First Day
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Begitu surat dari [Name] tiba, Regis langsung memerintahkan ajudannya untuk mengirim kereta kuda menjemput gadis itu. Ia ingin agar gadis itu bisa secepatnya menjalankan tugasnya. Regis merasa sangat khawatir jika putrinya akan mendapat serangan lagi.
Regis membaca dokumen-dokumen yang datang bersama dengan surat [Name]. Dokumen itu berisi akta kelahiran dan beberapa informasi mengenai keluarga bangsawan yang gadis itu beli gelarnya. Ternyata gadis itu cukup pandai memilihnya.
Sebelum kedatantangan [Name] di kediamannya, Regis sudah lebih dulu memberitahu Juvelian bahwa dirinya akan mendapatkan seorang dayang penjaga. Awalnya Juvelian merasa aneh karena sang ayah tiba-tiba saja memberinya dayang. Namun kemudian gadis itu menerima saja. Ia percaya bahwa dayang yang dipilih sang ayah pasti adalah orang baik yang akan mengurusnya.
Regis tahu akan membutuhkan waktu lama sampai [Name] tiba. Karena itulah ia melakukan sedikit persiapan, seperti kamar yang akan digunakan gadis itu dan beberapa hal lainnya. Ia melakukannya sendiri karena ia ingin memastikan identitas [Name] tidak terbongkar juga Regis dapat dengan mudah mengawasinya.
Tak terasa waktu berlalu. Hari mulai petang. Berdasarkan perkiraan Regis, [Name] pasti akan segera tiba. Pria itu pun memanggil sang putri untuk menyambut si dayang baru. Juvelian nampak antusias.
Melihat kereta kuda berhenti di hadapan mereka, Regis menjadi was-was. Ia sudah perintahkan beberapa prajuritnya untuk mengawasi kalau-kalau nanti [Name] akan menyerang. Tetapi begitu gadis itu turun dari kereta, selama beberapa saat Regis tertegun.
Penampilan [Name] yang datang memakai gaun hijau tua dengan riasan dan rambut yang ditata rapi membuat Regis terkejut. Gadis itu terlihat jauh berbeda dengan gadis yang ia temui tempo lalu. Regis bahkan sempat tidak percaya kalau itu adalah [Name].
Gadis itu mendekat padanya kemudian membungkuk dan memberi salam. Bibirnya yang dipoles pewarna merah muda tersenyum dan iris hijau kebiruan miliknya nampak berbinar. Membuat [Name] terlihat seperti gadis bangsawan polos yang berasal dari desa.
"Cantik sekali!" Seruan itu berasal dari Juvelian. Regis menoleh dan mendapati sang putri yang tersenyum antusias. "Dimana ayah menemukan dayang secantik ini? Nona adalah ... "
[Name] tersenyum mendengar pujian dari Juvelian. "Terima kasih atas pujian Anda, Tuan Putri. Nama saya [Name] Spencer. Saya adalah putri tunggal dari Baronet Spencer. Saya datang kemari untuk menjadi dayang atas rekomendasi dari tuan Duke." Semua ucapan itu begitu lancar keluar dari mulut [Name].
Gadis itu tidak mengalami kesulitan berpura-pura menjadi bangsawan. Semua itu berkat teman-teman dan para bawahannya yang membantu mengajari etiket dasar. [Name] melirik Regis lalu menyunggingkan seringai tipis seolah memamerkan kehebatannya. Regis membalasnya dengan eskpresi datar seperti biasanya.
"Nona Spencer pasti lelah setelah perjalanan jauh. Silahkan beristirahat di kamar yang telah kami siapkan. Anda boleh mulai bekerja besok. Kepala pelayan dan dayang kepala yang akan membimbing Anda." Ucapan Regis dibalas anggukan oleh [Name]. Si tuan Duke kemudian mengajak sang putri masuk ke dalam.
[Name] memandangi keduanya lalu menyeringai tipis. Di dalam otaknya kini telah tersusun berbagai rencana untuk mengusik ayah dan anak itu.
* * *
[Name] memandang ke luar jendela. Kastil milik keluarga Floyen ternyata begitu luas. Gadis itu bisa melihat berhektar-hektar tanah halaman juga taman bunga yang mereka miliki. Hal seperti itu baru pertama kali ia melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill Your Daughter || Regis Adrey Floyen
Hayran Kurgu[COMPLETE] _________________________________________ Apa yang akan kamu lakukan jika seseorang tiba-tiba datang padamu dan memintamu untuk membunuh Putri kesayangan Duke Floyen? Apakah kamu akan menerima permintaan tersebut atau menolaknya? Kebanyak...