"hati-hati. Kata suka dan cinta itu memiliki arti yang berbeda"
-Achaza Shazana Device-
•••
09 ✧ pengakuan
•••
Acha tersenyum remeh ke arah Manu "Hahaha cinta? yakin tuh cinta bukan obsesi semata?"
Mendengar ucapan Acha, dan melihat ekspresi Manu yang seperti itu membuat Aira menahan tawa.
"Yakinlah Cha, gue udah suka sama lo sejak awal kita ketemu." Pertegas Manu dengan harapan Acha juga sama menyukai dirinya dan berakhir mereka berpacaran dan hidup bahagia selamanya.
ah, tapi tidak semudah itu dong, yang namanya hidup kan tidak selalu sesuai dengan yang kita mau.
"Kalau gitu, gue minta lo naik ke atas rooftop dan lompat dari sana sekarang, kalau lo masih hidup kita pacaran."
"Ha? Lo gila Cha?" Bentak Manu terkejut.
yang benar saja Acha? mana mungkin ada orang yang masih baik-baik saja jika melakukan hal gila seperti itu?
Para murid yang mendengar permintaan konyol Acha itu terkejut dan menelan Saliva mereka susah payah, bahkan Aira sudah mati-matian menahan tawanya.
"Loh kok lo marah? katanya lo cinta sama gue, kalau cinta gue itu artinya lo harus siap mati demi gue dan ngelakuin hal gila buat bikin gue bahagia," ucap Acha dengan menatap bola mata Manu seakan Ingin menusuk bola mata itu dengan belati.
"lo harus tau cinta sama obsesi itu beda tipis Imanuel Alexander."
••••
Kini, Kantin Device high school benar-benar ramai akan pengunjung yang hendak mengisi perut mereka yang keroncongan.
Acha duduk bersama Aira dan inti Xavien di bangku paling pojok.
"Neng geulis Aira mau makan apa? biar a'a kasep Astra yang memesankan untuk tuan putri," ucap Astra dengan senyum manis ke arah Aira.
"Dih, cuman di pesenin ga di bayarin, modal dikit dong bang," ujar Lister yang baru kembali dari rapat osis.
sejak jam pelajaran pertama, dirinya sibuk rapat osis dan mengurus anak-anak yang bandel sehingga tidak mengikuti jam pelajaran Bu Candani.
Alister Alfareezel adalah satu-satunya anggota inti Xavien yang menjabat sebagai wakil ketua osis. namun, itu hanyalah kebetulan, dirinya yang tiba-tiba di tunjuk oleh guru dan murid-murid malah memilihnya, membuat lelaki ini mau tidak mau menjalankan tanggung jawab menjadi wakil ketua osis. lagian, menurutnya itung-itung ngisi ke gabutan dengan hal-hal yang positif.
"Tau lo! jadi cowok ga modal banget mana yang di tanya cuman aira, gue kagak lagi, anggota laknat lo!" Ucap Acha kesal.
Astra pun hanya memasang ekspresi nelangsa dan berlalu pergi memesankan makanan tanpa bertanya apa yang mereka ingin makan.
"Lah duo bocil mane? Balum balek juga?" tanya Lister ketika menyadari Kizel dan Erlang tidak ada di tempat.
Memang tadi pagi ia menghukum temannya yang ketahuan membolos di taman belakang. Namun, ia sudah menyuruhnya kembali sejak 1 jam yang lalu.
Zero, Acha dan Aira hanya diam seraya melanjutkan main hp. Mereka tidak peduli toh, nanti juga bakalan nongol.
"OMAIGAT! IBU KETUA GUE UDAH ADA DI TEMPAT"
Teriak heboh tiba-tiba itu berasal dari Kizel. Mereka berdua baru saja memasuki kantin.
Acha memutar bola mata malas mendengar suara Kizel dan Erlang yang sudah seperti Toa masjid itu, berteriak heboh dan lompat-lompat tidak jelas seperti anak ayam yang baru saja menemukan induknya.
Erlang dan Kizel berlari hendak memeluk Acha yang sudah dua hari tidak bertemu dengan mereka.
Semalam, Kizel dan Erlang memang datang ke arena balapan namun hanya sebentar karena harus menyelidiki sesuatu sesuai perintah Acha.
"OMO KANGEN BANGET SAMA IBU KETUA YANG PALING CUANTIK INI DEH!" Tangan mereka sudah siap memeluk Acha dari kiri dan kanan namun ucapan dingin yang keluar dari mulut Acha menghentikan mereka.
"Se cuil dari kulit lo yang nyentuh gue, gue pastiin sepuluh Pisau menancap ke arah tubuh lo detik ini juga."
••••
komen di sini dulu yuk untuk lanjut
See you in the next chapter..
••••
06 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia [ Hiatus ]
Espiritual⚠️ Must follow and vote before reading! ⚠️ ✿✿✿ Sederhana saja, tentang Sepercik cahaya yang hampir pudar -Achaza Shazana Device- Sepudar apapun cahaya itu jika diberi cahaya yang lain pasti akan semakin terang. Tak peduli apapun caranya karena itu s...