Janji Suci

892 69 13
                                    

Halo author is back😁😬
Hehe... Maaf ya author menghilang dalam beberapa hari😁 btw sebenarnya juga author mau up end chapter nanti sesuai jadwal seharusnya yaitu tnggl 28 ini. Tapi gak jadi, sekarang aja up nya biar kalian senang ya kan. Puasanya ditemani tulisan author 😆 /GK {hikssrott:'(}
Dahlah, langsung aja😉

Selamat membaca 🤗

.
.
.

Tidak tahu harus berkata apa, hari ini, di hari yang tak pernah terduga. Layaknya mimpi, ia sungguh tidak dapat berkata-kata. Jika ini mimpi maka tolong jangan bangunkan dia, namun jika ini nyata, tolong jangan ambil bahagia ini untuk selamanya.

Dalam waktu delapan belas tahun di hidupnya, dia Wang Yibo tidak pernah merasa gugup dan sebahagia ini secara bersamaan. Dia gugup sampai-sampai membuatnya tak bisa berbicara sepatah katapun. Dia bahagia sampai-sampai memejamkan matanya, berharap dan selalu berdoa agar apa yang sekarang terjadi bukanlah sebuah mimpi belaka.

Tanpa disadari olehnya, tampak sesosok wanita cantik dalam balutan gaun cheongsam merah yang terlihat elegan dan cocok di tubuhnya.

"Sayang, kamu udah siap, huem?" Tanyanya sembari menepuk pundak kekar pemuda tampan yang masih memejamkan matanya.

Dengan menghela nafas berat, pemuda tersebut membuka mata. Tampak sepasang mata hitam legam miliknya yang terlihat memandang cermin menatap pantulan dirinya yang tengah mengenakan pakaian tradisional China berwarna putih sembari mengangguk pasti.

"Gak perlu gugup ya, sayang." Ucap wanita cantik tersebut yang mengambil lengan pemuda untuk ia gandeng sembari terkekeh pelan.

"Kamu udah mau berkeluarga aja ya... Ingat baik-baik, sekarang kamu gak sendiri lagi. Selain menjaga diri kamu, kamu harus menjaga pasangan kamu. Apapun yang terjadi kamu harus bisa menjaga keutuhan keluarga kamu.... Mamah pengen amanatin kamu banyak-banyak, tapi gak bisa." Ucap wanita tersebut yang adalah mamahnya Yibo.

Yibo yang sedari tadi hanya diam menoleh menatap sang mamah, wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Dengan pelan dan bercanda, mamah Yibo menepuk dada Yibo.

"Nanti mamah nangis, hehe.... Yang jelas kalian nantinya harus saling menjaga. Ingat baik-baik." Lanjut Wang Jiao dengan tersenyum lembut saat mendapati putranya itu masih saja tak bersuara dan hanya mengangguk merespon perkataannya.

Kini mereka berdua hampir tiba di sebuah pintu kayu bercat coklat tua, dimana itu adalah tujuan mereka saat ini.

Memahami apa yang dirasakan putranya, dengan tersenyum lebar ia menggenggam erat lengan putranya, sembari membuka pintu tersebut membawa sang putra yang ia gandeng memasukinya. Terlihat kilatan cahaya putih cerah menghalangi pandangan mata Yibo yang belum terbiasa akan cahayanya.

Dengan menepis menggunakan tangannya untuk menghalau cahaya, ia dapat membiasakan penglihatannya. Hal pertama yang dapat ia lihat adalah sebuah pemandangan indah, dimana terbentang langit biru berkilau berkat cahaya matahari, ditambah dengan lautan biru yang yang tak kalah berkilau.

Selain itu, terdapat banyaknya pasang mata yang memandang ke arah dirinya. Ia dengan pelan menarik nafas panjang sebelum akhirnya memberanikan diri melangkah ke depan, tempat dimana ia harus menunggu pujaan hatinya.

Wang Jiao dengan penuh gurat bahagia berjalan menuju suaminya berada. Sebelum menghampiri suaminya, ia meminta Yibo untuk berdiri di posisi seharusnya ia berada.

"Semangat sayang nya mamah. Chup..." Ucap Jiao memberikan dukungan pada putranya itu, tak lupa kecupan singkat agar dapat membantu menenangkan pula.

.
.

Di lain tempat, di salah satu ruangan villa besar milik keluarga Wang.

"Huhuhu.... Nak, kenapa kamu udah nikah aja sihhhhh.... Kamu bakalan ninggalin papah... Huhuhu....." Tangis lebai pria paruh baya yang memeluk erat sang putra dalam dekapannya.

Sweet Yizhan [BL]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang