200 vote + 200 komen bisa nggak? Kalau nggak bisa di unpublish nieh.
Share cerita ini jika kalian berkenan, memudahkan
Masih hidup nggak ya?
Area 18+⚠️🔞
○○○
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Annora mendudukkan dirinya di dekat rumah terpondasi dari kayu milik salah satu werewolf yang selalu ia ikuti. Dikarenakan ia bingung harus tinggal dimana, maka dari itu ia memilih mengikuti George. Sedangkan George menggerutu dan tidak mengijinkan peri yang selalu mengikutinya masuk ke dalam rumahnya.
Duar!
Bress!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara gemuruh petir menyambar salah satu pohon di dalam hutan tak jauh dari lokasinya beserta turun hujan deras membuat Annora kaget langsung meringkuk menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.
Dewa ku mohon berikan aku tempat berlindung, bukakanlah hati werewolf yang buruk rupa. Batin Annora dengan tubuhnya dijatuhi buliran air keras karena hujan turun deras.
"Masuklah ke dalam disini terlalu berbahaya untukmu," Tangan werewolf terulur ke depan Annora.
Annora menerima uluran tangan George, singkatnya Annora berhasil masuk ke dalam rumah werewolf yang terbuat dari kayu. George melemparkan kain kearah Annora, "Keringkan tubuhmu dengan kain itu."
"Tidak bisakah kau lembut?" Annora memerotes dengan menerima kain seperti handuk dari George.
George tidak memedulikan layangan protes tersebut, ia memilih membersihkan area dapur di rumahnya yang berantakan.
"Banyak kerang dan manik-manik dari lautan di dalam rumahmu." Kata Annora sembari melihat isi rumah George.
