya friend!! ⚠️

Happy Reading

•••

23 ✧ Like she?

•••

Jangan beri aku cela lagi untuk masuk jika di sana hanya ada serpihan kaca dari orang yang masih bertamu.

-Metanoia-

•••

Areo memasuki rumah minimalis itu. Rumah sederhana yang beberapa bulan ia tempati dengan keluarga kecilnya.

ceklek

"Assalamualaikum bun-"

"ACIEEE ADA YANG DIANTERIN SAMA CALON PACAR NIH."

"Apasih bundaa, jawab salam kaka dulu dong," ucap Areo dengan nada kesal, karena baru juga masuk sudah di sambut pekikan dari sang bunda.

Shea yang tengah mengiris bahan membuat sayur bening itu tertawa kecil mendengarnya.

"Wa'alaikumussalam Kaka."

Areo mendekati Shea yang tengah duduk di ruang tamu. Tangannya meminta Salim dan Shea pun dengan cekatan memberikan tangannya.

Wanita paruh baya itu mengusap surai sang putra sebentar. Kala, lelaki itu mencium punggung tangannya. "Gimana tadi, jalan sama calon mantu bunda? seru? kemana aja nih?"

"Apaan orang tadi Kaka mau dibawa Zaa ketemu malaikat maut," cerita Areo dengan ekspresi kesal.

Shea yang melihat ekspresi sang putra pun terkekeh kecil. "Kok bisa? emang kaka habis diapain sama Acha?"

"Dibawa ngebut-ngebutan tau Bun, kesel banget Kaka sama za, dia kira nyawa Kaka murah apa sampai ngebut banget kayak tadi."

Shea tertawa kecil mendengar cerita Areo. "Mangkanya Kaka belajar naik motor atuh, biar gak ngerepotin Acha terus," saran sang bunda.

"Kalau soal motornya, nanti bunda usahain beliin buat kaka deh, walau gak sebagus temen-temen Kaka gapapa kan?"

Areo menggeleng mendengar ucapan Shea. Lelaki itu duduk di depan Shea. Mengambil tangan yang sudah sedikit terlihat keriput dan mengusapnya lembut. "Bunda, bukannya Kaka gak seneng tapi, jangan paksa tubuh bunda buat kerja lebih keras lagi ya? udah cukup bunda kerja di sawah dari pagi sampai sore terus malemnya harus  bersihin kebun."

"Udah cukup kaka lihat bunda kayak gini. Jangan bikin kaka jadi beban berat di hidup bunda. Kaka seneng kok bisa pulang pergi ke sekolah naik angkot," perjelas Areo.

"Kak. Kaka bukan beban di hidup bunda, tapi anugerah. Anugerah terindah yang bunda miliki. Kaka gak usah khawatir soal bunda, bunda gapapa dan bunda juga punya uang yang kebetulan lebih kok."

"Bunda....makasih udah selalu ada buat Kaka. Tapi, uangnya buat bunda tabung aja ya? atau kalau gak buat adek. Dia pasti lebih butuh daripada Kaka. Kaka udah nyaman kayak gini." 

"Lagian, kan Kaka gak bisa naik motor. Nanti yang ada Kaka nyungsep terus muka Kaka yang ganteng ini luka-luka gimana coba?"

Shea tertawa mendengar ucapan sang putra. Tangan wanita itu mengapit hidung Areo lantaran terlampau gemas. "Percaya diri banget sih kalau udah ganteng."

"Loh, bunda gak tau ya? Kaka ini tuh ganteng loh bund. Orang bundanya aja cantik, Jadi gak mungkin kalau anaknya gak ganteng."

Shea manggut-manggut dengan ekspresi mengejek sang putra. "Kalau gitu kenapa belum ngajakin Acha pacaran? Jangan baperin anak orang doang terus ngilang kak. Sekeras-kerasnya perempuan dia juga punya perasaan."

Metanoia [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang