▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
"Mama!!!"
Delmara yang tengah fokus pada ponselnya, menjadi menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya Dante dan Dalen berlari kecil kearahnya, dengan penampilan rapi sesuai yang ia perintahkan tadi.
Dante langsung naik keatas pangkuan Delmara untuk memberinya kecupan kecil di pipinya.
"Dante dan Kakak sudah selesai!" ucapnya penuh semangat.
"Ma, dimana Uncle?"
"Disini, Dalen."
Mata kedua anak laki-laki Delmara melebar tatkala mendengar suara Jun dari pintu utama. Hari ini mereka memiliki rencana untuk membeli hadiah yang akan diberikan pada Daniel.
Tentu saja, kedua anak itu bersemangat karenanya. Terlebih lagi, Jun ikut bersama mereka.
"Udah siap para jagoan Uncle?!"
"Siap!!" Dengan semangat, Jun menggandeng tangan kedua bocah itu. Pergi keluar rumah sambil berjingkak ria bersenandung kecil. Delmara hanya bisa terkekeh geli, mereka bertiga terlihat menggemaskan sekarang.
Meski di dalam mobil pun, kedua anak laki-laki itu tak bisa berhenti semangat. Dante yang belum terlalu lancar berbicara, menceritakan bagaimana kondisi mainannya yang rusak karena Johan. Ekspresi bocah yang beranjak usia 4 tahun itu mengerut kesal mengingat mainan favoritnya hancur begitu saja di tangan kekar pamannya.
Jun terkekeh gemas, ia sesekali melirik melalui kaca spion.
Ocehan penuh semangat kedua anak itu membuat waktu tak terasa, mereka akhirnya sampai di mall. Jun yang sigap memegang tangan Dante, agar tidak hilang di keramaian, Dalen yang sumringah melihat toko-toko mainan, dan Delmara yang tampak menikmatinya.
Mungkin jika orang lain melihat mereka, pasti mengira keluarga kecil yang harmonis. Butuh waktu 2 jam hanya untuk sekedar mencari kado yang akan mereka berikan pada Daniel. Bahkan bagi Delmara yang sering berbelanja pun, hal ini melelahkan baginya.
Membawa kedua anaknya seperti ini.
Jun sadar akan hal itu, pria itu tersenyum melihat Delmara duduk di kursi sambil mengatur napasnya. "Capek, ya? Kamu istirahat aja dulu, aku mau bawa anak-anak main."
Delmara menggeleng, tak adil baginya jika Jun mengurus anak-anak sendirian padahal dia juga pasti kelelahan. "Nggak papa, Kak. Kita istirahat bentar aja, ya? Abis itu aku ikut kalian ke timezone."
"Jangan, Cantik. Emang kamu nggak mau lihat make up? Bukannya ada yang mau kamu beli?" Delmara terdiam mendengarnya, ternyata Jun juga menyadari hal kecil itu.
Jun terkekeh melihat reaksi Delmara yang tak bisa membantah, lalu ia menyodorkan sebuah kartu pada Delmara. "Pakai uang aku, ya."
Delmara hendak membuka mulutnya, tapi Jun kembali bersuara. "Aku kerja salah satunya demi kamu, ini impian aku, Del. Jadi kamu tau 'kan seberapa bahagianya aku bisa lakuin ini demi kamu?"
Dalen diam-diam memperhatikan dua orang dewasa itu. Meski dimata mereka dia masih anak kecil, tapi sebenarnya dia sudah memasuki usia dimana dia mengerti bentuk kasih sayang yang berdasarkan rasa cinta.
Anak itu tersenyum, ingin rasanya berjingkrak ria. Bukankah itu artinya dia memiliki Ayah baru? Delmara dan Jun akan menikah, bukan?
"Kakak, Kakak kenapa senyum-senyum sendili?" Dante dengan tatapan polosnya, menarik ujung kaos Dalen.
Dalen menggeleng, "Kakak lagi bahagia aja."
"Dalen, Dante, ayo ikut uncle! " Jun meraih tangan Dalen, dan membawa Dante kedalam gendongannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/325067272-288-k997759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny)
Fanfic"Untukku, dunia tanpa papa itu tidak ada artinya" 4 tahun pernikahan, keluarga Danny mulai khawatir Delmara tak bisa mendapat keturunan. Segala cara sudah mereka lakukan dan berbagai dokter kandungan sudah mereka kunjungi, tapi jawabannya masih sama...