▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Delmara menyunggingkan senyumnya tatkala para pegawai di perusahaan menyapanya ramah. Siang ini, dia mampir ke perusahaan Cullen karena Danny ingin makan siang bersama. Ini sekian kalinya dia menginjakkan kakinya di perusahaan besar kebanggaan keluarganya.
"Selamat siang, Bu Delmara," sapa dua orang wanita yang ia temui ketika ingin memasuki lift.
"Siang juga." Delmara tersenyum ramah dan berdiri disebelah mereka.
Mereka hening, sibuk dengan urusan masing-masing. Sampai Delmara mendengar bisikan disebelahnya, dua orang wanita yang sedang membicarakan sesuatu.
"Pernikahan Pak Danny udah 4 tahun 'kan? Kok belum punya anak, ya?"
Delmara mengeratkan pegangannya pada tali tas, berusaha tak ingin mendengar segala sesuatu yang keluar dari bibir kedua wanita ini.
"Hust, itu urusan keluarga mereka."
"Tapi aneh aja, udah lama usia pernikahan mereka tapi belum punya anak. Apa Bu Delmara mandul?"
"Tutup mulut lo, orangnya disamping gue."
Delmara terdiam, raut wajahnya mendadak berubah menjadi lesu. Dia tak menyangka, orang lain juga membicarakan tentang kehamilannya. Ia pikir, hanya dirinya yang begitu setres memikirkan kehamilan. Tapi dia lupa akan satu hal, semua yang terjadi pada dirinya dan keluarganya akan menjadi konsumsi publik.
Harusnya Delmara sadar, tapi entah mengapa dia masih belum terbiasa.
Langkahnya membawa menuju ruangan yang ditempati direktur utama perusahaan ini. Delmara menarik napas dalam sebelum mengetuk pintunya, dia tidak mungkin menampilkan raut sedih didepan Danny bukan?
Setelah mendapat ijin dari sang pemilik, Delmara membuka pintunya.
"Ternyata kamu, kesini bareng supir 'kan?" Danny tersenyum lebar, merentangkan tangannya di tempat duduknya.
Delmara menghampirinya dan segera menghamburkan pelukan pada suaminya. "Iya lah, emang sama siapa lagi?"
"Tunggu bentar, ya. Urusan aku hampir selesai nih."
Danny mengelus tangan istrinya dengan lembut, bahkan Delmara bisa merasakan kasih sayangnya hanya dengan sentuhan itu. Cewek itu mengintip kearah laptop, tercengang melihat begitu banyak kalimat dan angka yang tak ia mengerti.
Ah, jadi begini pekerjaan Danny.
Delmara memilih duduk di sofa panjang diruangan itu, meregangkan tubuhnya yang penat akibat dunia perkuliahan.
"Kamu mau minum teh atau kopi?" tanya Danny, dengan tangan yang bergerak lincah diatas laptop.
"Nggak pengen, laper nih."
Danny tersenyum manis. "Bentar ya, sayang. Suami kamu lagi urus proyek baru nih."
"Emang proyek apa?"
"Pembangunan mall, ini proyeknya lumayan besar. Jadi, aku juga harus kerja keras."
Delmara hanya menganggukkan kepalanya, meski dia tidak paham. Ia lebih memilih berjalan menuju balkon ruangan itu, memandangi kota yang terlihat cantik dari atas. Semua manusia tampak kecil dari sana, mereka hidup diantara gedung-gedung pencakar langit.
Ah, dia jadi teringat omongan tadi. Tangan Delmara bergerak menuju perut ratanya, mengelus sambil bertanya-tanya kapan ada kehidupan didalam sana.
"Apa gue beneran mandul?" gumamnya. Ucapan tadi sungguh mengusiknya, sepertinya dia memang harus memeriksakan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/325067272-288-k997759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny)
Fanfic"Untukku, dunia tanpa papa itu tidak ada artinya" 4 tahun pernikahan, keluarga Danny mulai khawatir Delmara tak bisa mendapat keturunan. Segala cara sudah mereka lakukan dan berbagai dokter kandungan sudah mereka kunjungi, tapi jawabannya masih sama...