Rumah sakit

1K 102 8
                                    

Selamat membaca 🤗

.
.
.

Setelah berpamitan pada paman yang membantunya, Zhan pulang dengan menyeret sepedanya Muju rumahnya tanpa berniat menaikinya, ia sudah tidak mood lagi. Sepanjang jalan pun Zhan sering melamun membuat ia kadang berjalan menyeret sepedanya ke tengah jalan, dimana terkadang ia akan sadar kembali saat tiba-tiba ada sebuah mobil yang membunyikan klakson nya.

Setelah perjalan yang terasa jauh nan melelahkan Zhan memarkirkan sembarang sepedanya di perkarangan rumah besarnya. Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Namun karena melamun ia malah mengambil piring.

"Hahhh.... Hmmm..." Sedihnya dengan menghela napas menatap piring yang ia ambil.

Zhan memutuskan memasuki kamarnya tanpa minum, ia benar-benar merasa tidak mood untuk melakukan apapun. Tidak lupa ia mengambil kunci duplikat kamarnya yang ada di dalam laci yang berada di samping pintu kamarnya.

Ia tidak ingin diganggu hari ini, makanya ia mengambil kunci tersebut. Sebab ia tahu jika mamahnya yang melihat ia tak keluar dari kamar akan memaksa masuk.

Zhan berjalan menuju kasurnya, ia merebahkan dirinya dengan telentang menatap atap kamarnya yang di hias tempelan bintang-bintang.

"Yibo pasti kecewa.... Hmm..... Hhaahhh .." lirih Zhan dengan menahan tangisnya.

Zhan yang mencoba peruntungannya, mulai bangkit dan mengambil ponsel untuk menghubungi Yibo kembali. Sebenarnya ia sudah melakukan puluhan kali panggilan pada nomor Yibo, juga pesan yang ia kirimkan. Namun semuanya tidak ada balasan dari Yibo.

Bobo🐯🤍
Yibo, apa kau marah padaku?
Kenapa tidak mengangkat telpon ku?
Yibo kau juga tidak membalas pesan ku.
Bo, maaf aku salah.
Tidak seharusnya aku berkata begitu padamu.
Yibo??
Yibo, maaf.... :(

"Hiksss.... Yibo marah...." Tangis Zhan akhirnya setelah puluhan pesan yang ia kirim sedari kemarin tidak mendapatkan balasan dari Yibo.

"Hiksss.... Sakitt.... Hiksss... D-dada Zhan sakit.... Hiksss..." Tangis Zhan dengan pilu.

Beberapa menit tangis Zhan masih terdengar, bahkan kini karena kelelahan ia pun tertidur dan dalam tidurnya ia terus menitikkan air matanya.

Tanpa terasa, siang telah berganti. Kini sore tiba namun karena tidak mendapati sang anak yang tidak ada membuat Na Ying, mamah Zhan heran.

Ia menghampiri kamar putranya. "Zhanzhan, sayang. Kamu di dalam?" Panggil Na Ying mengetuk pintu coklat di depannya.

Na Ying yang tidak mendapatkan balasan beranjak turun ke lantai bawah mencari bibi yang bekerja di rumahnya.

"Bibi, apa Zhan belum pulang?" Tanya Na Ying saat berada di dapur.

"Sepertinya sudah nona, sepeda tuan muda ada di depan pagi tadi. Tapi bibi juga tidak melihat tuan muda seharian ini." Jelasnya dengan panjang lebar.

"Aneh, apa Zhan mengurung dirinya di kamar?" Heran Na Ying. Ia pun kembali menuju kamar Zhan dengan mengetuknya meminta Zhan membukakan pintu.

"Sayang, Zhanzhan! Buka pintunya!" Teriak Na Ying berharap dapat di dengar putranya.

"Jangan ganggu Zhanzhan!" Teriak Zhan dari dalam kamar dengan suara serak.

Merasa tak beres Na Ying mengambil kunci duplikat setiap kamar di sebuah laci di sampingnya. Namun saat mencarinya ia tak menemukan.

Sweet Yizhan [BL]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang