AGATHEÁ XXIII

5.5K 413 283
                                    

Selamat membaca,

Sengkuni leda-lede mimpin baris ngarep dewe~

Siapakah yang jadi sengkuninya disini?

Jangan lupa vote dengan tekan bintang pojok kiri bawah dan komentar ya!

○○○

Drake mulai menjelaskan versi ceritanya sendiri kepada raja Tritan dan raja-raja lain di depannya. Mereka berempat disidang dihadapan raja-raja bangsa Agatheá selatan. Bahkan ada salah satu raja baru dari bangsa yang sempat dibahas dibab sebelumnya disana sedikit terkejut melihat anak laki-laki ditengah-tengah tiga tersangka.

"Aku berani bersumpah mereka berdua meninggalkanku dan Lilyana di Agatheá barat, lalu mutiara hijau itu membuatku dan Lilyana terpisah saat Lilyana berhasil mendapatkannya. "

"Saat aku akan kembali ke tepian pantai agatheá barat untuk kembali ke letak kapal kami semula. Ternyata kapalnya tidak ada, aku ditinggalkan oleh George dan Annora yang berlabuh terlebih dahulu."

"Selama hampir sebulan aku pulang sendirian menggunakkan perahu kecil hingga perahuku terkena ombak lalu membuatku terdampar di hutan Agatheá selatan."

"Saat aku akan kembali ke istana lengan ku terpanah oleh salah satu penyusup di hutan agatheá selatan."

Penjelasan dari Drake membuat Tritan mengambil nafas dalam-dalam kemudian ia hembuskan secara kasar. Sedangkan George dan Annora yang merasa difitnah oleh Drake, geram dalam hati.

"Kau yang meninggalkan kami! Kau juga yang membawa Lilyana kabur saat mendapatkan mutiara hijau itu! Kau tahu kami sampai dikejar-kejar oleh monster batu dan hampir mati di Agatheá barat!"

Annora melayangkan protesnya panjang dan lebar dengan raut wajah penuh amarah dan nafas yang menggebu-gebu.

"Aku kecewa dengan mu Drake," Ucap George berusaha menahan amarahnya.

"Kenapa kau membuat cerita karangan seperti itu?"

Tatapan Drake tidak mengarah kearah George dan annora melainkan kearah Vladimir yang duduk disebelah Tritan. Ia seperti tidak peduli dengan protesan dari George dan Annora.

"Aku tidak perlu menjelaskan lebih panjang lagi karena buktinya kalian berdua membawa kapal berlabuh dahulu."

"Tidak! Ayah tolong dengarkan aku!" Bantah Annora menghampiri ayahnya yang duduk disebelah raja pegasus.

Arthur merupakan raja bangsa peri sekaligus ayah Annora menggelengkan kepalanya pelan. "Maaf, kau sudah tidak menjadi bagianku dan mantan penghianat sekalipun penghianat tetap penghianat." Tegasnya membuat Annora mengepalkan kedua tangannya.

Dengan amarah yang masih memuncak Annora berjalan kearah Drake lalu tanpa babibu ia menampar pipinya dengan keras.

Plak!

Drake agak tersungkur kesamping sembari menangkup pipinya sendiri membuat Tritan bangkit dari singgah sananya.

"Ara!" Tegas Tritan.

"APA?! AKU ANNORA BUKAN ARA!" Teriak keras Annora melengking membuat beberapa orang disana menutup telinganya.

Baru kali ini ada orang membentak raja Tritan seolah tidak takut akan kemurkaan sang penguasa laut selatan.

"Pembangkang biasanya tidak akan menerima kebenaran." Ucap Drake.

"Drake!" Seru George seperti tidak percaya dengan Drake yang saat ini.

AgatheáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang