Ungkapan

1K 101 7
                                    

Selamat membaca 🤗

.
.
.

"M-maaf.." lirihnya dengan pelan.

"Hei, maaf baru menemui mu. Aku tidak menghindar... Hanya saja takut, takut jika kau kecewa lagi pada ku..." Ucap pelan pemuda yang tengah menggenggam tangan lemah pemuda manis yang tengah tertidur lelap dengan wajahnya yang terlihat pucat.

"Zhan, jangan sakit. Kau tahu bukan jika aku akan sedih melihat mu begini." Lirih pemuda tampan dengan matanya yang agak sembab, karena ia menangis dalam diam setelah melihat pujaan hatinya yang terbaring lemah di depannya ini.

Dengan menghapus air mata yang keluar kembali tanpa permisi, ia mengelus surai lembut Zhan dengan tersenyum lirih.

"Maaf aku tidak bermaksud membuatmu begini. Kau harus sehat kembali, huem. Aku janji akan bersama mu lagi."

"Kau tahu, Zhan? Aku tidak pernah sekalipun marah padamu. Aku marah pada diriku sendiri. Aku marah karena kau bersama Yifan, aku cemburu. Namun, aku bukan siapa-siapa mu, hanya sebatas teman." Lirih Yibo dengan menunduk, tanpa melepaskan tautan tangannya yang menggenggam tangan Zhan erat.

"Kenapa kau cemburu?" Tanya pemuda manis dengan suaranya yang agak serak.

"Karena aku menyukaimu Zhan, bukan hanya suka. Tapi sangat mencintaimu." Balas Yibo dengan mencium tangan Zhan lembut tanpa menyadari jika Zhan sadar dan bertanya padanya.

Sekian detik Yibo mencerna, hingga ia mengangkat wajahnya dan mendapati Zhan yang tengah tersadar dengan sepasang mata bulat yang menatapnya hangat.

"Z-zhan? Kau bangun?" Tanya Yibo dengan gelagapan, pasalnya ia telah mengungkapkan perasaannya.

"Kekekeke... Bobo... Kau menggemaskan." Terdengar suara tawa kecil Zhan yang menguar di udara. Seketika membuat Yibo malu, terlihat pipi Yibo yang memerah padam.

"Apa bobo tersipu malu?" Tanya Zhan meraih pipi Yibo dengan tangannya yang di infus.

"Kau mengerjaiku, Zhanzhan?" Tanya Yibo balik tanpa menjawab pertanyaan Zhan.

"Tidak. Yibo sangat berisik, jadi aku terbangun." Balas Zhan tersenyum lembut.

"Maafkan aku." Ucap Yibo dengan menatap wajah Zhan sendu.

"Bobo, tidak perlu minta maaf. Seharusnya Zhan yang minta maaf kepada Bobo. Maaf menyakiti perasaan bobo waktu---."

"Shhhtttt... Tidak perlu dibahas lagi ya, sekarang kita baikan bukan?" Ucap Yibo menghentikan perkataan Zhan.

"Heummmm..." Balas Zhan mengangguk pelan. "Apa benar Bobo mencintai Zhan?" Tanya Zhan tiba-tiba.

Yibo yang sudah kepalang tanggung ketahuan tidak bisa mengelak lagi, ia mengangguk pelan dengan tersenyum canggung.

Zhan tersenyum melihatnya, dengan menggenggam tangan Yibo, ia membisikan sesuatu pada Yibo.

"Zhanzhan juga mencintai Bobo... Hihihi..."

"Apa Zhan serius? Tanya Yibo memastikan.

"Hmmm... Yibo tahu, Zhan sangat sedih dan dada Zhan rasanya sakit sekali saat Yibo tidak ada. Dari situ Zhan menyadari jika Zhan tidak akan sanggup sendirian tanpa Yibo." Jelas Zhan dengan meyakinkan.

Yibo yang mendengarnya tersenyum lembut, dengan penuh kelembutan ia mencium kening Zhan.

"Terima kasih, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan Zhan sendiri lagi." Ucap Yibo setelah melepaskan kecupan singkatnya.

"Huem.. Zhan juga janji akan mencintai Yibo selamanya... Hehehh..."

Tanpa disadari kedua pasang anak Adam itu, mereka telah menjadi bahan tontonan kedua orang tua mereka.

Sebelumya, setelah selesai membeli makanan bersama dengan Na Ying, mamah Yibo kembali menuju ruang rawat putranya, namun tidak menemukan keberadaan Yibo.

"Pah, dimana Yibo?" Tanya Wang Jiao pada suaminya yang tengah fokus pada layar ponselnya.

"Huh? Bukannya tadi Yibo menyusul mamah?" Tanya balik Wang Darren, papah Yibo.

"Apa? Mamah tidak melihat Yibo tadi... Astaga! Kemana perginya anak itu?!" Kesal Jiao. Namun tak berselang lama, handphone nya berbunyi, ternyata pesan masuk dari Na Ying yang memberitahukan jika Yibo di ruang inap Zhan.

Dengan kesal, Jiao menyeret suaminya untuk ikut menghampiri putranya yang nakal itu.

Saat tiba di ruang inap Zhan, dapat Jiao lihat Na Ying yang di luar bersama Xiao Ren.

"Na jie, dimana Yibo?" Tanya Wang Jiao yang menghampiri sepasang suami-istri itu.

"Kau bisa melihatnya sendiri." Tunjuk Na Ying pada pintu yang terdapat pemandangan dari dalam, jika putranya saat ini tengah mencium mesra kening Zhan.

"Astaga, anak itu! Pah, lihat. Dia benar-benar turunan mu!" Kesal Jiao yang tak enak pada Na Ying.

"Kekekek... Tidak apa Jiao, sepertinya mereka telah berbaikan. Dan sepertinya kita harus membicarakan tanggal untuk mereka." Goda Na Ying.

"Mereka belum lulus mah." Tegur sang suami, Xiao Ren pada istrinya itu.

"Ya ya ya... Bilang saja, kau tidak ingin putramu diambil." Balas Na Ying dengan nadanya mengejek.

"Sudahlah, biarkan saja mereka. Bagiamana jika kita makan bersama di kamar Yibo." Ajak Wang Darren menghentikan perbincangan mereka, dimana mendapatkan persetujuan dari ketiganya.

Mereka pun berjalan menjauhi kamar rawat Zhan, meninggalkan sepasang sejoli yang baru berbaikan itu.

.
.
.

Yeyeyyy akhirnya mereka berbaikan 🤭
Terimakasih yang udah mau mampir, jangan lupa tinggalin jejak yaw😆

See you next chapter 👋🏻🥰🤗

By: D.A.n

Sweet Yizhan [BL]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang