-11-

1.1K 191 10
                                    

Rumble
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Name] memandangi surat-surat yang dikirim kaisar. Dahinya mengernyit lantaran isi surat itu yang tidak biasa. Darius memintanya untuk tidak melakukan apapun. Di surat itu tertulis bahwa ia memiliki rencana yang mengharuskan gadis itu tidak terlibat.

"Kompetisi berburu ya?" [Name] ingat Regis membahas ini beberapa kali dengannya. Ia memintanya untuk melindungi Juvelian di hari itu. Tetapi Darius malah memintanya untuk diam saja. Itu bukan hal yang buruk mengingat si kaisar tidak tahu kalau dirinya menjadi dayang di kediaman Floyen.

Bisa gawat jika ia datang bersama Regis ke sana. Penyamarannya mungkin akan terbongkar. [Name] tidak bisa mengambil resiko itu. Jadi ia membuat rencana agar dirinya tak perlu datang ke kompetisi berburu.

"Aku tidak setuju." Namun, inilah masalahnya. Pria di hadapannya ini jelas adalah masalahnya.

"Kenapa Anda tidak mau mengerti sih? Saya sudah katakan kalau ini urusan penting." [Name] mendengus kesal. Entah bagaimana lagi cara dirinya untuk membujuk Regis. Si tuan Duke nampak tidak mau mengalah sama sekali.

"Apapun yang akan kau katakan, aku tak akan setuju, pergilah." [Name] memutar mata. Ia membungkuk sedikit kemudian bergegas pergi dari ruangan Regis. Sekarang dirinya harus mencari cara lain agar tidak perlu pergi ke kompetisi berburu.

Gadis itu berjalanan memasuki asrama pekerja. Ia membuka pintu ruang makan dan bergabung dengan pelayan lain yang sedang makan malam. Mereka semua menyapanya dengan hangat dan ramah.

"Nona Spencer, duduklah cepat, hari ini menunya sup jamur." [Name] tersenyum pada Marilyn yang sudah menggandengnya. Ia duduk di samping gadis itu dan orang-orang dengan bersemangat menyajikan makanan untuknya.

"Silahkan dicoba Nona Spencer," ujar kepala koki. [Name] kembali tersenyum melihatnya. Orang-orang yang ada di kastil ini mengingatkannya dengan para anak buahnya. Ia jadi merindukan mereka semua.

[Name] meraih sendok lalu mengambil sedikit kuah sup jamur itu. Ia akan memasukkannya ke dalam mulut, namun terhenti lantaran mencium aroma aneh. [Name] lalu terdiam cukup lama memandangi mangkuk sup itu.

"Ada apa, Nona Spencer?" Kepala koki bertanya lantaran gadis itu tiba-tiba saja terdiam.

"Apa ini dicampur k-" Ucapan gadis itu terhenti setelah menyadari sesuatu. Ia lalu mendongak dan tersenyum pada si kepala koki. "Sepertinya ini memakai campuran bahan yang bagus, terlihat sangat lezat."

"Ya ampun Anda membuatku khawatir saja, kalau begitu silahkan nikmati hidangannya." [Name] mengangguk lalu mulai menyantap supnya. Yang lain juga melakukan hal yang sama.

Selama beberapa saat suasana di ruangan itu tenang-tenang saja. [Name] juga makan dengan lahap. Sampai tiba-tiba tenggorokannya mulai terasa nyeri. Gadis itu menahannya sembari terus makan. Dia membutuhkan gejala yang lebih parah daripada ini.

Lama kelamaan [Name] tidak tahan dengan rasa sakitnya. Ia berhenti makan lalu mulai batuk-batuk. Semua orang tersentak melihat gadis itu. Marilyn langsung bangkit untuk memberinya air minum.

"Nona Spencer? Ada apa? Anda baik-baik saja?" [Name] tidak bisa menjawab pertanyaan itu lantaran tenggorokannya kini terasa seperti terbakar. Bahkan napasnya mulai sesak. Ia sampai terjatuh dari kursinya.

Semua orang panik melihat hal itu dan lekas membantunya. Orang-orang mengerubunginya. Mereka semua terus bertanya tentang kondisi gadis itu, membuatnya pusing. Lama kelamaan suara mereka semua mulai terdengar samar di telinga [Name]. Lalu tiba-tiba saja semua menjadi gelap.

Kill Your Daughter || Regis Adrey FloyenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang