▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Ekspresi serius Delmara menyita perhatian beberapa karyawan yang melintas di depan ruangannya. Dia begitu fokus memeriksa berkas penjualan tahun kemarin, tak lupa beberapa kali beralih pada layar laptopnya.
Mungkin mereka bertanya-tanya, apa yang dilakukan seorang wanita dengan dua anak di balik meja?
Tak semua orang mendukungnya, ada yang diam-diam ingin menginjak harga dirinya, ada juga yang terang-terangan ingin menjatuhkannya. Karena itulah, Delmara harus lebih giat dan cerdik untuk melawan mereka.
"Permisi, Bu. Ini laporan produk yang sudah saya rangkum. Berdasarkan laporan penjualan, para pembeli kebanyakan para remaja. Tentu saja, mereka menginginkan produk yang efesien. Tapi karena itu, produk kita yang lain mengalami penurunan."
Delmara mengangguk paham sembari membaca sekilas laporan yang diberikan.
"Lalu, bagaimana dengan promosi?"
"Tim marketing sudah mempromosikan produk dengan memasang papan iklan."
"Tidak cukup, promosi kecil-kecilan seperti itu tidak akan membuat produk kita dikenal. Manfaatkan media sosial, bukankah zaman sekarang mengutamakan itu? Ikuti alur teknologi, promosi di media sosial, membuat toko online, dan juga pakai jasa artis terkenal untuk promosi. Itu lebih efesien daripada hanya memasang papan iklan atau mengirim stok pada beberapa toko, kan?"
Wanita yang masuk kedalam ruangan Delmara hanya bisa mengangguk. Ucapan Delmara ada benarnya, tim marketing sudah beberapa kali mendapat masalah karena promosi.
Ini semua karena ulah manajer sebelumnya, yang hanya memakan gaji buta. Dan ketika Jericho selaku direktur pemasaran memintanya bertanggung jawab, manajer itu justru melimpahkannya pada anggota tim.
"Tidak apa, saya akan merevisi ulang. Jika permasalahannya ada pada cara promosi, kita akan mengubahnya. Tapi jika masalahnya ada pada desain kita yang dianggap kuno, tentu kita harus mendiskusikan ini dengan pihak produksi."
"Baik, Bu."
Delmara tersenyum manis. "Kalau begitu kamu bisa kembali ke meja kerja. Oh ya, apa kalian akan lembur malam ini?"
Wanita tampak sedikit terkejut. "Tidak, Bu."
"Baguslah, bagaimana kalau tim kita mengadakan makan malam hari ini? Saya juga ingin mengenal kalian lebih jauh."
"Baik, Bu! Saya akan memberitahu tim!" Wanita itu sumringah, lalu keluar dari ruangan Delmara dengan hati yang riang.
Delmara menghela napasnya, masih banyak yang harus dia lakukan agar timnya menjadi lebih baik. Dan karena itu, dia akan memulainya dengan pengenalan satu sama lain.
Dia beranjak dari kursinya, ini sudah jam makan siang. Delmara berniat untuk membeli makanan di kantin perusahaan. Hanya sebuah sandwich dan jus jeruk yang ia beli, lalu dia segera mencari tempat yang sedikit jauh dari keramaian.
Tangannya bergerak lincah di layar ponsel, lalu menempelkannya di telinga.
"Halo, Kak Jun?"
"Iya, Del? Ada apa?"
"Apa lo bisa jemput anak-anak hari ini? Gue ada acara makan malam habis kerja, jadi bakal pulang agak telat."
"Tenang aja biar gue jemput mereka, sekalian gue jemput lo juga nanti."
"Eh, nggak usah, Kak. Gue bisa pesan taksi—"
"Cukup dengerin gue, oke? Lebih aman sama gue, Delmara."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny)
Fanfiction"Untukku, dunia tanpa papa itu tidak ada artinya" 4 tahun pernikahan, keluarga Danny mulai khawatir Delmara tak bisa mendapat keturunan. Segala cara sudah mereka lakukan dan berbagai dokter kandungan sudah mereka kunjungi, tapi jawabannya masih sama...